Saya pertama kali lihat dan memegang buah ceri langsung, ya awalnya dari kantor, yang menyediakan buah-buahan segar yang bisa diambil oleh karyawan.
Saya sempat takjub melihat buah ceri asli, yang bukan manisan di kue, yang warnanya merah menyala dan manis sekali.
Biasanya saya melihat buah ceri yang sudah olahan, baik dalam bentuk manisan atau perasa makanan.
Warna buah ceri ternyata merah agak gelap, makin gelap makin manis.
Namun karena waktu itu buah ceri yang ada di kantor terbatas, saya hanya mengambil satu dan terkejut dengan rasanya yang rupanya tidak terlalu manis, dan ada rasa agak masam jika belum terlalu matang.
Pekan lalu, saat berbelanja di supermarket, saya melihat ada buah ceri curah yang dijual di area buah dan sayur.
Apalagi saat itu sedang ada promo, harganya dibanderol sebesar 0,79€ per 100 gram.
Saya pun segera mengambil sekop buah yang tersedia dan memasukkannya ke dalam kantong plastik untuk ditimbang.
Saya tidak ingat mengambil beberapa banyak, namun dari harga yang tertera di kantong, tidak sampai 1€, yang berarti 100 gram lebih sedikit.
Buah ceri, dalam Bahasa Jerman disebut kirsche atau kirschen (jamak), termasuk buah musiman yang biasa dijumpai di musim panas.
Di beberapa daerah di Jerman dan Eropa, ada perkebunan yang menawarkan paket tur memetik ceri, selama musim panas.
Selain ceri, ada juga wisata memetik stroberi, raspberi, apel, dan sebagainya.
Soal nama kirschen, saya jadi ingat buah kersen alias talok (Muntingia calabura) yang juga disebut dengan buah ceri atau seri.
Mungkin kata kersen sendiri terserap dari Bahasa Belanda, kirschen, yang memang sekilas bentuknya mirip dengan ceri.
Menariknya, beberapa teman melapor setelah saya mengunggah cerita di IG story, buah ceri juga dijual di supermarket di Jakarta.
Namun dengan harga yang cukup mahal, sekitar Rp 300.000, atau sekitar 18€, per kilogram yang bila dihitung, harganya sekitar 2,5 kali lipat dari harga di Berlin.
Dari komentar dan laporan yang saya terima, ada yang menyebut si ceri ini sebagai “buah sultan” karena harganya yang dianggap mahal.
Sepertinya baru tahun ini saya melihat ada yang menjual buah ceri di supermarket Indonesia.
Atau memang saya yang jarang main ke supermarket barang impor, sehingga saya tidak tahu ada yang menjual buah ceri.
Di Tokopedia, sebuah lapak menjual buah ceri dengan harga Rp 50.000, dari harga aslinya Rp 75.000, per 250 gram, yang bila dihitung per kilogram menjadi Rp 200.000.
Owalah… Tak kira selama ini kersen itu dari bahasa Jawa. Nah, jadi menarik karena di Sumatra Barat kersen disebut buah seri, Mas. Mungkin ini ada hubungannya sama sejarah perebutan wilayah pengaruh antara Belanda/VOC dan Inggris/EIC dulu, ya? Sumbar deket sama Bengkulu yang lama dipegang Inggris. Sementara Jawa sejak awal sudah dibawah pengaruh Belanda.