Setiap musim panas tiba, kios-kios berbentuk stroberi berwarna merah menyala mulai terlihat di beberapa sudut Berlin.
Kios-kios ini biasa memasang lapak di sekitar April-Mei, dan mengangkut kembali kios mereka di bulan September-Oktober saat musim dingin mulai datang.
Stroberi dari Karl’s, perusahaan milik keluarga Karl Dahl yang berdiri sejak 1921 memang menjadi salah satu primadona di Jerman.
Buah stroberinya berwarna merah menyala, dengan rasa manisnya luar biasa.
Bahkan rasa manis stroberi lain yang biasa ada di supermarket dan pasar pun, rasanya tidak bisa menandingi manisnya stroberi Karl’s.
Belum lagi ukuran stroberinya tidak seragam, dari yang kecil-kecil, bahkan saya pernah mencapai ukuran buah salak, menunjukkan bahwa stroberi hasil perkebunan keluarga ini begitu khas.
Tentunya ukuran bukan menentukan kadar kemanisan, karena baik yang besar atau yang kecil, manisnya tetap sama.
Saya suka dengan stroberi yang besar-besar, sementara istri saya lebih suka stroberi kecil-kecil.
Kios Karl’s bisa ditemukan di stasiun-stasiun, di dalam pusat perbelanjaan, atau berdiri sendiri di ruang yang ramai.
Saya dan beberapa orang bahkan menjadikan kehadiran kios-kios stroberi Karl’s ini semacam hilal datangnya musim panas.
Kios stroberi Karl’s muncul, berarti musim panas sudah datang!
Kesuksesan Karl’s menjadi simbol musim panas di Berlin memang berasal dari sejarah panjang.
Berawal dari sebuah ladang sayuran kecil di Rostock, kota kecil di utara Jerman yang mepet dengan Laut Baltik.
Setelah Perang Dunia Kedua usai, Karl pindah ke Ostholstein, yang pada saat itu perusahaan selai stroberi Schwartau membutuhkan pemasok stroberi untuk pabriknya.
Karl melihat peluang dan membangun kerjasama dengan perusahaan selai tersebut dan ladangnya pun semakin berkembang.
Setelah keruntuhan Tembok Berlin dan bersatunya kembali Jerman, perbatasan antarnegara yang lebih terbuka membuat laju ekonomi makin melaju.
Terbukanya perbatasan dan kelancaran distribusi ini memberi dampak yang serius terhadap usaha Karl.
Masuknya stroberi murah dari Polandia membuat Karl harus berpikir ulang terhadap bisnisnya.
Ulrike Dahl, cucu dari Karl Dahl mempunyai ide untuk mempertahankan bisnis keluarganya, yaitu dengan membangun kios berbentuk stroberi di sekolah saat ia mengikuti program pertukaran pelajar di Wimbeldon, Inggris.
Setelah kesuksesan Ulrike menjual storberi, 15 kios yang sama langsung dibangun di penjuru Warnsdorf, kota kecil tak jauh dari lokasi usaha Karl.
Robert Dahl, saudara Ulrike, yang baru saja menyelesaikan studinya tentang pengembangan buah, menerima surat setebal 17 halaman dari ayahnya, Karl-Heinz, tentang keinginannya membangun ladang stroberi di Mecklenburg, provinsi asal ladang keluarga mereka di Rostock.
Robert menanggapi serius surat dari ayahnya tersebut dan pada tahun 1992, ia berhasil membangun ladang seluas 10 hektar dan 13 toko di Rövershagen kota kecil yang tak jauh dari Rostock.
Saat ini, Karl’s bahkan memiliki beberapa area wahana bertema stroberi yang tersebar di 7 kota di Jerman, termasuk satu lokasi di pinggiran Berlin.
Wahana ini merupakan gabungan dari taman hiburan yang memiliki berbagai mainan yang bisa dinaiki dan memetik stroberi di ladang khusus yang disediakan untuk pengunjung.
Saya sendiri sangat tertarik untuk mengunjungi salah satu wahana Karl’s ini suatu saat nanti.
Harga stroberinya bervariasi, tergantung dengan jumlah pasokan dari kebun Karl’s yang dikirim pada hari itu, namun rata-rata harganya 2,50€ untuk 250 gram.
Memang jika dibandingkan dengan harga stroberi di supermarket, harga stroberi Karl’s memang sedikit lebih mahal, namun untuk rasa memang lagi-lagi tidak bisa dikalahkan.
Kios-kios stroberi ini dimiliki oleh rekanan Karl’s dengan model waralaba, dengan jam buka sesuai dengan keinginan si pemilik kios.
Saking larisnya, biasanya sebelum jam 12.00 stroberi Karl’s yang dijual sudah habis dan si pemilik kios sudah mulai menutup kiosnya.
Jika suatu saat berkunjung ke Berlin pada musim panas dan melihat kios stroberi ini, jangan ragu untuk membeli stroberi ini.
Selain stroberi, buah yang perlu dicoba saat musim panas adalah ceri.
Oh stroberinya gede ya.
Apa tadi, manis?
Saya kadung punya persepsi stroberi itu kecut spt di Indonesia.
BTW perlu ada foto gimana mindah kios, Zam 😇