Jika ditanya tujuan orang berkunjung ke Singapura, tentu saja salah satunya adalah Universal Studios Singapore.
Saya walau beberapa kali ke Singapura, justru belum pernah berkunjung ke taman hiburan ini. Namun pada kunjungan saya dan istri pada 25 April 2018 lalu, kami meniatkan untuk bermain di Universal Studios Singapore supaya kaffah seperti orang-orang.
Jika banyak orang merasa sehari di Universal Studios Singapore tidak cukup, kami justru bisa menghabisakan waktu seharian di sana sebelum malamnya terbang kembali ke Jakarta.
Tentu triknya adalah memilih wahana apa saja yang hendak dituju sehingga tidak menghabiskan waktu memilih hendak naik apa.
Kami pun mengurangi foto-foto demi bisa naik ke beberapa wahana yang telah kami incar.
Menuju Universal Studios Singapore
Kami sampai di Vivo City menggunakan bus sekitar jam 08:00 untuk cari sarapan di gerai McDonald’s Vivo City sambil menunggu Universal Studios Singapore buka jam 10:00.
Setelah kenyang, kami berjalan kaki melalui Sentosa Boardwalk daripada membayar S$4 untuk naik kereta Sentosa Express yang berangkat dari Vivo City ke Resort World Sentosa.
Selain menghemat juga hitung-hitung olah raga. Berjalan di Sentosa Boardwalk juga menyenangkan karena kami bisa melihat pemandangan laut yang bersih beserta kapal-kapal penyeberangan Batam-Singapura yang bersandar di Harbour Front.
Di beberapa titik terdapat travelator yang bisa digunakan untuk mempercepat perjalanan atau sekadar istirahat sejenak.
Jarak 700 meter dari Vivo City hingga Resort World Sentosa tidak terasa kami lahap dalam waktu sekitar 10 menit.
Bermain di Universal Studios Singapore
Saat sampai di kawasan Pulau Sentosa, suasana cukup sepi. Kami sempat girang karena mengira di Universal Studios Singapore nanti juga akan sepi, tapi kami keliru.
Rupanya Universal Studios Singapore sudah ramai, meski saat kami datang sekitar pukul 9:15 bukan di akhir pekan.
Tema Hollywood dan New York
Karena kami sudah membeli tiket jauh-jauh hari lewat Traveloka, kami tinggal membuka aplikasi Traveloka dan memindai kode QR yang muncul di gerbang masuk. Tidak perlu lagi menyetak tiket.
Kami langsung masuk ke kawasan Hollywood. Atraksi utama di bagian ini adalah Elmo’s TV Time dan The Minions, selain tema bangunan dan suasana seperti di Hollywood.
Kami langsung berbelok ke kanan, ke arah kawasan New York. Kami awalnya ingin masuk ke wahana Lights, Camera, Action! Hosted by Steve Spielberg di samping restoran Mel’s Drive In, namun rupanya wahana belum buka.
Wahana yang menampilkan efek film karya Steven Spielberg ini dibuka pada jam 11:00 dan kami datang kepagian. Kami pun memutuskan untuk ke wahana ini nanti saja dan melanjutkan ke Sci-Fi City.
Di bagian bertema New York ini, atraksi utamanya adalah Sesame Street Spaghetti Space Chase yang cocok untuk anak-anak dan keluarga.
Terdapat spot menarik untuk berfoto yang berada di lorong di antara Mel’s Drive In dan wahana Lights, Camera, Action! Hosted by Steve Spielberg.
Transformers The Ride: The Ultimate 3D Battle
Kami langsung menuju ke wahana Transformers The Ride: The Ultimate 3D Battle yang ada di kawasan Sci-Fi City.
Kami harus mengantre sekitar 30 menit sebelum bisa naik ke wahana.
Dalam wahana ini, pengunjung seolah-olah sedang berada di markas NEST (Non-biological Extraterrestrial Species Treaty) sebuah lembaga rahasia yang melindungi bumi dari ancaman makhluk asing, terutama Decepticons.
Markas NEST sedang diserang dan pengunjung diminta untuk melakukan evakuasi menggunakan kereta khusus.
Sembari menggunakan kaca mata 3D, saya dan istri naik ke kereta yang berisi 16 orang terbagi atas 2 kereta, dengan kapasitas per kereta ada 8 orang dengan formasi per 4 orang.
Wahana ini sangat seru, menggabungkan roller coaster dan proyeksi 4D, di mana seolah-olah kereta yang kami gunakan dikejar oleh Megatron karena membawa potongan All Spark yang berharga.
Di beberapa titik, saya merasakan ada hawa panas saat adegan ledakan.
Untuk masuk ke wahana ini, pengunjung harus dalam kondisi sehat, tidak mudah pusing karena akan menampilkan gambar 3D, dan memiliki tinggi badan minimal 122 centimeter.
Petualangan kami berakhir kurang lebih 5 menit. Kami keluar dengan wajah puas.
Battlestar Galactica: Human
Awalnya kami ingin naik wahana Battlestar Galactica: Cylon, namun rupanya wahana ini sudah ditutup. Saya bahkan tidak melihat jalur wahana ini yang bersilangan dengan jalur Battlestar Galactica: Human yang berwarna merah.
Sepertinya penutupan ini terkait dengan insiden yang terjadi pada April 2016, di mana wahana ini sempat macet di saat ada pengunjung di dalamnya.
Sebelum memasuki wahana, kami diminta menyimpan seluruh barang di dalam loker yang tersedia.
Sistem loker menggunakan identitas sidik jari, di mana pengunjung mendaftar dengan memasukkan sidik jari, lalu sistem akan memberi informasi loker nomor berapa yang bisa digunakan.
Loker ini gratis disewa selama 45 menit untuk pengunjung yang akan naik wahana Battlestar Galactica, jika melebihi batas waktu maka akan kena biaya S$4 jika lebih dari 45 menit.
Seluruh benda, mulai dari tas, bahkan kacamata pun harus masuk ke dalam loker sebelum naik wahana ini.
Kami mengantre wahana Human ini sekitar 30 menit. Kami duduk di bangku paling belakang dari 8 kereta yang tersedia. Tiap kereta berisi 2 orang, sehingga kapasitas totalnya adalah 16 orang.
Kami langsung menjerit-jerit saat kereta tanpa basa-basi langsung meluncur kencang menuju puncak setinggi 42,7 meter. Pada satu titik, kereta bisa meluncur hingga 90 KM per jam.
Kereta yang kami naiki berbentuk pesawat Colonial Viper dari film Battlestar Galactica yang digunakan tokoh manusia untuk melawan makhluk Cylon.
Konon pengunjung yang naik wahana Battlestar Galactica: Human akan menerima G-force lebih besar jika dibandingkan dengan pengunjung yang naik wahana Battlestar Galactica: Cylon.
Atraksi yang memakan waktu sekitar 2 menit ini sukses membuat saya ingat akherat. Saat turun dari kereta, kaki rasanya seperti copot sendi-sendinya.
Revenge of the Mummy: The Ride
Kami melanjutkan ke kawasan Ancient Egypt yang memiliki 2 wahana unggulan, yaitu Treasure Hunters dan Revenge of The Mummy.
Seperti pada wahana Battlestar Galactica: Human, pengunjung diminta menitipkan seluruh barang bawaan ke loker sebelum memasuki wahana.
Kami masuk ke Revenge of the Mummy: The Ride, di mana saat antre, kami seperti dibawa masuk ke makam Imhotep yang berliku-liku.
Terlihat beberapa properti dari film The Mummy dan lukisan-lukisan dinding memberi suasana yang makin mencekam.
Antrean wahana ini tidak sepanjang saat mengantre wahana Transformers The Ride: The Ultimate 3D Battle.
Pengunjung seolah-olah menaiki kereta tambang masuk ke dalam makam Imhotep untuk menemukan Buku Kehidupan untuk menghindari kutukan Imhotep.
Di beberapa bagian, kereta meluncur kencang dengan kecepatan hingga 64 KM per jam dalam kondisi gelap. Adegan ini menggambarkan seolah-olah kereta tambang meluncur liar di dalam lubang tanpa kendali.
Pada suatu titik, cerita berhenti di satu titik di mana ada semburan api dan pengunjung merasakan hawa panas seakan-akan datang dari rapalan mantra Imhotep.
Wahana ini berdurasi sekitar 3 menit dan kami keluar dengan wajah cukup cerah karena tidak seberapa dibandingkan dengan wahana Battlestar Galactica: Human.
Jurassic Park Rapids Adventure
Kami menuju ke kawasan The Lost World yang terdiri dari 2 tema, yaitu Jurassic Park dan WaterWorld.
Awalnya kami ingin menonton pertunjukan di WaterWorld, namun karena jadwalnya jam 13:30 dan 16:30, dan masih ada waktu sekitar 1 jam, kami bermain ke kawasan Jurassic Park terlebih dahulu.
Wahana pertama yang kami coba di kawasan ini adalah Jurassic Park Rapids Adventure, di mana di wahana ini, pengunjung akan berbasah-basah ria.
Kami sudah mempersiapkan diri dengan baju ganti, menggunakan tas yang tahan air, dan berganti sepatu ke sandal.
Jika tidak ingin barang bawaan basah, pengunjung bisa menggunakan loker, namun loker di kawasan ini berbayar.
Kami mengantre cukup lama di wahana ini, hampir sekitar 1 jam, untuk wahana berdurasi sekitar 5 menit.
Selama mengantre, jika pengunjung tidak ingin basah badannya, bisa membeli ponco (jas hujan) di vending machine yang tersedia di jalur antrean.
Di tengah-tengah antrean juga terdapat photo booth di mana jika pengunjung ingin memiliki hasil foto, bisa membelinya di pintu keluar.
Jurassic Park Rapids Adventure menggunakan kereta bundar berisi 9 orang per rakit. Area naik dan turun rakit menggunakan conveyor belt yang bergerak perlahan.
Setelah siap, rakit akan nyemplung dari conveyor belt dan berjalan mengikuti aliran air berarus seolah-olah sedang tur ke dalam Jurassic Park untuk melihat beberapa spesies dinosaurus.
Sayangnya, robot dinosaurusnya terasa kaku dan kurang natural. Di beberapa tempat terdapat robot Dilophosaurus yang menyemprotkan air.
Rakit kemudian masuk ke kawasan yang seolah-olah bencana terjadi. Beberapa Velociraptor lolos dan merusak fasilitas Hydroelectric Plant.
Di dalam gedung ini, setelah suasana yang cukup krik-krik karena tidak ada hal-hal mengejutkan selain suara sirene meraung-raung dan pengumuman bahaya, kami dikagetkan dengan sosok kepala T-Rex yang muncul di atas kepala.
Lalu, tiba-tiba kereta berhenti. Raungan T-Rex masih terdengar, dan tiba-tiba kereta naik ke atas dan berhenti sesaat.
Saya menduga bahwa rakit akan dibanting ke bawah, namun rupanya saya salah. Rakit kemudian diluncurkan ke bawah dan air pun muncrat masuk ke dalam rakit.
Meski tidak dibanting ke bawah seperti yang saya duga, cipratan airnya masuk ke dalam rakit dan membuat basah badan.
Desain rakit yang baik membuat air langsung keluar dan tidak menggenang di dalam rakit.
Wahana berakhir di cemplungan terakhir ini.
Di pintu keluar, terdapat drying pod yang bisa mengeringkan badan seketika setelah berbasah-basah. Tentu saja untuk menggunakan fasilitas ini harus bayar S$5.
WaterWorld: A Live Sea War Spectacular
Selesai dari Jurassic Park Rapids Adventure, waktu menunjukkan jam 13:20. Kami segera mempercepat langkah menuju ke kawasan WaterWorld untuk menonton pertunjukan Waterworld: A Live Sea War Spectacular.
Saat kami sampai di arena, tempat duduk sudah terisi separo. Kami memilih duduk di bangku berwarna coklat, di bagian tengah agar terhindar dari cipratan air.
Ada dua zona tempat duduk di area ini, yang pertama adalah soak zone di mana penonton yang duduk di area ini, yang ditandai dengan tempat duduk berwarna biru, dipastikan basah karena kena cipratan air dari pertunjukan.
Zona kedua adalah splash zone, di mana penonton yang duduk di bangku berwarna coklat, tidak akan basah seperti penonton yang duduk di kursi biru, paling hanya kena cipratan-cipratan kecil saja.
Atraksi di wahana WaterWorld: A Live Sea War Spectacular bercerita berdasar pada film WaterWorld (1995) di mana saat itu bumi mengalami pascakiamat dan daratan menghilang dan hanya menyisakan lautan yang luas.
Arenanya pun dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan latar di film, misalnya tembok-tembok yang terbuat dari rongsokan dan jaring-jaring berkarat yang ditumpuk-tumpuk.
Pertunjukan mengambil adegan di mana Helen yang baru saja menemukan Dryland kembali ke atol dan dikejar oleh gerombolan Smokers.
Durasi selama 20 menit tidak terasa karena kami disuguhkan dengan kepiawaian aktor dan aktris melakukan atraksi melompat, bergelantung, hingga jatuh ke air yang disertai efek suara ledakan dan kembang api.
Atraksi ditutup dengan kemunculan sebuah pesawat terbang amifibi yang jatuh terbakar dan masuk ke dalam arena.
Canopy Flyer
Cuaca yang terik, membuat kami beristirahat sejenak selepas menonton atraksi Waterworld: A Live Sea War Spectacular.
Kami duduk-duduk dan membeli minuman dingin di depan pintu masuk kawasan WaterWorld.
Setelah dahaga hilang dan suhu tubuh mereda, kami naik wahana Canopy Flyer yang berada di kawasan Jurassic Park.
Kami tidak perlu menunggu lama, sekitar 10 menit kami pun langsung naik wahana berupa tempat duduk tergantung di atas rel.
Canopy Flyer merupakan wahana roller coaster yang cenderung aman buat keluarga dan anak-anak, meski ada batasan minimal tinggi badan anak 92 cm.
Kapasitas tempat duduk di Canopy Flyer adalah 4 orang di mana 2 orang duduk menghadap depan dan 2 orang duduk menghadap belakang dengan posisi saling membelakangi.
Beruntung, kami duduk menghadap depan, sehingga kami tidak kaget saat di-ontang-anting oleh wahana ini.
Yang agak ngeri, meski wahana roller coaster ini tidak seekstrim wahana yang sebelumnya kami naiki, namun kunci pengaman yang cuma separo saja tetap membuat kami khawatir.
Ketinggian relnya lebih tinggi dari tinggi pintu gerbang Jurassic Park, sehingga kami bisa melihat seluruh kawasan Jurassic Park dari atas.
Durasi wahana ini sekitar 30 detik, dan menjadi wahana roller coaster tersingkat di Universal Studios Singapore.
Look Out! Velociraptors have Escaped in Jurrasic Park!
Saat kami hendak keluar dari kawasan The Lost World, kami berjumpa dengan sebuah mobil yang tengah membawa seekor Velociraptor di dalam kereta di belakangnya.
Atraksi ini memang tidak selalu ada, dan jika beruntung, pengunjung bisa bertemu dengan robot Velociraptor yang gerakannya sangat luwes ini.
Kami pun sempat berfoto di depan kereta ini sebelum mobil membawa Velociraptor ini.
Shrek 4D Adventure
Lelah bermain dengan roller coaster, kami memilih wahana yang lebih tenang dan santai.
Dari kawasan The Lost World, kami bergeser ke wahana Far Far Away dan menuju ke wahana Shrek 4D Adventure.
Di sini kami masuk dan hanya antre selama 10 menit sebelum kami serombongan masuk ke dalam istana Lord Farquaad untuk menonton tayangan 4D.
Namun sebelum kami masuk ke studio, penonton dikumpulkan di aula sambil berdiri. Petugas kemudian menyampaikan beberapa pengumuman mengenai aturan selama berada di wahana.
Sebelum masuk, kami disuguhkan film pendek tentang Shrek dan cerita latar belakang yang akan ditayangkan nanti di dalam studio.
Saya yang memang belum menonton film Shrek jadi sedikit tahu secara garis besar tentang kisah Shrek ini.
Setelah menonton film pendek yang berdurasi 5 menit, kami masuk ke studio sambil membawa kacamata 3D yang disediakan.
Dari sekian tempat duduk, ada sederet tempat duduk yang tidak bisa bergerak, di mana tempat duduk ini digunakan khususu untuk mereka yang mengalami gangguan kesehatan jika menonton dengan pergerakan yang ekstrim.
Setelah duduk, kami pun menonton film yang bercerita tentang hantu Lord Farquaad yang berusaha menculik kembali Putri Fiona dari Shrek.
Kursi yang kami duduki bisa bergetar dan bergoyang saat adegan naik kuda ditayangkan, kemudian di bagian kaki ada semacam penggelitik saat ada adegan laba-laba berjalan ke arah penonton, semprotan air saat Keledai bersin, hingga hembusan udara di tengkuk saat hantu Lord Farquaad muncul.
Film ini hanya berdurasi selama 10 menit, namun memberikan kesan 4D yang menyenangkan.
Madagascar: A Crate Adventure
Selesai menonton Shrek 4D Adventure, kami awalnya ingin naik wahana Puss In Boot’s Giant Journey, namun mengingat tenggat waktu yang kami set harus keluar pukul 16:00 kami memilih masuk ke wahana Madagascar: A Crate Adventure.
Kami masuk tanpa antre. Kami duduk di atas perahu yang diberi pengaman. Belakangan kami mengerti kenapa ada pengaman untuk mencegah pengunjung turun dari kapal dan masuk ke wahana.
Wahana yang berudarasi sekitar 7 menit 30 detik ini bercerita tentang kisah Alex sang singa, Marty sang zebra, Gloria sang kudanil, dan Melman sang jerapah yang melarikan diri dari kapal dengan bantuan grup pinguin yang dipimpin oleh Skipper.
Hewan-hewan ini kemudian terdampar di Madagascar dan disambut oleh Raja Julian sang lemur. Untuk menyambut keempat hewan ini, diadakan pesta di hutan sambil bernyanyi I Like To Move It dari Reel 2 Real.
Buat kami, wahana ini lebih cocok untuk anak-anak dan keluarga. Saya sendiri, meski suka dengan kelompok pinguin pimpinan Skipper, merasa wahana ini terlalu krik-krik.
Namun untuk pendinginan setelah bermain yang mengocok fisik, wahana ini cukup menghibur, apalagi saat masuk tidak perlu antre.
Lain cerita jika harus antre, mungkin kami akan melewatkan wahana ini.
Lights, Camera, Action! Hosted by Steve Spielberg
Dari kawasan Madagascar, kami kembali ke kawasan New York untuk melihat atraksi di wahan Lights, Camera, Action! Hosted by Steve Spielberg yang kami lewatkan tadi pagi.
Saat kami datang, rupanya pertunjukan sedang berlangsung dan kami diminta menunggu 5 menit lagi sebelum masuk.
Setelah kami masuk ke wahana ini, melalui video, kami dijelaskan oleh Steven Spielberg tentang alasan kenapa atraksi ini ada, terutama bagaimana efek film dihasilkan.
Kemudian kami bergeser ke ruang selanjutnya di mana atraksi tentang efek film, dari visual, cahaya, suara, hingga suasana diciptakan.
Kami masuk di studio yang seolah olah sedang berada di tengah kota New York dan sedang mengalami badai level 5.
Kami mengalami efek angin, hujan, petir, hingga saat kapal raksasa menerobos masuk ke dalam hangar.
Atraksi yang tak lebih dari 3 menit ini cukup krik-krik buat kami. Sepertinya kami mengeset harapan kami terlalu tinggi di wahana ini.
Berfoto di tema New York
Terakhir sebelum kami keluar, kami ganti baju terlebih dahulu. Selain karena baju yang kami kenakan basah oleh air dari Jurassic Park Rapids Adventure, juga baju sudah kena keringat.
Apalagi kami harus mengejar penerbangan malam, sehingga rasanya akan lebih segar jika berganti baju.
Untungnya kamar mandi di Universal Studios Singapore sangat nyaman dan kami bisa ganti baju dengan senang.
Kami menuju lorong di antara Mel’s Drive In dan wahana Lights, Camera, Action! Hosted by Steve Spielberg dan berfoto di kawasan yang terlihat keren ini.
Sekitar pukul 16:00 kami keluar dari Universal Studios Singapore setelah puas bermain, walau tidak banyak berfoto-foto.
Tips dari Kami
- Rencanakan perjalanan di Universal Studios Singapore, terutama jika hanya memiliki waktu 1 hari. Universal Studios Singapore buka jam 10:00 dan tutup pukul 18:00, namun jam 09:00 gerbang sudah dibuka, walau beberapa wahana mungkin belum siap.
- Buat daftar tujuan wahana mana saja yang ingin dikunjungi. Hitung juga waktu antrean yang rata-rata sekitar 30 menit hingga 1 jam. Jika perlu, unduh dan rencanakan dengan panduan peta Universal Studios Singapore yang bisa diunduh dengan mudah.
- Kurangi berlama-lama untuk berfoto. Jika ingin mengambil foto, ambil di bagian-bagian ikonik dan pastikan bawa tongsis.
- Sarapan terlebih dahulu, dan bawa cemilan seperlunya. Jika perlu bawa botol minum karena di beberap tempat terdapat stasiun air minum, di mana kita bisa mengisi botol minuman dengan air tersebut. Tentu saja cara ini juga menghemat biaya bila dibandingkan membeli minuman di dalam Universal Studios Singapore.
- Bawa baju ganti dan pakai sandal, terutama jika hendak bermain di wahana yang berhubungan dengan air. Menggunakan sepatu juga menarik, namun saat hendak masuk wahana, menggunakan sandal merupakan pilihan yang bijak.
- Bawa payung atau jas hujan. Cuaca di Singapura tidak bisa diprediksi. Lebih baik sedia payung sebelum hujan, bukan?
- Beli tiket secara online untuk menghindari antrean di loket pembelian tiket. Terkadang tiket yang dijual di hari-H dibatasi dan pengunjung yang datang go-show tidak mendapat tiket.
- Jika ada uang lebih dan berencana datang di akhir pekan, membeli tiket kelas Express bisa menjadi pilihan bijak, karena pemegang tiket Express bisa menggunakan jalur antrean khusus yang tentu saja menghemat waktu antrean, sehingga bisa mencoba wahana lebih banyak.
Ini demi apa ya ternyata aku belum subscribe blog Mas Zam di Feedly aku? Maafkan aku, Mas. Mohon aku jangan digetok.
Well, anyway, berkali-kali ke Singapore sekalipun aku belum pernah main ke Universal Studios-nya. Cupu sekali memang. Padahal pengen banget ke sana, tapi ya waktu itu nggak sempat melulu. Nanti deh suatu saat (entah kapan). Kalau sekarang ini aku pengennya ke Thailand. Pengen banget. Huhu.