Kilas Balik 2023

93 minutes 79 3

Tahun 2023 ini sepertinya menjadi tahun yang kurang bagus untuk blog saya, di mana di tahun ini, saya hanya sempat menulis 5 tulisan plus tulisan ini, menjadi 6 tulisan.

jam matahari di Gereja Santa Antonius, Ortisei, Italia

Jumlah tulisan ini merupakan yang terendah di blog ini, mengalahkan tahun 2016 yang waktu itu hanya menghasilkan 7 tulisan saja.

Tentu saja, alasannya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu kesibukan.

Bedanya, kali ini saya memang ingin mengurangi kegiatan online saya, yang mana akhirnya di tahun ini saya berhenti total bermain X yang sebelumnya bernama Twitter.

Kini tinggal Instagram saja yang masih cukup aktif, walau saya juga sudah mengurangi waktu saya di Instagram.

Saya memang masih sering mengunggah Story, dan makin ke sini, saya pun mulai mengurangi frekuensi membuka Instagram.

Saat ini, saya masih menghabiskan waktu rata-rata 2 jam per hari di Instagram, dan niat saya adalah mengurangi lagi hingga menjadi 1 jam per hari, atau bahkan mungkin suatu saat nanti saya bisa berhenti main Instagram.

waktu rata-rata di Instagram

Selain Instagram, saya juga kembali bermain Plurk, namun tidak sering juga, dan hanya saya buka saat saya ingin menyampah.

Sebenarnya saya ingin sekali mengalihkan cerita-cerita yang biasanya saya unggah ke Instagram ke tulisan blog, namun lagi-lagi, menulis blog memang tidak segampang membuat Story.

Omong-omong soal blog, saya berencana untuk merombak blog ini, karena bisa jadi konsep blog saya sekarang ini membuat saya jenuh dan tidak memberikan percikan kesenangan.

Not sparking joy“, kalau kata Marie Kondo.

Saya sudah lama ingin meninggalkan WordPress, namun di satu sisi, WordPress masih menjadi mesin blog paling nyaman.

“Love-hate relationship dengan WordPress”, kata anak-anak muda zaman sekarang.

Saya sebenarnya ingin mencoba hal-hal baru di blog, namun keterbatasan WordPress membuat ide-ide saya sulit terpenuhi.

Semoga di tahun 2024 ini, saya bisa mewujudkan ide-ide saya untuk blog ini.

Kembali ke kilas balik, berikut ini beberapa hal yang terjadi sepanjang tahun 2023, yang sebenarnya ingin saya tuliskan di blog, namun tidak sempat tertuliskan.

Oleh karena itu, sebagai kompensasinya, tulisan ini akan sangat panjang, dan mungkin yang terpanjang, karena saya berusaha merangkum hal-hal yang terjadi sepanjang tahun 2023 dalam satu tulisan blog.

Syukur-syukur ada yang mau membaca atau berkomentar.

Jika tidak pun, tidak masalah, karena blog ini memang diniatkan sebagai jurnal dan catatan pribadi kehidupan yang siapa tahu bisa berguna bagi sesama.

Saya menggunakan referensi dari Instagram Story saya untuk mengingat kembali hal-hal yang terjadi di 2023 termasuk menggunakan beberapa foto yang saya unggah di sana.

Januari 2023

Mencoba iPhone 14

mencoba iPhone 14

Di awal tahun ini, saya sempat mencoba iPhone 14, walau akhirnya saya kembalikan ke Apple karena saya masih enggan berpindah dari Google Pixel 4a.

Sebenarnya ini berawal dari istri saya yang ingin berganti ke iPhone 14 Pro, karena ponsel Google Pixel 3a-nya tidak bisa nyala lagi.

Namun karena saat itu bulan Desember 2022 dan menjelang natal, seluruh stok iPhone 14 Pro yang baru rilis pada September 2022 habis.

Kami bahkan sudah berkeliling ke berbagai toko, dan semuanya tidak memiliki stok iPhone 14 Pro yang bisa langsung diangkut.

Akhirnya kami menuju ke Apple Store di area Kurfürstendamm dengan harapan stok masih tersedia.

Rupanya yang tersedia di Apple Store pun hanya iPhone 14.

Karena istri butuh ponsel segera, akhirnya kami membawa pulang iPhone 14 tersebut, sembari melakukan pembelian iPhone 14 Pro online melalui situs Apple di Apple Store yang barangnya akan dikirim 2 pekan kemudian.

Jika tahu begitu, sejak awal kami tentu sudah membeli secara online tanpa harus keluyuran malam-malam dingin-dingin menjelang natal, toh sama-sama menunggu 2 pekan.

Ketika nanti iPhone 14 Pro tersebut sudah datang, iPhone 14 bisa dikembalikan ke Apple dan uang akan dikembalikan secara utuh.

Biasanya, Apple hanya memberi waktu selama 14 hari untuk pengembalian, namun karena akhir tahun 2022, seluruh pembelian di Apple Store bisa dikembalikan hingga 7 Januari 2023.

Di Jerman, barang yang dibeli memang biasanya bisa dikembalikan dalam jangka waktu rata-rata 30 hari, tapi Apple memang punya kebijakan tersendiri.

Akhirnya iPhone 14 Pro yang ditunggu datang lebih cepat di mana barang dikirim ke rumah dari gudang Apple di Republik Ceko menggunakan kurir ekspress DHL.

mengembalikan iPhone 14 ke Apple Store

Sebelum dikembalikan, iPhone 14 tersebut saya gunakan beberapa hari, di mana siapa tahu saya tertarik dan menggantikan Google Pixel 4a saya yang memang baterainya sudah tidak lagi bisa menahan daya cukup lama.

Proses pemindahan data dari iPhone 14 ke iPhone 14 Pro ternyata sungguh sangat mudah dan canggih.

Saya cukup takjub, apalagi sudah lama sekali saya tidak menggunakan iPhone, di mana iPhone pertama dan terakhir saya adalah iPhone 4S.

Luar biasa memang ekosistem Apple, yang memang saya akui, merupakan keunggulan tersendiri.

Pantas saja jika banyak orang menyebut ekosistem Apple sebagai walled garden, di mana pengguna diberi banyak kemudahan agar tidak pindah dan selalu loyal alias jadi Apple fanboy/girl.

Sayangnya, setelah menggunakan sekitar 2 pekan, saya merasa iPhone 14 kurang cocok buat saya, dan akhirnya iPhone 14 tersebut saya kembalikan ke Apple Store, tentu setelah seluruh data saya hapus.

Proses pengembaliannya pun cukup mudah dan cepat.

Saya datang langsung ke Apple Store dengan hanya membawa nota pembelian dan iPhone 14 yang masih lengkap.

Petugas lalu memeriksa kelengkapan dan kemudian memindai kode pemesanan saya yang ada di nota dan uang akan langsung dikembalikan ke metode pembayaran yang digunakan.

Prosesnya sangat mudah dan simpel, bahkan kurang dari 5 menit.

Benar saja, besoknya uang pengembalian dari Apple masuk ke rekening dengan utuh.

Mengalami Kenaikan Tarif Listrik

informasi kenaikan tarif listrik dari Vatenfall

Di bulan Januari 2023 ini pula pertama kalinya kami mengalami kenaikan tarif listrik.

Kami menggunakan layanan listrik dari perusahaan listrik Swedia, Vatenfall, yang pada saat itu tarifnya termasuk paling murah di antara penyedia layanan listrik lainnya.

Di Jerman, listrik memang dikelola oleh perusahaan swasta, dan konsumen bisa leluasa memilih layanan yang paling sesuai.

Jika misal layanan listriknya buruk atau dianggap terlalu mahal, konsumen bisa pindah ke perusahaan listrik lainnya.

Sistem pembayaran listrik di Jerman pun berbeda dengan di Indonesia, di mana kami membayar tarif flat per bulan selama masa kontrak, misal setahun atau dua tahun.

Jika penggunaan listriknya hemat, di akhir tahun masa kontrak, pelanggan akan mendapatkan pengembalian uang dari kelebihan bayar, dan sebaliknya jika penggunaan listriknya berlebihan, di akhir tahun, pelanggan akan ditagih kekurangannya.

Di tahun 2022 ini, kami sempat mendapatkan pengembalian uang listrik, namun tidak disangka, tahun ini kami terkejut karena harga listrik naik setidaknya 33%.

Kemungkinan ini karena imbas dari perang Ukraina-Rusia yang belum juga selesai, di mana Jerman sempat kelimpungan mencari sumber energi lain terutama minyak dari Rusia untuk pembangkit-pembangkit listriknya.

Di satu sisi, kami pun harus bisa menghemat lagi penggunaan listrik, apalagi di tahun ini, inflasi mulai terasa imbasnya.

Tes Alergi dan Vaksinasi Covid-19 Keempat

menjalani tes alergi

Sejak tinggal di Jerman, setiap kali musim semi datang, saya selalu batuk-batuk.

Saya menduga ini adalah alergi serbuk sari, di mana ada beberapa jenis pohon yang serbuk sarinya memang bisa memicu alergi.

Di Indonesia, saya tidak pernah mengalami ini, karena memang pohon-pohon ini tidak ada di Indonesia.

Awalnya saya tidak yakin jika yang saya alami adalah alergi serbuk sari, namun karena hal ini terus terulang, akhirnya saya berkonsultasi ke dokter THT.

Dokter THT tidak yakin dengan apa yang saya alami, karena reaksi serbuk sari saya, jika memang alergi serbuk sari, berbeda dengan reaksi alergi serbuk sari pada umumnya.

Untuk memastikan apakah saya memiliki alergi serbuk sari atau tidak, saya pun menjalani tes alergi, di mana kulit saya ditusuk dengan jarum, kemudian alergen atau zat yang biasanya menyebabkan alergi, diteteskan ke bekas tusukan.

Ada sekitar 20 zat yang diteteskan ke area tangan saya, untuk kemudian diperiksa reaksinya seperti apa.

Jika muncul benjolan pada area yang ditetesi zat tertentu, kemudian bisa diketahui penyebab alerginya apa.

Yang mengejutkan, ternyata saya tidak bereaksi dengan beberapa alergen yang berasal dari pohon-pohon yang biasanya menyebabkan alergi.

Mungkin penyebab alergi saya adalah hal lain, dan bukan serbuk sari.

Ini yang hingga sekarang, saya tidak mengetahui penyebab pasti kenapa setiap musim semi, saya selalu batuk-batuk.

Kemungkinannya adalah saya memang sensitif dengan partikel mikro, namun anehnya, saat saya tinggal di Indonesia yang polusinya lebih tinggi, saya justru tidak apa-apa.

Apa mungkin saat di Indonesia, saya terlalu abai sehingga menganggap hal semacam ini adalah hal yang biasa?

Di bulan ini pula, saya mendapatkan vaksin Covid-19 keempat dan terakhir, karena akhirnya di tahun ini pula pandemi Covid-19 dinyatakan berakhir.

Februari 2023

Pemilu Negara Bagian Berlin

salah satu baliho kampanye pemilu negara bagian Berlin

Bulan ini merupakan bulan politik di Berlin, karena pada bulan ini diselenggarakan pemilu negara bagian Berlin, yang merupakan pemilu ulangan karena hasil pemilu pada November 2022 dianggap tidak sah.

Meski begitu, tidak ada keramaian yang terjadi, karena penyelenggaraan pemilu di Jerman, kampanye di jalanannya termasuk sepi dan tidak seramai seperti di Indonesia.

Yang sama dengan musim pemilu di Indonesia adalah bermunculannya baliho para kandidat yang bertebaran di jalan, mencoba mencari suara untuk bisa duduk di Abgeordnetenhaus alias DPRD.

Meski saya tidak memiliki hak pilih, namun saya tetap mengikuti pemilu ini karena kebijakan pemerintah Berlin dipengaruhi oleh partai-partai yang duduk di parlemen.

Untungnya, hasil pemilu masih didominasi oleh partai-partai moderat kiri yang cenderung liberal-sosialis, yaitu CDU, SPD, Grüne, dan Die Linke.

Meski begitu, partai kanan AfD meraup hasil yang lumayan, yang juga menimbulkan kekhawatiran warga.

Mencoba Makanan Berbagai Negara

makanan dari berbagai negara di acara makan siang kantor

Saya cukup beruntung karena kantor saya merupakan kantor yang heterogen, di mana setidaknya ada 95 kebangsaan bekerja di sana.

Tim saya sendiri pun, berasal dari beberapa negara, yaitu India, Bangladesh, Turki, Ukraina, Nigeria, Kenya, Brasil, Slovakia, dan Rusia.

Di bulan ini pula, kami akhirnya sepakat untuk mengadakan makan siang bersama di kantor, dengan cara potluck, di mana masing-masing membawa makanan khas negaranya, untuk kemudian nanti dibagi dan dimakan bersama-sama.

Makanan yang dibawa pun kalau bisa adalah makanan yang biasa dimakan sehari-hari saat makan siang.

Saya sendiri membawa gado-gado dan tempe mendoan karena banyak rekan kerja yang vegan atau vegetarian, sehingga bisa dibilang cukup aman.

Namun tentu saja, gado-gado mengandung kacang, yang bisa menjadi masalah untuk yang memiliki alergi kacang.

Di acara ini, rekan kerja dari Bangladesh membawa makanan khas yang merupakan hasil masakannya, yaitu makanan yang mirip dengan rendang, namun dagingnya terbuat dari daging kambing muda.

Rasa rempahnya sedikit berbeda dengan rempah rendang, namun rasanya mirip, yang rupanya mirip dengan makanan yang biasa ada di India.

Sayangnya, saya sendiri tidak ingat nama makanan ini.

Mengobati Kangen Makanan Melayu di Ma-Makan

kedai Mamakan Berlin

Selain mencoba makanan dari berbagai negara, saya juga sempat mengobati rasa kangen dengan makanan melayu, terutama gagrak Singapura-Malaysia, di sebuah kedai kecil alias kopitiam yang baru buka.

Kedai kecil ini bernama Ma-Makan, yang mana meski makanan yang disediakan adalah makanan khas melayu, namun pemiliknya adalah orang Singapura.

Begitu melihat bangku plastik berwarna merah yang biasa terlihat di warung-warung bakso terjajar di luar kedai, saya langsung yakin bahwa makanan di kedai ini otentik.

Di Berlin, seringkali makanan dari suatu negara, merupakan hasil perpaduan dan kurang otentik.

Misalnya, kedai sushi atau ramen di Berlin, rata-rata dikelola oleh orang Vietnam atau Cina.

Sementara kedai Thailand juga menjual pho yang notabene adalah makanan Vietnam.

Ma-Makan ini rupanya cukup populer, karena dari Instagram mereka, pengunjung harus antre untuk bisa masuk dan duduk di tempat ini, karena memang tempatnya kecil.

Jumlah mejanya pun terbatas, seingat saya tidak lebih dari sepuluh.

Pantas saja jika kedai ini selalu ramai, apalagi lokasi kedai ini berada di kawasan yang cukup edgy, di Berlin Timur, yang terkenal sangat beragam.

kaya toast dan teh tarik kedai Mamakan

Kami bahkan datang sebelum jam buka kedai, yaitu jam 12.00, karena tidak ingin mengantre terlalu lama.

Rupanya kami tidak sendiri, karena saat kami datang, sudah ada beberapa orang yang rupanya juga sudah mengantre.

Kami tentu saja memesan kaya toast alias roti bakar dengan selai sarikaya buatan kedai.

Selai sarikaya ini juga dijual terpisah, namun menurut saya, keistimewaannya hilang jika tidak bisa dipadukan dengan toast empuk panggang.

Teh tariknya pun istimewa, karena memang memang perpaduan susu khusus yang dibawa dari Singapura atau Malaysia, yang manisnya khas.

Tidak hanya makanannya yang otentik, suasana di dalam kedai pun lumayan otentik, misalnya meja logam yang sangat khas dan biasa ditemui di kakilima (hawker) di kawasan Singapura atau Malaysia.

Lucunya, si pelayan kedai ini bukan orang melayu, namun perempuan muda kulit putih yang nyentrik, dengan rambut dicat warna-warni, bertato, dengan tindik di sana-sini, khas anak Berlin Timur yang edgy.

Pelayan kedai ini cukup menguasai menu, termasuk menjelaskan menu-menu dan cara makannya (terutama sarikaya toast yang dipadu dengan telur setengah matang) kepada pengunjung yang bukan orang melayu.

Saat melayani kami pun, si pelayan langsung tahu dan berkata, “kalian sudah tahu kan, ya? jadi ku tidak perlu menjelaskan (menu ini) lagi”.

Maret 2023

Merayakan Ulang Tahun

donat ucapan ulang tahun

Di bulan ini, saya merayakan pertambahan usia saya yang bisa dibilang tidak lagi muda.

Rasanya sepertinya baru kemarin saya lulus sekolah, lulus kuliah, bekerja, menikah, dan pindah negara.

Namun saya harus tersadar bahwa saat melihat teman-teman seusia saya sudah beranak pinak dan anak-anaknya sudah masuk SD bahkan SMP, rasanya kok ya saya mulai harus mengurangi kenakalan-kenakalan masa muda tua saya.

Banyak pencapaian, namun banyak juga hal-hal yang belum tercapai.

Tapi yang namanya kehidupan, seperti kata Chairil Anwar, “nasib adalah kesunyiannya masing-masing”.

Sebenarnya saya bukan orang yang suka merayakan ulang tahun, namun istri adalah orang yang sebaliknya, merasa ulang tahun harus dirayakan.

Maka kami pun mengadakan syukuran kecil-kecilan, walau hanya dengan membeli donat custom berbentuk huruf-huruf.

Lucunya, si penerima alias yang sedang ultah lah (saya) yang diminta untuk mengambil sendiri donatnya ke toko untuk dibawa pulang.

Istri juga memberikan sebuah kado kecil, yang sebenernya sudah saya rengek sebelumnya, yaitu benda-benda yang berhubungan dengan kucing.

Mengunjungi Museum Madame Tussauds Berlin

berpose bersama boneka lilin kanselir Jerman, Olaf Scholz, di Museum Madame Tussauds Berlin

Sebagai pecinta gratisan, tentunya saya tidak menyia-nyiakan kesempatan.

Salah satunya adalah tiket gratis mengunjungi Museum Madame Tussauds Berlin untuk pengunjung yang sedang berulang tahun.

Memang harus diakui, bahwa museum ini sangat menarik, apalagi melihat bagaimana detailnya patung-patung lilin ini dibuat.

Tidak hanya tokoh-tokoh dunia, tapi beberapa selebritis lokal Jerman juga dibuatkan patungnya dengan skala 1:1.

Ada beberapa tokoh yang saya kenal ada di sini, antara lain mantan Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Kanselir Jerman saat ini, Olaf Scholz.

Atau sosok mantan Walikota Berlin, Klaus Wowereit, yang pada tahun 2003 kutipannya viral dan terkenal, “Berlin miskin, tapi seksi (Berlin ist arm, aber sexy)”.

Ada juga sosok Presiden John F. Kennedy yang kutipannya juga terkenal, “Ich bin ein Berliner“, yang secara gramatikal kurang pas, namun justru jadi terkenal, karena sering diplesetkan dari “aku adalah warga Berlin”, menjadi “aku adalah sebuah donat”, karena kata “Berliner” sering digunakan untuk menyebut salah satu jenis donat.

Tidak hanya patungnya yang detail, namun situasi dan suasana di sekitar si patung benar-benar dibuat untuk mendukung si tokoh.

Menonton John Wick: Chapter 4

poster film John Wick: Chapter 4

Saya merupakan penggemar film John Wick yang diperankan oleh Keanu Reeves.

Walau makin ke sini, perkembangan tokoh dan ceritanya makin agak gimana, namun saya tetap menyukai dan terus mengikuti.

Begitu mendengar bahwa film ini akan masuk Jerman di saat yang sama dengan jadwal peluncurannya, saya tentu antusias.

Biasanya film-film Hollywood baru masuk ke Jerman agak terlambat.

Ini karena film-film ini perlu disulihsuarakan dulu ke Bahasa Jerman.

Di Jerman, mencari bioskop yang menayangkan film dengan bahasa asli agak sulit, karena biasanya filmnya sudah disulihsuara ke Bahasa Jerman.

Orang Jerman memang tidak terbiasa membaca takarir alias subtitle, tidak seperti di Indonesia yang bisa membaca takarir film.

Saat film John Wick: Chapter 4 menayangkan adegan-adegan di Berlin, saya langsung merasa agak mengernyitkan dahi, karena merasa aneh.

Karena saya tinggal di Berlin, dan tahu lokasi-lokasi syuting itu, merasa, “loh kok gini, kok gitu?”.

Yah, namanya juga film, jadi ya sudah lah, ya.

Saya pun teringat, pernah berada di salah satu lokasi syuting ini, yaitu di Berliner Dom, di mana saat itu banyak mobil-mobil syuting produksi film parkir di sekitar lokasi.

Karena Berlin memang sering digunakan untuk syuting, saya tidak mengira jika saat saya berkunjung itu, sedang syuting John Wick.

Saya bisa menyimpulkan demikian, karena memang terasa sekali suasananya, dari mobil-mobil yang digunakan, nama-nama perusahaan yang digunakan, tercermin bahwa ini salah satu film besar.

Mengalami Mogok Masal Kereta Terbesar

terkena imbas aksi mogok kereta terbesar di Jerman

Di Jerman, angkutan kereta api adalah salah satu tulang punggung transportasi nasional.

Bayangkan jika hari itu, karyawan perusahaan nasional Deutsche Bahn yang tergabung dalam serikat karyawan EVG melakukan aksi mogok kerja sehingga tidak ada layanan kereta api sama sekali.

Tentu saja, hasilnya adalah chaos!

Apalagi aksi mogok ini ikut mempengaruhi jadwal S-Bahn yang juga dikelola oleh Deutsche Bahn.

Untungnya, bus, tram, dan U-bahn tidak ikut mogok karena dikelola oleh perusahaan transportasi lokal, yaitu BVG.

Aksi mogok ini terjadi karena tuntutan karyawan Deutsche Bahn atas kenaikan gaji untuk mengompensasi imbas inflasi tidak kunjung dipenuhi oleh perusahaan.

Beberapa kali aksi negosiasi hingga mogok kecil-kecilan dilakukan, namun karena tidak mencapai kata mufakat, akhirnya aksi mogok Mega Strike pun terjadi.

Aksi mogok ini juga berimbas ke transportasi lain, misal membludaknya penumpang bus hingga pembatalan jadwal penerbangan karena akses utama ke bandara yang rata-rata dijangkau dengan kereta terhenti.

Pergi ke Paris, Prancis

penumpang membludak menunggu bus menuju bandara

Sayangnya, saat aksi mogok Mega Strike terjadi, kami pas harus berangkat ke Paris, Prancis untuk liburan.

Kami tentu saja pusing memikirkan cara untuk mencapai bandara, karena kami mempercayakan kereta untuk menuju Bandara Berlin Brandenburg (BER).

Jika terpaksa, kami mungkin akan menggunakan taksi atau taksi online, tapi tentu ongkosnya jadi lumayan membengkak.

Untungnya masih ada bus yang melayani rute ke bandara, meski kami harus sambung menyambung, naik U-bahn lalu berganti bus.

Waktu tempuhnya pun jadi lebih lama, sehingga kami pun harus berangkat lebih awal.

Jika biasanya dengan kereta, waktu tempuhnya 45 menit, dengan bus bisa 2 jam karena harus transit dan menunggu jadwal kedatangan bus.

Tidak hanya itu, rupanya bus pun kewalahan karena penumpang membludak.

Walau akhirnya kami sampai di bandara dengan selamat, drama perjalanan kami ke Paris belum berakhir.

informasi tentang gangguan layanan kereta karena aksi demonstrasi di Paris, Prancis

Rupanya di Paris juga sedang ada aksi protes serupa, namun bedanya protes ini dipicu karena keputusan presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang menaikkan batas usia pensiun dari 62 tahun ke 64 tahun.

Paris sendiri sebenarnya masuk di daftar bawah tujuan kami, karena kami merasa Paris kurang menarik.

Apalagi kesan Paris yang kumuh, banyak copet, banyak scam dan tourist trap, membuat kami kurang berminat untuk pergi ke Paris.

Namun rupanya Paris tidak seburuk yang kami duga.

Orang-orang bilang jika warga Paris ketus-ketus, judes, tidak mau berbahasa Inggris, justru kami mengalami hal sebaliknya.

Warga Paris justru ramah, sangat membantu, dan tidak berkeberatan berbahasa Inggris.

Saat kami kebingungan saat hendak membeli tiket kereta di Bandara Charles-de-Gaulle (CDG), petugasnya ramah dan sigap membantu kami memilih menu di mesin tiket.

Coba saja kalo ini di Jerman, boro-boro ada petugas, kalo pun ada, paling hanya dijawab, “itu kan ada instruksinya di mesin!”

Kami yang biasa dijudesi di Berlin merasa bahwa Paris sudah cukup ramah.

Val D’Europe, mal terbesar di Eropa

Contoh lain keramahan warga Paris, misal saat saya hendak boarding waktu hendak pulang ke Berlin, petugas berkulit putih yang memeriksa identitas saya, begitu membaca kewarganegaraan saya, berkata, “terima kasih”, saat mengembalikan kartu identitas.

Saya yang kaget karena tidak menduga, langsung kikuk, dan menjawab, “sama-sama”, lalu menuju pesawat.

Mungkin karena saking banyaknya orang Indonesia yang berkunjung ke Paris, maka warga Paris pun mau berusaha untuk mempelajari sedikit kata dalam Bahasa Indonesia.

Di Paris, kami tidak banyak berkunjung ke tempat-tempat wisata populer, karena tujuan kami ke Paris sebenarnya adalah ke Disneyland Paris, yang sebenarnya berada di luar area Paris.

Namun agar terasa bahwa kami memang di Paris, kami mengunjungi beberapa tempat wisata populer seperti Menara Eifel dan Museum Louvre.

Selain itu, kami justru tertarik mengunjungi pusat perbelanjaan Val D’Europe yang konon katanya terbesar di Eropa.

Di Eropa, mal-mal memang tidak sebesar dan semegah mal di Indonesia atau Asia, jadi jika dibilang mal besar, ukurannya bisa dibilang kalah megah dan kalah besar dengan mal di Indonesia.

Saya penasaran dengan mal ini karena ingin mengunjungi Pazzi Pizza, sebuah kedai pizza yang pelayannya adalah robot.

Sayangnya, saat kami ke sana, kedai tersebut sudah tutup permanen.

Berkunjung ke Disneyland Paris

di Disneyland Paris

Disneyland Paris merupakan salah satu tujuan impian kami, dan baru tahun ini kami bisa datang berkunjung.

Meski kami bukan penggemar wisata wahana seperti ini, kami biasanya datang karena temanya.

Kami pernah mengunjungi Universal Studios Singapore atau berkunjung ke wahana stroberi Karl’s.

Yang membuat kami jatuh hati dengan Disneyland Paris, meski kami belum pernah berkunjung ke wahana Disney lain, adalah karena wahana ini merupakan satu-satunya di Eropa, dan saat saya dan istri ke sana, Disneyland Paris tengah merayakan ulang tahunnya yang ke-30.

Alasan lainnya, tema klasik Disneyland Paris sangat kuat, apalagi bentuk istana yang menjadi iconnya adalah istana dari kisah Putri Tidur (The Sleeping Beauty) yang warnanya yang khas, merah muda, dengan atap berwarna biru, menjulang ramping ke atas.

Tidak hanya itu, pepohonan di sekitar kastil juga dibentuk balok seperti pada buku cerita bergambar.

Istri saya bercerita bahwa saat kecil, ia ingin pergi ke Disneyland karena melihat video klip lagu Remember the Magic yang dinyanyikan oleh Brian McKnight yang dirilis pada tahun 1996.

Beda dengan istri, saya sejak kecil terpapar dan gemar dengan komik Donal Bebek.

Apalagi saat melihat iklan Disneyland Paris yang berjudul The Little Duck, saya makin ingin berkunjung.

Salah satu mantra Walt Disney, “If you can dream, you can do it.” terasa sangat kuat melatari iklan tersebut.

Tentu saja, lagu dengan lirik kuat, plus tokoh bebek kecil dan Donal Bebek, membuat iklan tersebut tak lekang dari kepala.

Kami sendiri lebih mengejar experience temanya daripada naik ke wahananya, walau tentu ada beberapa wahana populer yang memang kami ingin kami naiki.

Menonton parade dan pertunjukan kembang api di malam penutupan Disneyland merupakan checklist yang harus kami centang.

Istri saya bahkan membuat Instagram Reels tentang Disneyland Paris dengan menggunakan lagu Remember the Magic.

Selain itu, ia juga membuat satu Instagram Reels saat parade.

Menginap di Hotel Disney Newport Bay Club

tiket Disneyland dan kartu hotel Newport Bay Hotel Disney

Seperti yang kami bilang, kami ingin merasakan experience Disney secara total.

Kami pun memesan tiket ke Disneyland Paris untuk 2 hari satu malam plus menginap di salah satu hotel Disney.

Dari sekian banyak hotel yang dikelola dan dimiliki Disney, Hotel Newport Bay Club Disney, merupakan yang paling masuk di anggaran kami.

Tidak hanya harganya yang lumayan terjangkau, lokasi hotel ini juga cukup strategis.

Dengan harga paket seperti ini, jatuhnya jadi lebih murah karena kami mendapat akses langsung masuk ke Disneyland Paris melalui pintu khusus, serta akses ke Magic Hour di mana kami bisa masuk ke Disneyland Paris satu jam lebih awal sebelum jam buka.

Ini sangat menguntungkan jika ingin berfoto sebelum banyak orang datang atau naik wahana populer tanpa antre lama di pagi hari.

Tiket masuknya pun beda, karena berupa kartu yang sekaligus kunci kamar hotel.

Kunci kamar hotel bernama MagicPass ini nantinya boleh dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.

Nama kami pun ditulis di MagicPass, menambah kesan personal dan detail khas Disney.

Hotelnya pun cantik, dengan tema laut, yang meski terlihat tua, karena memang hotel lama, namun justru terasa mewah dan klasik.

Kami suka sekali dengan hotel ini, karena menambah seru pengalaman kami dengan Disney.

Jika ada dana lebih, saran saya ambil paket menginap di salah satu hotel Disney jika berkunjung ke Disneyland, apalagi jika ingin merasakan pengalaman total Disney, karena ada keuntungan lebih, dan jika dihitung-hitung, jatuhnya jadi best for value.

Makan di Bistrot Chez Rémy

makan di Bistrot Chez Rémy

Jika menonton Ratatouille, pasti tidak asing dengan si tikus pintar masak bernama Rémy.

Di akhir film diceritakan bahwa si tikus berbakat tersebut akhirnya membuka restorannya sendiri.

Kami pun merasakan pengalaman makan di restoran yang seolah-olah sedang makan di restoran yang dikelola oleh Rémy, yang berada di dalam Walt Disney Studio Park.

Karena kami merupakan tamu hotel Disney, kami mendapatkan paket makan di restoran yang bisa dipilih dan tentunya kami memilih makan di tempat ini.

Kami pun harus melakukan reservasi karena kami tidak ingin tidak kebagian tempat.

Benar saja, saat kami datang, ada banyak orang yang harus antre menunggu kursi kosong karena penuh.

Kami pun juga ikut menunggu, namun tidak lama, karena kami sudah memiliki reservasi.

Begitu masuk, benar saja, saya seperti menyusut dan masuk ke dalam restoran yang dikelola Rémy, seperti di film Ratatouille!

dekorasi di Bistro Chez Rémy

Kursi dan meja yang terbuat dari tutup botol dan cork, piring-piring makan dan garpu sebagai pemisah, lengkap dengan atap dedaunan dan lampu natal sebagai lampu utama.

Para pelayannya pun mengenakan seragam dengan warna putih-marun, persis seperti di film.

Rasanya saya ingin memutar lagu Le Festin yang dinyanyikan oleh Camille, untuk memperkuat suasana.

Karena kami sudah melakukan reservasi dan memilih paket menu saat reservasi, kami hanya menunjukkan MagicPass kami, dan makanan pun segera diproses.

Pesanan kami datang cukup lama, dan kami cukup maklum karena pengunjungnya banyak, seluruh meja penuh, dan pelayan tampak wara-wiri melayani para tamu.

Menu yang kami pesan terdiri dari menu utama saja, karena untuk paket yang termasuk menu pembuka dan penutup, harganya cukup lumayan.

Apalagi mengingat kami di Eropa, yang mana biasanya porsinya cukup besar, membuat kami sadar diri dengan kapasitas perut kami.

Kami masing-masing memesan menu steak, namun sausnya berbeda-beda.

Tentu saja, kami juga mendapatkan semangkuk kecil ratatouille.

Sesuai dugaan, kami sempat kewalahan menghabiskan steak kami, karena porsinya besar ditambah kentang dan ratatouille.

Secara rasa, steak di restoran ini tidak istimewa, bahkan bisa dibilang standar, namun pengalaman makan yang ingin kami cari di restoran ini.

Bulan Ramadan dan Hari Raya Nyepi

ucapan Ramadan Mubarak di Hotel Moxy Val D’Europe, Paris

Di bulan ini pula, bulan Ramadan dimulai.

Saat kami menginap di Hotel Moxy Val D’Europe, Paris, kami mendapatkan sambutan menyenangkan saat check-in.

Karena hotel kami menyediakan sarapan, pihak hotel memberikan pilihan untuk menyediakan makan sahur kepada tamu yang berpuasa dengan memberitahu pihak resepsionis sehari sebelumnya.

Sebuah gesture yang menyenangkan dari pihak hotel di Paris, mengingat populasi muslim di Prancis merupakan yang terbesar di Uni Eropa.

Pada tahun 2017, tercatat ada sekitar 6 juta umat muslim yang tinggal di Prancis.

Puasa pada Ramadan tahun ini memang tidak sepanjang pada puasa pada tahun-tahun sebelumnya, karena puasa pada tahun ini jatuh di sekitar musim semi, yaitu sekitar 19-20 jam.

Dibanding tahun-tahun sebelumnya yang jatuh saat musim panas, puasanya bisa mencapai 21-22 jam.

Di Indonesia, hari pertama puasa Ramadan hampir bersamaan dengan Perayaan Hari Raya Nyepi.

April 2023

Paskah, Musim Semi, Idulfitri, dan Akhir Pandemi

Di bulan ini, tiada hal istimewa yang terjadi, kecuali Hari Raya Paskah yang jatuh pada awal bulan, sebagai tanda masuknya musim semi.

Hari Raya Idulfitri juga jatuh pada bulan ini, di mana kami merayakan dengan sederhana, di mana saya mengambil cuti sehari untuk menelepon keluarga di Indonesia.

Selain itu, saya mendapatkan notifikasi dari aplikasi WarnApp yang selama ini digunakan untuk melakukan pelacakan penyebaran Covid-19, yang menyatakan bahwa mulai 1 Mei 2023, aplikasi ini tidak lagi berfungsi karena pandemi dinyatakan usai.

Walau lega, namun di satu sisi saya merasa sedih juga ketika harus berpisah dengan aplikasi yang sempat menjadi garda terdepan pengendalian penyebaran Covid-19 di Jerman.

Meski begitu, saya tidak menghapus aplikasi ini dari ponsel saya sebagai pengingat dan kenang-kenangan bahwa dulu pernah ada aplikasi semacam ini.

Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan aplikasi ini, karena aplikasi ini merupakan aplikasi terbuka yang terwujud karena kolaborasi dari berbagai pengembang perangkat lunak di Jerman dan di seluruh dunia.

Mei 2023

Musim Panas, Stroberi, Ceri, Sakura, dan Ladang Bunga Raps

Bulan ini merupakan awal dari musim panas, yang ditandai dengan munculnya stroberi Karl’s!

Soal stroberi Karl’s ini, saya pernah menulis soal stroberi favorit saya di blog ini.

Selain stroberi, buah-buah lain juga bermunculan, seperti ceri di supermarket-supermarket.

Saya suka buah ceri yang rasanya manis dan renyah.

Kami bahkan pernah melakukan wisata memetik ceri di kebun di penghujung musim panas 2 tahun lalu.

Di musim panas ini, kami juga merayakan musim panas yang menyenangkan dengan mengunjungi kembali jalur sakura yang dulunya tembok Berlin yang memisahkan Berlin Barat dengan Jerman Timur.

Area ini memang menjadi favorit warga Berlin untuk menikmati musim panas sambil melihat bunga sakura yang sedang mekar.

Kali ini kami tidak hanya menikmati bunga sakura, namun kami juga menyusuri jalur sakura ini sejauh sekitar 3 kilometer hingga sampai pada ladang Bunga Raps (Brassica napus), yang biasa dijadikan minyak goreng.

di ladang Bunga Raps

Bunga Raps yang berwarna kuning ini begitu cantik, membuat tempat ini cocok untuk berfoto.

Rupanya saat kami ke sana, kami tidak sendiri.

Banyak juga warga yang rupanya memiliki ide yang sama dengan kami, berfoto di ladang Bunga Raps.

Kami sendiri tidak mengetahui siapa pemilik ladang yang secara administratif masuk ke wilayah Brandenburg ini.

Jika ladang ini milik swasta atau perseorangan, kenapa ada jalan membelah yang bisa dilalui oleh warga?

Namun jika dimiliki oleh pemerintah, lembaga apa yang mengelola dan bertanggungjawab?

Kami punya cerita lucu dan memalukan terkait dengan ladang ini, karena pada tahun lalu, saat kami berkunjung ke tempat ini, kami sempat kecele, karena ternyata tanaman yang ditanam di ladang ini adalah gandum.

Rupanya masa tanam bunga Raps sudah habis dan ladang diganti dengan ladang gandum.

Pantas saja waktu kami datang saat itu sedikit heran, Bunga Raps yang harusnya kuning kok warnanya coklat?

Wandern di Teufelberg

dengan latar belakang Teufelberg

Di tahun ini pula lah kami memulai wandern atau trekking pertama selama tinggal di Berlin.

Kami mungkin pernah melakukan kegiatan menyusuri taman dan hutan ini, namun tidak pernah diniatkan, sehingga tidak kami hitung sebagai wandern.

Sebagai pemula, kami pun mencoba rute wandern yang mudah dan dekat.

Beruntung di Berlin, banyak terdapat bukit dan area hijau yang mudah dijangkau dengan angkutan umum.

Kami pun memutuskan melakukan wandern ringan dengan mendaki bukit Teufelberg, di area hutan hijau Grünewald, yang dulunya merupakan pusat mata-mata Amerika (NSA) pada masa Tembok Berlin berdiri.

Gedung Teufelberg ini berada di kawasan berbukit, yang cocok untuk menangkap siaran radio percakapan pihak Jerman Timur.

Kini gedung yang memiliki bentuk menarik dengan atap bola ini diubah menjadi area aktivitas seni dan edukasi.

Karneval der Kulturen 2023

salah satu peserta Karneval der Kulturen 2023

Setelah acara ini tidak diadakan secara 2 tahun berturut-turut karena pandemi, acara karnaval kebudayaan dari berbagai lembaga ini kembali diadakan pada tahun ini.

Namun tidak seperti tahun 2019 sebelumnya, acara ini sedikit berubah lokasinya, dimana cukup mempengaruhi jalannya karnaval.

Jalan yang digunakan sedikit lebih sempit dan peserta karnaval tidak sebanyak tahun sebelumnya.

Para penonton pun tidak setertib tahun sebelumnya, plus petugas keamanan terasa kurang tegas kepada penonton yang menggangu kelancaran karanaval.

Kami pun merasa kurang menikmati karnaval dan akhirnya memilih untuk pulang lebih cepat.

Kios-kios makanan yang menjual makanan dari berbagai negara yang pada tahun sebelumnya terlihat bertebaran, tidak terlihat dan jumlah kios makanannya sangat sedikit.

Kami merasa kurang puas dan sedikit kecewa dengan pelaksanaan Karneval der Kulturen tahun ini.

Semoga di tahun depan, pelaksanaan Karneval der Kulturen jauh lebih baik dari tahun 2023.

Juni 2023

Mengunjungi Museum Seni Asia Humbolt Forum

Perjalanan Tubuh Jawa di Museum Seni Asia Humbolt Forum

Di Berlin, setidaknya ada 170 museum  yang bisa dikunjungi.

Kali ini kami mengunjungi salah satu museum yang cukup baru, yaitu Museum Seni Asia (Museum für Asiatische Kunst) yang berada di Humbolt Forum.

Seperti namanya, museum ini berisi koleksi seni dari Asia, terutama dari Cina, India, Timur Tengah, hingga Asia Tenggara.

Kami cukup bangga saat melihat beberapa koleksi yang berasal dari Indonesia, salah satunya adalah Wayang Kulit Jawa Tengah, Wayang Kulit Bali, dan wayang Golek Jawa Barat.

Selain itu ada pula replika Borobudur, beberapa patung Budha Borobudur yang entah didapat dari mana.

Sayup-sayup kami mendengar seperti suara tembang dengan bahasa Jawa yang familiar di telinga.

Rupanya saat kami datang, di area yang khusu menyajikan seni dari Jawa dan Bali ini tengah diputar pertunjukan tari kontemporer “Perjalanan Tubuh Jawa” yang ditarikan oleh Rianto dan musik yang dimainkan oleh Cahwati.

Selain bermain musik, Cahwati juga menyanyikan tembang-tembang dan mantra-mantra untuk mengiringi tarian Rianto yang terasa magis.

Menghias Balkon

balkon yang telah dihias

Sejak kami pindah ke apartemen baru tahun 2022 lalu, kami belum sempat menghias balkon kami.

Maklum, proses mengisi apartemen membutuhkan waktu, tnaga, dan uang yang tidak sedikit.

Hingga akhirnya di musim panas ini, kami sempat mengisi dan menghias balkon kami yang tadinya kosong agar bisa digunakan untuk duduk-duduk dan menikmati musim panas.

Tentunya perabotan yang kami gunakan untuk balkon berasal dari IKEA karena harganya yang ramah di kantong.

Selain itu, kami bisa menghemat ongkos karena perabotan ini bisa kami bawa menggunakan transportasi umum untuk kemudian dirakit di rumah.

Tidak hanya perabot, tanaman-tanaman yang kami pasang pun berasal dari IKEA juga yang merupakan tanaman palsu.

Kami memang tidak ingin memasang tanaman asli karena kami tidak telaten mengurus tanaman, dan kami kasihan dengan tanaman tersebut saat musim dingin.

Mengunjungi Kembali Pulau Merak

berburu foto merak di Pulau Merak

Tiga tahun lalu, kami pernah mengunjungi Pulau Merak, dan tahun ini kami mengunjungi kembali pulau yang cantik ini.

Secara umum, tidak banyak yang berubah, namun ada satu yang berubah, yaitu cara pembelian tiketnya.

Jika dulu kami membeli tiket saat naik ke atas kapal dan hanya menerima tunai, kini pembelian tiket dilayani dengan mesin dan bisa menerima pembayaran dengan kartu.

Harga tiketnya pun naik, dari sebelumnya 4€ untuk orang dewasa, kini harganya 6€ per orang.

Saat kami datang, kami melihat papan peringatan tentang musim berkembang biaknya ulat.

Kami diminta berhati-hati dan tidak berjalan keluar dari jalur demi menghindari terpapar ulat yang bisa menimbulkan gatal-gatal.

Pada kunjungan kami kali ini, kami juga melihat dan bertemu banyak merak liar.

Mereka bahkan tidak takut dan tidak canggung untuk mengembangkan bulu ekornya yang cantik, bahkan berbunyi dengan nyaring.

Juli 2023

Mengunjungi Museum Bode

Museum Bode

Terima kasih kepada acara Museums Sonntag (Museum Minggu), yaitu acara di mana pada hari Minggu pertama di awal bulan, seluruh museum di Berlin digratiskan.

Tentu saja, untuk mendapatkan tiket gratisnya, kami harus war dulu seminggu sebelumnya, saat jatah tiket dibuka.

Biasanya tiket-tiket museum populer cepat habis, jadi kami harus begadang untuk segera memesan tiket saat jatah tiket dibuka.

Kali ini kami mengincar tiket masuk ke Museum Bode yang merupakan salah satu museum populer di kawasan Museuminsel (Pulau Museum).

Museum ini menyimpan koleksi benda-benda seni dari era Bisantium, terutama sejarah kristiani, yang berupa patung, lukisan, dan benda bersejarah lainnya.

Selain benda seni, di lantai atas, terdapat koleksi mata uang dari berbagai masa dan negara.

Tentang koleksi mata uang ini, pada tahun 2017, sebuah koin emas 24 karat berdiameter 50 centimeter senila 3,7 juta Euro yang merupakan hadiah dari Kanada bernama Big Mapple Leaf, dicuri dari museum ini.

Pelakunya akhirnya tertangkap, namun koin tersebut tidak pernah ditemukan.

Diduga koin emas tersebut sudah dilebur untuk memudahkan pembagian keuntungan.

Menonton Staatsoper für alle 2023

opera Don Carlo di Staatsoper für alle 2023

Hampir setiap tahun, kami menonton acara Staatsoper für ale ini, meski saat pandemi, acara ini sempat ditiadakan.

Tahun ini, acara ini kembali digelar, dan kami berniat untuk menonton seluruh acara yang biasa diadakan selama 2 hari ini.

Di hari pertama, kami menonton pertunjukan opera Don Carlo karya Giuseppe Verdi.

Kisah Don Carlo ini mengandung nuansa politik terkait tentang Spanyol dan sempat dilarang tampil di Spanyol.

Drama lima babak berdurasi sekitar 3 jam ini bercerita tentang konflik antara cinta, kekuasaan, dan tuntutan moral dan asmara di Spanyol pada abad ke-16.

Don Carlo, putra Raja Spanyol Philip II rupanya jatuh cinta kepada ibu tirinya, Elisabeth dari Valois.

Perkawinan Elisabeth dan Raja Philip II ini merupakan perkawinan politik untuk mengamankan kekuasaan.

Celakanya, kawan baik Carlo, Marquis de Posa mengetahui hubungan terlarang ini, dan memanfaatkan situasi untuk menjalakan misi reformasi kekuasaan Raja Philip II.

Opera Don Carlo terkenal karena musiknya yang indah, melibatkan paduan suara besar, adegan panggung yang megah, dan penuh emosi yang menjadi ciri khas karya Verdi.

konser terbuka di Staatsoper für alle 2023

Di hari kedua, kami menikmati sajian musik klasik yang dimainkan oleh kelompok orkestra Staatskapelle Berlin 1570 dari Staatsoper Unter den Linden.

Konser ini dipimpin langsung oleh dirigen Zubir Mehta.

Kali ini saya mendengar komposisi yang sama sekali asing di telinga saya.

Ada 2 komposisi yang dimainkan pada konser di panggung terbuka yang berlangsung selama 2 jam ini.

Komposisi pertama adalah Ouvertüre zu Rienzi karya Richard Wagner dan Simfonie Nr. 7 E-Dur karya Anton Bruckner.

Ouvertüre zu Rienzi adalah salah satu karya awal Richard Wagner yang pertama kali dipentaskan pada tahun 1842 di Dresden.

Simfonie Nr. 7 E-Dur pertama kali dipentaskan pada tahun 1884 di Vienna, dan merupakan salah satu simfoni paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah musik klasik.

Tahun depan, kami berharap bisa menghadiri acara ini lagi, namun ingin masuk ke dalam gedung Opera Unter den Linden saat menonton operanya.

Mencoba Feri F10 BVG

naik feri F10 dari dermaga Wansee

Transportasi publik di Berlin sebenarnya tidak hanya terdiri dari bus, tram, S-bahn, dan U-bahn, namun ada satu lagi, yaitu feri alias kapal penyeberangan.

Selain S-bahn yang dikelola oleh Deutsche Bahn, layanan transportasi publik lainnya, termasuk feri, dikelola oleh perusahaan transportasi lokal BVG.

Saya pernah membuat vlog sederhana dan tulisan blog saat menggunakan layanan feri F11 menyeberangi Sungai Spree dari Baumschulenstraße ke Wilhelmstrand.

Kali ini saya mencoba layanan feri BVG F10 yang melayani rute dari Wansee ke Alt-Kladow.

Tidak seperti saat naik feri F11 yang hanya memakan waktu 5 menit, perjalanan feri F10 memakan waktu hingga 20 menit karena menyeberangi Danau Wansee.

Yang membedakan, feri ini bekerja sama dengan perusahaan Stern und Kreis yang menawarkan layanan tur dengan kapal di Berlin.

Dermaga yang digunakan oleh BVG juga berbagi dengan dermaga komersial yang digunakan oleh kapal-kapal wisata, namun di dermaga ada tulisan khusus untuk membedakan layanan kapal BVG dengan kapal wisata biasa.

Christopher Street Day (CSD) Berlin 2023

panggung Christopher Street Day (CSD) Berlin 2023

Seperti pada tahun lalu, tahun ini kami datang ke acara Christoper Street Day 2023 untuk merayakan keberagaman dan kemajemukan.

Acara ini misi awalnya adalah, meningkatkan kesadaran akan diskriminasi dan kekerasan yang masih dihadapi oleh orang-orang LGBT+Q, baik di Jerman maupun di seluruh dunia.

Namun kini, isu yang diangkat juga bergeser ke perjuangan hak-hak minoritas tanpa memandang orientasi seksual atau identitas gender.

Tema CSD 2023 kali ini adalah “Be your voice, be our voice, for more solidarity and empathy”.

Jumlah peserta CSD kali ini mencapai 500.000 orang, meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 450.000 orang.

Ada sekitar 200 truk dan perusahaan yang ikut serta dalam parade tahun ini, yang juga meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 15o truk.

Truk-truk ini memiliki peran penting untuk mempromosikan kesetaraan di tempat kerja mereka, dan juga memberikan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk menunjukkan dukungan mereka untuk komunitas LGBT+Q plus memberikan kesempatan bagi orang-orang untuk merayakan identitas mereka.

Kantor saya pun ikut dalam parade tahun ini dan tahun kemarin, namun saya tidak ikut di dalam truk, dan hanya menonton saja.

Pameran Seni Art Show in The Dark

pameran Art Show in The Dark

Berlin termasuk terkenal akan seni jalanannya, terutama grafiti.

Salah satu artis Berlin yang punya nama adalah Fino, yang mulai melukis grafiti sejak tahun 2008.
Fino terkenal akan karya-karyanya yang berwarna-warni dan penuh dengan simbol-simbol LGBTQ+.

Ia sering menggunakan karya-karyanya untuk mengekspresikan identitasnya sebagai seorang pria gay dan untuk mempromosikan kesetaraan dan hak-hak LGBTQ+.

Fino telah berkeliling dunia untuk memamerkan karya-karyanya dan telah berpartisipasi dalam berbagai pameran dan festival grafiti, termasuk Berlin Biennale, Art Basel, dan Street Art Festival.

Melalui karya-karyanya, ia telah membantu meningkatkan kesadaran akan isu-isu LGBTQ+.

Di bulan ini, Fino menggelar pameran karyanya dengan tema yang unik, yaitu dengan mengajak pengunjung untuk masuk ke ruang gelap untuk menikmati karya-karyanya.

Tiket masuk ke pameran ini gratis, di mana pengunjung dipinjami rompi khusus dan senter, lalu masuk ke ruangan gelap, lalu menggunakan senter untuk melihat karya-karya Fino.

Pameran bernama Art Show in The Dark ini mengambil tema U-bahn, yang lekat dengan lorong dan terowongan gelap.

Di dalam ruang pameran pun, pengunjung benar-benar berasa seperti dibawa masuk menyusuri terowongan U-bahn, lengkap dengan suara latar deru kereta U-bahn di kejauhan.

Berkunjung ke Deutschlandmuseum

papan nama Deutschlandmuseum

Satu lagi museum baru di Berlin yang kami kunjungi, yaitu Deutschlandmuseum, yang baru dibuka pada tanggal 17 Juni 2023, di area Potsdamer Platz.

Museum ini menceritakan sejarah Jerman selama 2000 tahun, yang terbagi menjadi beberapa zona, di mana masing-masing zona mewakili periode sejarah yang berbeda.

Zona-zona tersebut antara lain dari prasejarah, Romawi,  Penyebaran Agama Kristen, Pertengahan (Medieval), Reformasi, Kekaisaran Prusia, Republik Weimar, Kekuasaan Nazi, Tembok Berlin, Jerman Bersatu, Tahun 50-an, dan Masa Kini.

Yang menarik, museum ini menggunakan teknologi modern untuk membuat pengunjung merasa seperti mereka sedang melakukan perjalanan waktu dengan tampilan dan suara yang imersif, serta aroma dan efek khusus.

Museum ini juga menjual tiket yang bisa dibeli secara paket dengan Museum Mata-Mata Jerman (Deutches Spionagemuseum) yang juga tak kalah menarik, apalagi kedua museum ini berada di area yang sama.

Kursus Bahasa Jerman A1

buku kursus Bahasa Jerman A1

Di bulan ini pula, saya memutuskan untuk mengambil kursus Bahasa Jerman dengan level A1 meski sudah tinggal hampir 5 tahun.

Meski saya bisa berbahasa Jerman sedikit-sedikit, namun karena saya hendak mengambil sertifikasi, saya merasa saya perlu belajar bahasa ini dengan benar.

Selain itu, saya merasa bahwa saya memang membutuhkan bahasa ini dalam kehidupan sehari-hari, meski di kantor, saya berkomunikasi dengan Bahasa Inggris.

Ini lah tantangannya, karena saya lebih sering berbahasa Inggris, saya jarang sekali berbicara dalam Bahasa Jerman kecuali saat misal berbelanja ke toko, atau melakukan interaksi singkat.

Tantangan lainnya adalah mencari waktu yang pas untuk saya belajar, karena selama seminggu, saya bekerja 5 hari selama 8 jam, dan akhir pekan biasanya saya gunakan untuk bersantai.

Saya pun mencari kursus yang bisa dilakukan selepas jam kerja, dan saya akhirnya mengambil kursus di Goethe Institut Berlin.

Kursus yang saya ambil ini merupakan kursus tatap muka, karena saya memang mencari kursus yang bisa berinteraksi secara langsung daripada online.

Saya sangat menikmati kursus bahasa ini, meski saya harus menyediakan waktu selepas jam kerja selama 3 kali seminggu selama 24 pekan.

Apalagi selama kursus, bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Jerman, karena selama kursus, tidak boleh berbicara dengan menggunakan Bahasa Jerman.

Ini tentu sangat menantang, karena saya dipaksa untuk berkomunikasi dan berbicara dalam Bahasa Jerman.

Agustus 2023

Mengunjungi Pergamon Museum

di depan pintu masuk Pergamon Museum

Bulan Agustus kami awali dengan berkunjung ke Pergamon Museum, terima kasih kepada program Museums Sonntag.

Kami mengincar untuk bisa mengunjungi museum ini sebelum museum ini ditutup untuk publik pada 23 Oktober 2023, untuk renovasi.

Di berbagai berita disebutkan bahwa museum ini akan ditutup selama 14 tahun, namun menurut situs resmi Pergamon Museum, museum akan tutup total selama 3 tahun, dan kemudian melanjutkan renovasi dengan menutup sebagian area, hingga selesai total pada tahun 2037 (14 tahun).

Pergamon Museum adalah salah satu museum paling terkenal di dunia yang menyimpan koleksi artefak dan karya seni dari Timur Tengah kuno, termasuk Pergamon Altar, Ishtar Gate, dan Market Gate of Miletus.

Pergamon Altar adalah salah satu karya seni paling terkenal di museum ini, yang dibangun pada abad ke-2 SM di Pergamon, sebuah kota kuno di Asia Kecil.<
Altar ini didedikasikan untuk Zeus dan Athena dan merupakan salah satu karya seni terbesar dan paling kompleks dari zaman kuno.

Ishtar Gate dari Babilonia koleksi Pergamon Museum

Ishtar Gate adalah gerbang yang dibangun pada abad ke-6 SM di Babilonia, sebuah kota kuno di Mesopotamia.

Gerbang ini terbuat dari batu bata yang dihiasi dengan ubin-ubin biru yang menggambarkan hewan-hewan mitologis, termasuk singa, lembu, dan naga.

Sementara Market Gate of Miletus adalah gerbang yang terbuat dari batu bata yang dihiasi dengan ubin-ubin berwarna-warni yang menggambarkan berbagai adegan kehidupan sehari-hari, yang dibangun pada abad ke-2 SM di Miletus, sebuah kota kuno di Asia Kecil.

Selain ketiga koleksi utama tersebut, museum ini juga memiliki koleksi artefak dan karya seni lainnya dari Timur Tengah kuno yang mencakup patung-patung, relief, vas, dan ubin-ubin yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan di Timur Tengah kuno.

Saya paling takjub dan kagum dengan Ishtar Gate, di mana gerbang ini dibawa langsung dari Babilonia, kemudian direkonstruksi dengan menyusun ubin-ubin ini layaknya menyusun puzzle.

Padahal gerbang ini adalah sebagian kecil dari Babilonia.

Berkunjung ke Wahana Karl’s Rövershagen, Rostock

berkunjung ke wahana Karl’s Rövershagen

Seperti yang saya bilang, saya cukup menggemari stroberi Karl’s dan bisa dibilang cukup nge-fans.

Bahkan saking nge-fans-nya, saya ingin bisa mengunjungi Wahana Karl’s di pusatnya di Rövershagen, Rostock.

Keinginan saya ini pun akhirnya terpenuhi di bulan Agustus ini.

Wahana ini sebenarnya lebih cocok untuk anak-anak, namun orang dewasa pun bisa berwisata kuliner di sini.

Untuk menuju ke sini, kami pergi ke Rostock dengan menggunakan kereta dengan waktu tempuh 3 jam, lalu naik bus sekitar 45 menit.

Belakangan kami tahu bahwa ke sini juga bisa ditempuh menggunakan kereta regional yang memakan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Di sini, kami lebih menikmati wisata kuliner karena wahana yang diperuntukkan untuk orang dewasa tidak sebanyak yang ada di Elstal, Berlin.

Jika ke tempat ini pada musim panas, siap-siap saja menghadapi macet, seperti kata supir bus yang kami tumpangi, saat bus tersendat saat mendekati lokasi ini.

Berjumpa Kapal KRI Bima Suci di Hanse Sail 2023

berpose di belakang kapal KRI Bima Suci

Selain ke Karl’s, dari Rostock, kami juga mengunjungi Warnemünde, kawasan pantai di utara Jerman yang menghadap ke Laut Baltik.

Dari Rostock kami naik kereta S-bahn yang dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Saat kami tiba di sana, rupanya di Warnemünde sedang ada acara Hanse Sail 2023.

adalah festival maritim terbesar di Mecklenburg (gabungan negara-negara bagian di timur laut Jerman) dan salah satu yang terbesar di Eropa.

Saya melihat bendera Indonesia berkibar di salah satu kapal yang tengah bersandar di pelabuhan Warnemünde.

Rupanya ini adalah kapal KRI Bima Suci, kapal latih TNI AL yang membawa misi perdamaian dan kebudayaan.

Kapal ini diluncurkan pada tahun 2017 untuk menggantikan tugas KRI Dewaruci yang berhenti menjalani misi internasional karena usianya yang tua.

KRI Dewaruci masih tetap beroperasi, namun hanya menjalankan misi nasional.

Saat kami datang, KRI Bima Suci tengah membuka open-ship, di mana pengunjung bisa naik ke atas kapal untuk melihat-lihat.

pengunjung antusias untuk naik ke KRI Bima Suci

Kebetulan saat itu di atas kapal sedang ada acara kenegaraan di mana tamu-tamu undangan tengah dijamu di atas kapal dan disuguhi tari-tarian dan lagu-lagu daerah Indonesia.

Kami tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan ikut antre dengan pengunjung lain.

Hawa-hawa dan suasana Indonesia langsung terasa begitu kami naik ke atas kapal.

Sambutan ramah dari para kadet TNI AL langsung terasa dengan logat Jawa Timur yang sangat kental.

Kapal yang memiliki panjang 111 meter, lebar 10 meter, dan tinggi 51,15 meter ini, berkapasitas 120 taruna dan kadet, serta 80 awak kapal.

Tiga tiang layar yang disebut dengan skyscrapper berdiri tegak menjulang di bagian tengah kapal berwarna putih ini.

Patung tokoh Bima Suci terlihat di bagian bowsprit menjadi identitas kapal yang memiliki kecepatan maksimal 12 knot ini.

Saya sempat berbincang-bincang dengan beberapa taruna dan awak kapal yang tengah bertugas di kapal ini.

para taruna KRI Bima Suci dengan busana daerah

Mereka berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pada tanggal 2 April 2023 dan telah singgah di beberapa tempat sebelum merapat di Warnemünde, Rostock, dengan membaw misi Kartika Jala Krida.

Kapal ini sempat singgah di Sri Lanka, Oman, Arab Saudi, Mesir, Prancis, Belanda, Inggris, dan Norwegia.

Dari Rostock, mereka akan mampir ke Spanyol, tempat kelahiran kapal ini untuk menjalani perawatan berkala, sebelum kembali ke Indonesia.

Kapal ini memang dibangun di galangan kapal Freire Shipyard di Spanyol.

Berbeda dengan awak kapal yang selalu bersama kapal, para kadet tidak selalu berada di kapal dan hanya bertugas di kapal sesuai jadwal latihan mereka.

Beberapa kadet yang saya ajak berbincang mengaku mereka naik ke kapal ini saat bersandar di Norwegia, kemudian dari Rostock, mereka akan kembali ke Indonesia dengan menggunakan pesawat.

Persis di depan kapal KRI Bima Suci, terlihat kapal latih angkatan laut Jerman, Gorch Fock, tengah bersandar.

Mengunjungi Pantai dan Mercusuar Warnemünde

di Stasiun Warnemünde

Setelah turun dari KRI Bima Suci, kami pun berjalan menuju ke pantai, yang memang menjadi tujuan awal kami datang ke Warnemünde.

Untuk menuju ke pantai, kami menyusuri Alten Strom, sebuah area pertokoan di pinggir dermaga.

Berbagai jenama besar terlihat berjajar di sepanjang jalan menghadap ke dermaga.

Karena belum sempat sarapan, kami membeli jajanan udang goreng tepung dan calamari yang segar dan lezat.

Kami membeli jajanan yang dijual dari warung kapal yang bersandar di sepanjang dermaga.

Namun di sini kami harus berhati-hati, karena di area ini banyak burung camar yang sering mencuri makanan.

Camar-camar ini tidak ragu menyikat makanan yang ada di tangan jika tidak waspada.

Kami duduk di bangku yang tersedia di sepanjang dermaga sambil sarapan jajanan yang kami beli sambil waspada akan para camar.

Saya yang alergi terhadap seafood memberanikan diri memakan calamari yang segar di sini.

Untungnya, saya tidak mengalami reaksi alergi, mungkin karena cumi yang digunakan masih segar dan tidak terasa amis sama sekali.

mercusuar Warnemünde, Rostock

Kami akhirnya mencapai Mercusuar Warnemünde yang terkenal itu.

Untuk mencapai lokasi ini, kami harus berjalan menyusuri kawasan dermag Alten Storm sejauh 1,5 kilometer.

Menara Mercusuar Warnemünde dibangun pada tahun 1897 dan merupakan salah satu mercusuar tertinggi di Jerman.

Menara ini memiliki tinggi 36 meter dan terdiri dari 120 anak tangga.

Pengunjung bisa naik ke puncak mercusuar untuk menikmati pemandangan Laut Baltik, namun kami tidak tertarik untuk naik ke menara ini.

Gaya neo-gotik terasa benar terpancar dari menara yang terbuat dari batu bata merah ini.

Tidak hanya jadi tempat wisata, menara ini masih berfungsi untuk memandu kapal-kapal yang berlayar di Laut Baltik dengan sorot lampunya yang mencapai jarak hingga 25 mil.

Karena bentuknya yang menarik, menara ini pernah tampil di beberapa film dan acara televisi.

Beberapa film yang menampilkan menara ini adalah film James Bond keluaran tahun 1977, The Spy Who Loved Me serta The Grand Budapest Hotel keluaran tahun 2014.

di Pantai Warnemünde

Tak jauh dari mercusuar, kami pun tiba di tujuan kami, yaitu pantai.

Pantai ini memiliki panjang sekitar 3 kilometer dan lebar sekitar 50 meter.

Pasirnya berwarna putih yang lembut dan air lautnya yang jernih dan dingin.

Warga biasanya berenang, berjemur, dan bermain voli pantai di tempat ini selain untuk berjalan-jalan dan menikmati pemandangan laut.

Di pantai ini pula terlihat ratusan tenda sewaan dengan warna biru-putih bergaris-garis.

Saat kami datang, karena sudah hampir masuk musim gugur, kami tidak melihat seorang pun memakai tenda-tenda ini.

Pantainya pun relatif sepi, apalagi saat kami ke sana, cuacanya mendung dan sempat gerimis.

Walau saya merasa salah kostum, yaitu mengenakan jaket, saya bersyukur karena justru terlindung dari angin dingin Laut Baltik yang menusuk tulang.

Mengunjungi Modellpark Berlin-Brandenburg

berada di model Brandenburger Tor dan Siegessaäule

Saya menyukai model miniatur, terutama model kereta mini.

Saat berkunjung ke Hamburg di tahun 2019, saya mengunjungi Miniatur Wunderland yang membuat saya sangat girang dan rasanya tidak ingin pulang.

Kali ini kami mengunjungi taman dengan konsep yang mirip, namun menampilkan miniatur bangunan dan gedung-gedung terkenal atau bersejarah di sekitar Berlin dan Brandenburg.

Tempat ini bernama Modellpark Berlin-Brandenburg yang berada di Wuhlheide.

Taman yang dibuka pada tahun 2007 ini memiliki sekitar 80 model dengan skala 1:25 yang terbuat dari berbagai bahan, termasuk kayu, plastik, dan logam.

Seluruh model ini ditampilkan di sebuah taman terbuka seluas 4,5 hektar.

Karena berada di lokasi terbuka, taman ini hanya buka di musim panas, yaitu di bulan April hingga Oktober.

Di beberapa model, pengunjung bisa berinteraksi dengan menekan tombol yang tersedia.

Sayangnya saat kami ke sana, fitur interaksi ini tidak berfungsi karena rusak tersambar petir.

Dari 80 koleksi yang ada di sini, sebagian besar saya mengenali bahkan pernah berkunjung langsung ke lokasi ini.

Menariknya, ada satu tengara terkenal di Berlin yang tidak saya temukan modelnya di taman ini, yaitu model Menara Televisi Berlin (Fernsehturm).

Di beberapa model, terdapat rel kereta yang jika berfungsi, kereta ini akan berjalan dan keluar mengelilingi model.

Tempat ini bisa dicapai dengan menggunakan transportasi umum tram yang kemudian disambung dengan jalan kaki sekitar 1 kilometer dari halte tram Hegemeisterweg.

September 2023

Memulai Lari

Di bulan ini, saya mulai melakukan aktivitas berlari yang saya ceritakan di tulisan berikut.

Mengalami Warntag

peringatan Warntag muncul di papan iklan halte bus

Saya pernah menulis tentang uji coba peringatan dini di Jerman (Warntag) yang hasilnya saat itu kurang berhasil.

Di tahun ini, uji coba ini bisa dibilang berhasil, di mana pada tanggal 14 September 2023, pada pukul 11:00, peringatan dikirim ke berbagai media, mulai dari radio, televisi, ponsel, hingga papan-papan iklan.

Saya menerima peringatan ini melalui ponsel saya di mana ponsel saya bergetar-getar kuat dan berbunyi nyaring meski saat itu ponsel dalam mode senyap.

Peringatan ini menggunakan jalur peringatan darurat yang ada di setiap ponsel, dengan warna pesan yang mencolok berwarna dominan merah.

Isi pesan kurang lebih memberitahukan bahwa pesan yang diterima merupakan bagian dari uji coba pemerintah federal Jerman.

Saat itu saya sedang berada di kereta U-bahn, dan seketika suasana langsung ramai suara ponsel karena peringatan masuk ke ponsel semua orang.

Saya juga melihat peringatan ini juga tampil di papan iklan di halte bus, untuk memperingatkan orang yang sedang menunggu bus dan tidak membawa ponsel.

Jika di kota terdapat sirene kota, sirene kota juga akan berbunyi nyaring, namun karena di Berlin tidak ada sirene, di Berlin terasa sepi-sepi saja.

Tergoda iPhone 15 Pro

hasil voting di Instagram Story

Jika di awal tahun ini saya sempat mencoba iPhone 14 dan merasa kurang cocok, tahun ini, Apple merilis iPhone 15, iPhone 15 Plus, iPhone 15 Pro, dan iPhone 15 Pro Max pada 13 September 2023.

Ponsel Pixel 4a saya makin ke sini, baterainya makin tidak bisa menyimpan daya cukup lama.

Istri saya menyarankan untuk segera berganti ponsel, mumpung ponsel masih menyala, sehingga saya bisa melakukan pemindahan data, daripada saya menyesal karena ponsel tiba-tiba mati dan tidak bisa menyelamatkan data seperti yang terjadi pada istri saya.

Saat itu saya juga sedang menunggu Google Pixel 8 dan Google Pixel 8 Pro akan dirilis pada 4 Oktober 2023.

Sebenarnya saya lebih suka Google Pixel, namun karena istri saya menggunakan iPhone, saya mulai mempertimbangkan untuk juga menggunakan iPhone demi kemudahan komunikasi dan sinkronisasi.

Saya pun masih bimbang dan jika memang saya beralih ke iPhone, saya kemungkinan akan menggunakan iPhone 15 Pro.

Apalagi harga rilis iPhone 15 Pro lebih murah, 1.199€, dibandingkan dengan harga rilis iPhone 14 Pro, 1.299€, dengan fitur yang lebih baik.

Oktober 2023

Mengunjungi Frankfurt an der Oder

tram di Frankfurt an der Oder

Kami penasaran dengan kota Frankfurt an der Oder, yang sering disingkat dengan Frankfurt (Oder), untuk membedakan dengan Frankfurt am Main, atau dikenal dengan Frankfurt saja.

Kota ini berada di negara bagian Brandenburg, yang berbeda dengan pusat keuangan Frankfurt yang berada di negara bagian Hesse.

Nama “an der Oder” diambil dari nama Sungai Oder, yang merupakan batas dengan Polandia.

Frankfurt an der Oder adalah kota tertua di Brandenburg, yang sudah ada sejak abad ke-7.

Kami mengunjungi kota ini pulang-pergi dengan menggunakan kereta regional sekitar 1 jam dari Berlin.

Kota ini terasa sangat sepi bila dibandingkan Berlin, di mana kami jarang melihat anak-anak muda dan lebih banyak orang-orang tua.

Yang menarik dari kota ini adalah tramnya, di mana jaringan tram di kota ini adalah termasuk yang tertua di Jerman.

Tram Frankfurt an der Oder adalah salah satu jaringan trem tertua di Jerman, di mana tram pertama kali beroperasi di kota ini pada tahun 1898 oleh perusahaan swasta, yang kemudian pada tahun 1901, pemerintah kota mengambil alih pada tahun 1901.

Tidak heran jika kota ini pernah menjadi pusat transportasi yang penting pada masa Jerman timur.

Tram-tram antik ini masih terlihat wara-wiri di jalanan kota Frankfurt an der Oder.

Menyeberang ke Słubice, Polandia

di jembatan perbatasan Frankfurt an der Oder, Jerman dan Słubice, Polandia,

Dari Frankfurt and der Oder, kami memutuskan untuk menyeberang Sungai Oder menuju ke Słubice, Polandia.

Sampai tahun 1945, kota ini pernah menjadi bagian timur kota Frankfurt an der Oder, Jerman.

Untuk menuju ke Słubice, kami berjalan kaki menyeberangi jembatan perbatasan antara Frankfurt an der Oder dan Słubice.

Separo jembatan di sisi Jerman memiliki ornamen melengkung di sisi jembatan, sementara di sisi Polandia tidak ada hiasan apa pun.

Jembatan ini dibangun pada tahun 1907 dengan panjang total 1,1 kilometer dan lebar 24 meter.

Saat kami hendak melintas, kami melihat polisi Jerman berdiri di ujung jembatan sambil sesekali menghentikan mobil yang masuk dari Polandia.

Entah apa yang diperiksa oleh polisi-polisi ini, namun kemungkinan sedang mencegah usaha pekerja ilegal masuk ke Jerman.

Sementara di sisi Polandia, tidak ada penjagaan sama sekali.

memeluk tiang tanda perbatasan Polandia di Słubice

Begitu masuk ke wilayah Polandia, rasanya biasa saja, yang membedakan adalah tulisan-tulisan dan rambu dalam Bahasa Polandia.

Karena berbatasan dengan Jerman, dan Słubice dulu bagian dari Jerman, Bahasa Jerman masih sering digunakan di sini.

Mata uang yang digunakan pun sudah tidak lagi Euro, namun Złoty, di mana 1€ setara sekitar 4,5 zł.

Kesan kami, Słubice terasa jauh lebih hidup dan ramai bila dibandingkan denga suasana di Frankfurt an der Oder.

Anak-anak muda juga banyak terlihat wara-wiri di jalan.

Karena kami datang di saat jam makan siang, kami memutuskan untuk makan di Polandia.

Dari jembatan, kami menemukan gerai McDonald’s yang lokasinya tidak jauh.

Karena kami suka mencoba menu-menu McDonald’s dari berbagai negara, dan kami belum pernah makan McDonald’s Polandia, kami memutuskan makan di sini.

Tidak seperti di Jerman yang banyak menggunakan uang tunai, di Polandia, hampir semua transaksi menerima pembayaran dengan kartu.

chicken tenders McDonald’s Polandia

Kami memesan chicken tenders, menu yang tidak tersedia di McDonald’s Jerman, dan kami tidak menyesal!

Rasanya enak sekali, di mana kulitnya garing dengan daging yang empuk dan juicy dan bumbunya yang pedas meresap.

Apalagi potongan ayamnya besar-besar, seporsi ini membuat perut kenyang.

Selepas makan siang dan beristirahat sejenak, kami berjalan kaki menuju ke Monumen Wikipedia.

Monumen yang berupa patung baja ini diresmikan pada tanggal 22 Oktober 2014, dan merupakan monumen pertama di dunia yang didedikasikan untuk Wikipedia.

Patung ini dibuat oleh pematung kelahiran Armenia, Mihran Hakobyan, dengan tinggi sekitar 2 meter, yang menggambarkan seorang dua pria dan dua wanita yang sedang menyangga bola dunia logo Wikipedia.

Monumen ini berada di taman kecil berbentuk segitiga, tepatnya di Frankfurt Square.

Saat kami ke sana, tidak ada pengunjung lain selain kami.

Berkunjung ke Innsbruck

Di bulan ini, kami berkunjung ke Innsbruck, Austria untuk melakukan pendakian kecil-kecilan ke Top of Innsbruck.

Wandern di Dolomites, Italia

di Seceda, Dolomites, Italia

Tahun 2023 merupakan tahun wandern buat kami, dengan puncaknya adalah melakukan wandern di Pegunungan Dolomites, Italia.

Sepertinya tidak banyak orang luar Eropa yang mengetahui kecantikan Pegunungan Dolomites yang juga bagian dari Pegunungan Alpen.

Area ini hanya buka di musim panas untuk kegiatan wisata pendakian dan di musim dingin untuk wisata ski.

Selain kedua musim ini, area di Dolomites akan sepi karena hotel-hotel, restoran, dan transportasi umum tidak beroperasi.

Kami berkunjung ke sini pada akhir musim panas, sehingga kami masih bisa menuju ke sini menggunakan kendaraan umum.

Untuk mencapai Dolomites, kami naik kereta dari Innsbruck, Austria menuju ke Bolzano, Italia, kemudian naik bus umum menuju Ortisei, salah satu kota kecil yang menjadi pusat wisata di Dolomites yang masih beroperasi di musim ini.

Kami menginap di Ortisei, untuk kemudian melakukan pendakian ke dua area berbeda, yaitu Seceda dan Alp di Siusi.

Untuk menuju ke kedua tempat ini, kami naik kereta gantung, kemudian melanjutkan wandern dari stasiun kereta gantung.

Dolomites ini begitu istimewa di hati kami, dan kami berharap suatu hari bisa kembali ke sini.

Istri saya mengabadikan kecantikan Dolomites ke Instagram Reels yang bisa dilihat di sini dan di sini.

November 2023

Mengunjungi Black Forest

makan kue Black Forest di Black Forest, Jerman

Setiap kali mendengar kata Black Forest, pasti selalu merujuk pada kue manis dengan warna hitam-putih dengan potongan ceri.

Tidak salah juga, karena memang kue Black Forest berasal dari Black Forest di Jerman.

Kue ini pertama kali dibuat pada tahun 1927 oleh seorang pembuat permen bernama Josef Keller di kota Bonn, Jerman.

Keller terinspirasi oleh pemandangan Black Forest yang indah, termasuk hutan cemara yang lebat dan ceri yang berlimpah.

Ia lalu menggunakan ceri dari Black Forest untuk membuat kuenya, di mana ceri dari Black Forest ini memiliki rasa yang manis dan asam yang unik, dan cocok dengan rasa coklat dan krim.

Kue Black Forest menjadi populer di Jerman dan kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Beberapa variasi kue Black Forest menggunakan ceri yang dimasak dalam sirup, namun ada juga yang menggunakan ceri yang dimasak dalam Kirschwasser (air fermentasi ceri yang mengandung alkohol).

Kami mengunjungi Black Forest (Schwarzwald), sebuah pegunungan yang berada di negara bagian Baden-Württemberg di barat daya Jerman.

di Stasiun Baden-Baden, Jerman

Pegunungan ini memiliki luas sekitar 6 ribu kilometer persegi dan panjang sekitar 160 km.

Puncak tertingginya adalah Feldberg dengan ketinggian 1.493 meter di atas permukaan laut.

Karena area Black Forest yang luas, kami hanya mengunjungi bagian kecilnya saja.

Kami menginap di Baden-Baden, sebuah kota spa dan pemandian di negara bagian Baden-Württemberg dan terletak di kaki Pegunungan Black Forest, di tepi Sungai Oos.

Dari Berlin, kami menuju ke Baden-Baden dengan menggunakan kereta cepat ICE dengan waktu tempuh sekitar 6 jam.

Badne-Baden terkenal dengan sumber mata air panasnya, yang telah digunakan untuk tujuan pengobatan sejak zaman Romawi.

Kata “baden” sendiri berarti “mandi”, sehingga cocok juga untuk menjadi nama kota ini.

Selain spa dan pemandian, Baden-Baden juga terkenal dengan kasinonya, yang dibuka pada tahun 1843, yang merupakan salah satu kasino tertua dan paling bergengsi di Eropa.

Dari Baden-Baden, kami mengunjungi Triberg, sebuah kota kecil yang terletak di jantung Pegunungan Black Forest.

air terjun Triberg, Black Forest, Jerman

Triberg terkenal dengan air terjunnya yang indah, yang merupakan air terjun tertinggi di Jerman.

Air terjun Triberg terdiri dari 16 air terjun yang mengalir dari ketinggian total 163 meter melalui lembah yang dikelilingi oleh hutan cemara yang lebat.

Nama “Black Forest” konon diambil dari penggambaran betapa lebatnya hutan ini sehingga membuat hutan menjadi gelap.

Air terjun Triberg adalah daya tarik wisata utama di Black Forest yang setiap tahun, jutaan wisatawan datang mengunjungi air terjun ini.

Tiket ke air terjun Triberg sudah termasuk tiket ke Black Forest Museum, Triberg Fantasy, dan Triberg Land.

Kami cukup beruntung saat mendatangi air terjun Triberg, kami berjumpa dengan 3 ekor tupai hitam yang sangat jarang ditemui.

Dari Air Terjun Triberg, kami mengunjungi Triberg Land, sebuah museum yang menampilkan model miniatur dengan tema Black Forest.

Saya yang sangat suka dengan model miniatur tentu saja gembira selama berada di tempat ini, apalagi seluruh model miniatur ini bersifat interaktif.

Mampir ke Strasbourg, Prancis

Little Paris di Strasbourg, Prancis

Dari Baden-Baden, kami menyempatkan diri mampir ke Strasbourg, Prancis, sebuah kota yang pernah menjadi bagian dari Jerman sejak tahun 1871 dan kemudian dikembalikan ke Prancis pada akhir Perang Dunia I.

Namun pada Perang Dunia II, Strasbourg kembali diduduki oleh Jerman, sebelum akhirnya dibebaskan oleh pasukan Prancis pada tahun 1944.

Tujuan kami ke Strasbourg adalah ke Little Paris, kawasan di Strasbourg yang terkenal dengan rumah-rumah tua bergaya abad pertengahan dengan kanal-kanal di tepi Sungai Ill.

Kawasan ini dinamai Little Paris karena gaya arsitekturnya yang mengingatkan pada kota Paris.

Little Paris di Strasbourg sering disebut sebagai ibukota Natal karena dekorasi natalnya yang luar biasa.

Dekorasi Natal di Little Paris biasanya mulai muncul pada akhir November dan berlangsung hingga awal Januari.

Sayangnya saat kami ke sana, lampu-lampu dekorasi di area ini belum menyala, walau tidak mengurangi kecantikan area ini.

Hijrah ke iPhone

tawaran Google Pixel 8 Pro

Di awal tahun ini, saya mengatakan bahwa saya kurang cocok dengan iPhone 14, namun setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya saya hijrah ke iPhone.

Keputusan ini tentu tidak mudah, apalagi Google Pixel 8 yang rilis tak lama setelah keluarga iPhone 15, memberikan tawaran yang membuat saya bimbang.

Salah satu hal yang membuat saya harus merelakan Google Pixel adalah soal dukungan perangkat keras dan reparasi.

Google adalah perusahaan perangkat lunak, dan ketika ia menjual ponsel, tentu dukungan purna jualnya tidak sebagus perusahaan yang memang jualan ponsel.

Sementara iPhone, bisa datang ke Apple Store atau kios reparasi yang bekerja sama dengan Apple jika memerlukan reparasi.

Menemukan kios reparasi tidak resmi yang bisa menangani Apple pun rasanya lebih mudah daripada mencari kios yang bisa mereparasi Google Pixel.

Selain itu, faktor utama saya untuk berpindah ke iPhone adalah agar saya bisa lebih gampang berkomunikasi dan berbagi data dengan istri saya.

Lalu iPhone apa yang kemudian saya pilih?

Tentu saja, saya akhirnya memilih iPhone 15 Pro, yang saya pesan dari situs Apple, dan harus menunggu sekitar 2 pekan.

Setelah iPhone 15 Pro tersebut tiba, saya pun memberikannya kepada istri saya, karena saya merasa istri saya lebih bisa memanfaatkan fitur-fitur kameranya.

Sebagai gantinya, saya menggunakan iPhone 14 Pro bekas istri saya.

Desember 2023

Menyaksikan Jurassic World Exhibition

Pachycephalosaurus di Jurssic World Exhibition

Saat saya kecil, film pertama di bioskop yang saya tonton adalah film Jurassic Park.

Film ini sangat berkesan buat saya, dan saya pun selalu mengikuti sekuel film ini, termasuk Jurassic World.

Istri saya pun juga nge-fans dengan film-film bertema dinosaurus ini.

Di Berlin kebetulan sedang ada pameran interaktif yang didasarkan pada franchise film Jurassic World.

Tentunya kami pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengunjungi pameran ini.

Pameran yang pertama kali dibuka di Los Angeles pada tahun 2019 dan telah tur ke berbagai kota di seluruh dunia ini, akhirnya sampai di Berlin pada tanggal 1 Desember 2023, dan akan berlangsung hingga tanggal 31 Maret 2024.

Kami membeli tiket secara online dengan memilih tanggal dan waktu kunjungan.

Saat kami datang, rupanya sudah ada antrean mengular, padahal kami datang di hari kerja.

Pameran ini memang tidak terlalu besar, namun kami cukup puas dengan sajian animatroniknya yang sangat realistis.

Mendapatkan Penghargaan dari Kantor

penghargaan dari kantor

Di tahun ini pula, saya kembali mendapatkan penghargaan dari kantor sebagai pembawa keceriaan dan suasana positif.

Ini adalah penghargaan kedua saya, di mana penghargaan yang sama pernah saya terima tahun lalu.

Saya sendiri merasa tidak melakukan hal-hal istimewa, namun rupanya rekan-rekan kantor saya merasa bahwa yang saya lakukan cukup membawa suasana positif.

Sebagai hadiah, saya mendapatkan mug dan mangkok lucu.

Penghargaan ini diberikan pada acara all hand meeting di kantor menjelang akhir tahun.

Kantor juga membuatkan profil semua orang dengan menggunakan AI dengan memasukkan prompt yang menggambarkan orang tersebut dengan menggunakan tokoh minion yang netral.

Ternyata gambar hasil AI tersebut cukup sesuai dengan saya, di mana jaket kuning kesukaan saya terlampir di kursi serta foto kucing di mana-mana.

5 responses
  1. Gravatar of cya
    cya

    1. Jadi Val D’Europe itu gede nggak? Selevel apa kalau Jkt? ITC? GI?
    2. Apaan sih sedih berpisah dengan aplikasi!
    3. Ok besok kalau ke Berlin war tiket museum gratis dulu.
    4. Wah lesnya sama kayak kuliah aku sepulang kerja. Durasi berapa jam?
    5. Udah cus beli aja ipon 15nya
    6. Gils baru mulai hiking langsung ke Dolomites!!!!
    7. Selamat awardnya!!!

    Dah baca semua tolong jawab pertanyaan2 aku

    Gravatar of Muhammad Zamroni
    Muhammad Zamroni

    1. Semacam Citos tapi isinya barang branded.
    2. Kamu tidak tahu rasanya, sih!
    3. War-nya harus H-7.
    4. Durasinya 2 jam 30 menit.
    5. Dah beli iPhone 15 Pro.
    6. Tapi kudu nunggu di musim yang tepat.
    7. Terima kasiih!

  2. Gravatar of warm
    warm

    perlu dua hari untuk menuntaskan postingan di blog ini hehe
    satu hal yg salut, niat untuk belajar bahasa Jerman itu..
    mantap, mas

    oiya satu lagi, selamat utk penghargaan yg didapat berturut-turut, mas..

    Gravatar of Muhammad Zamroni
    Muhammad Zamroni

    woh, dibaca semua? padahal ku ngga yakin ada yang mau baca sampe habis.

    terima kasih, ya!

  3. Gravatar of Endah April
    Endah April

    Waaah mas Zam terima kasih sudah membuat versi blog dari story instagram. Sangat bermanfaat untuk orang sepertiku yang lebih suka baca blog. Wkwkwkwkwk. Setelah membaca keseluruhan, ada satu pesan untuk mas Zam: stay nakal. xD Nakal lucu-lucuan ya maksudnya, lihat foto-foto mas Zam itu bawaannya seru emang, terlihat sangat ceria dan menikmati setiap momen yang sedang dijalani. Well deserved untuk penghargaan akhir tahunnya~~~