Setelah dua kali ditiadakan karena pandemi, tahun 2022, konser musik klasik Staatsoper für alle kembali digelar.
Konser yang diadakan setiap musim panas ini memang menjadi salah satu kegiatan yang ditunggu warga Berlin.
Seperti namanya, Staatsoper für alle, alias “opera ‘negara’ untuk semua”, digelar secara gratis untuk warga.
Yang menarik, konser ini diadakan di ruang terbuka, di Babelplatz, di area Unter den Linden, yang juga bersejarah.
Di lapangan yang berada di kampus Universitas Humbolt ini, dulu Nazi membakar buku-buku yang dianggap berbahaya.
Konser yang pertama kali digelar pada tahun 2007 ini, di mana misinya adalah memberikan pengalaman musik klasik kelas dunia.
Bagaimana tidak, orkestranya adalah Staatskapelle Berlin 1570, yang mana merupakan salah satu orkestra tertua di dunia.
Pada hari Minggu, 19 Juni 2022, saya dan istri menghadiri konser ini, meski saat itu, Berlin sedang panas-panasnya karena gelombang panas sehingga temperatur udara mencapai 36°C.
Namun hawa panas tidak menyurutkan saya dan warga Berlin untuk menikmati konser ini.
Jalan utama Unter den Linden ditutup untuk mengantisipasi lonjakan penonton, yang tahun ini rasanya jauh berkurang.
Saat kami menonton konser ini pada tahun 2019, suasananya jauh berbeda, di Babelplatz penuh dengan orang, dan kami hanya bisa menonton dari jarak jauh, dari jalan Unter den Linden yang ditutup.
Penonton tahun ini hanya memenuhi separo dari Babelplatz.
Mereka membawa tikar, kursi lipat, payung, bahkan bantal untuk rebahan sambil berjemur menikmati musik.
Beberapa orang terlihat tengah asyik membuka botol wine atau sampanye di bawah naungan payung.
Tua-muda semua tumpah ruah dalam konser yang berlangsung selama satu setengah jam ini.
Dirigen konser adalah Daniel Barenboim, yang merupakan pemimpin musik (Staatskapellmeister) Saatskapllee Berlin 1570 yang bermarkas di gedung Deutsche Staatsoper.
Konser yang dimulai tepat pukul 13.00 ini membawakan karya dari Robert Schumann (1810-1856) dan Peter I. Tschaikowsky (1840-1893).
Karya Schumann, komposer berpengaruh Jerman pada era Romantisasi, yang dibawakan adalah Sinfonie Nr. 4 D-Moll Op. 120 yang terdiri dari 4 movement.
Kemudian, karya Tschaikowsky, komposer Rusia, yang dibawakan selanjutnya adalah Sinfonie Nr. 5 E-Moll Op. 64 yang juga terdiri dari 4 movement.
Tata suara konser sangat apik, di mana meski angin bertiup dengan kencang, saya masih bisa mendengar suara musik dengan baik.
Beberapa petugas terlihat wara-wiri membagikan booklet berisi informasi dan sambutan dari berbagai pihak, mulai dari pihak Deutsche Staatsoper, walikota Berlin, dan juga pemimpin grup BMW, sponsor utama konser ini.
Pukul 14.30, konser selesai, dan penonton pun bubar.
Sayangnya saya merasa acara tahun ini tidak semeriah pada tahun 2019.
Mungkin karena kurangnya sosialisasi atau promosi, atau memang karena cuaca sangat panas membuat sebagain orang enggan datang dan memilih diam di rumah atau nyebur ke danau.
Apalagi saat ini bertepatan dengan liburan musim semi, di mana sekolah libur, dan mungkin sebagian orang memilih berlibur ke luar kota atau luar negeri.
Saya juga membagikan pengalaman saya menonton konser melalui Instagram.
Konser yang skoy!