Sudah cukup lama saya tidak terlalu mengikuti perkembangan teknologi dari Apple sejak meninggalnya Steve Jobs pada 2011, saya merasa tidak ada perkembangan menarik dan fenomenal yang dilakukan oleh perusahan berlogo apel krowak tersebut.
Namun akhir-akhir ini saya kembali mengikuti berita dari Apple, setelah mendengar rencana mereka meninggalkan Intel sebagai pemasok prosesor mereka pada WWDc 2020 karena perusahaan prosesor nomor satu tersebut dianggap tidak dapat mengikuti perkembangan yang diinginkan Apple sehingga Apple memutuskan membuat prosesor sendiri.
Meski Apple sudah lama menggunakan prosesor produksi mereka sendiri yang ditanam di iPhone dan iPad, namun rencana mereka untuk menggunakan prosesor yang sama di jajaran MacBook dan iMac, cukup menarik.
Apple rencananya akan menggunakan arsitektur ARM, sebuah arsitektur yang banyak digunakan di ponsel, tablet, dan single board computer semacam Raspberry Pi, yang dikenal irit daya namun powerful.
Jika hal ini terwujud, ekosistem Apple akan benar-benar makin eksklusif, di mana kemungkinan interaksi lintas platform akan terwujud, misal aplikasi di iOS atau iPadOS bisa berjalan di MacOS begitu juga sebaliknya, tanpa perlu melakukan konversi apa pun, karena aplikasi tersebut ibaratnya berkomunikasi dengan bahasa yang sama.
Salah satu perangkat yang menjadi percobaan awal adalah prosesor A12Z Bionic yang ditanamkan di iPad Pro 2020, yang performanya bisa mengungguli MacBook Air 2020 yang ditenagai prosesor Intel i3 generasi 10 yang merupakan generasi terbaru saat tulisan ini dibuat.
Hal ini makin mengukuhkan prediksi bahwa masa depan komputasi akan bergeser dari laptop ke tablet.
Bahkan kini, hampir semua produsen juga memiliki seri tablet untuk menyaingi iPad Pro.
Mulai dari Samsung dengan seri Galaxy Tab S7-nya, Huawei dengan MatePad Pro-nya, hingga Microsoft Surface Go 2 yang mengusung konsep tablet yang sekaligus bisa berfungsi menjadi semacam laptop atau laptop yang bisa berubah menjadi tablet.
Penasaran dengan iPad Pro 2020
Saya cukup penasaran dengan iPad Pro 2020, apalagi selama ini saya belum pernah punya tablet karena merasa belum terlalu butuh.
Mi Pad merupakan tablet pertama dan terakhir saya, karena saya akhirnya memberikan tablet tersebut kepada ibu saya untuk sarana hiburan beliau.
Kebetulan istri saya yang seorang seniman dan ilustrator, membutuhkan perangkat kerja yang menunjang kebutuhannya, menggambar secara digital dan menyunting gambar.
iPad menjadi salah satu perangkat yang ia pilih karena kemudahannya saat digunakan untuk menggambar secara digital.
Awalnya kami berencana menyewa melalui situs Grover terlebih dahulu, di mana jika tidak cocok, kami bisa mengembalikan barang tersebut atau jika ada perangkat yang baru kami tinggal mengembalikan dan mengganti dengan yang baru.
Model menyewa perangkat seperti ini cukup umum di Jerman dan menurut saya sebenarnya cukup menarik.
Namun setelah menghitung biaya sewa, di mana biaya sewanya terpaut tak jauh dengan membeli, kami pun sepakat untuk membeli iPad Pro 2020, lengkap dengan Apple Pencil 2 yang memang akan digunakan oleh istri saya untuk mendukung pekerjaannya.
Kenapa iPad Pro dan kenapa edisi 2020, karena perangkat ini merupakan tablet terbaik di kelasnya.
Untuk menyewa selama setahun dengan biaya per bulan 49,90€ untuk iPad Pro 2020 11 inchi berkapasitas 256 GB dan Apple Pencil 2 sebesar 9,90€ per bulan, kami harus menyiapkan dana sebesar 598,80€ plus 118,80€, sekitar 717,60€.
Sementara harga iPad Pro 11 inchi berkapasitas 256 GB di Amazon seharga 959€ dan Apple Pencil 2 seharga 124€, dengan total dana 1.083€.
Meski selisihnya sekitar 300€, namun bedanya kami memiliki perangkat tersebut dan jangka waktu penggunaannya lebih dari setahun.
Opsi menyewa sebenarnya cukup menarik jika misal ada kebutuhan tertentu dalam jangka waktu pendek.
Selain biaya, menurut saya produk Apple punya dukungan teknologi yang cukup panjang.
Lihat saja, MacBook Pro pertengahan 2012, yang merupakan produk peninggalan era Steve Jobs terakhir masih awet dan saya gunakan hingga kini, meski usianya sudah 7 tahun lebih.
Hitung-hitung sebagai investasi dan modal bekerja istri.
Membeli iPad Pro 2020 dan Apple Pencil 2
Di Berlin tidak ada toko resmi semacam iBox, eStore, atau toko khusus Apple seperti di Indonesia, namun produk ini dijual secara resmi di toko elektronik seperti Saturn dan MediaMarkt.
Selain datang ke toko, produk Apple juga bisa dibeli secara online baik melalui situs Apple atau Amazon, yang juga merupakan jaringan distributor resmi.
Rencananya kami akan membeli iPad Pro 2020 berukuran 11 inchi yang wi-fi saja (tanpa dukungan seluler) dengan kapasitas 256 GB serta Apple Pencil 2 tanpa keyboard, karena nantinya iPad ini akan lebih banyak digunakan untuk istri saya menggambar.
Kami memilih membeli langsung di toko, karena meski beberapa kali membeli barang melalui Amazon dan toko online, kami merasa ngeri dengan nilai transaksinya yang cukup besar.
Tanggal 6 Agustus 2020, kami mendatangi Saturn di Alexanderplatz, Berlin, namun sayangnya yang tersedia hanya yang berkapasitas 128 GB.
Kami pun berpindah ke MediaMarkt yang terletak tak jauh dari sana, namun lagi-lagi barang yang kami cari, kapasitas 256 GB, tidak tersedia.
Yang tersedia saat itu untuk kapasitas 256 GB adalah yang menggunakan seluler, sementara kami tidak terlalu butuh dengan seluler, karena lebih banyak digunakan untuk menggambar, selain selisih harganya yang cukup lumayan.
Jika butuh mengunggah atau mengunduh, ada wi-fi di rumah yang bisa digunakan, atau terhubung ke ponsel.
Akhirnya kami memutuskan untuk membeli iPad Pro 2020 berukuran 11 inchi dengan kapasitas 128 GB tanpa seluler berwarna space gray seharga 849,13€, Apple Pencil 2 seharga 131,60€, dan case untuk iPad Pro 2020 bermerek Vivanco seharga 29,99€ di Media Markt.
iPad Pro 2020 11 inchi 128 GB
Seperti biasa, produk Apple dikemas dalam wadah yang dibuka dengan mengangkat tutup ke atas, setelah mencopot lapisan plastiknya.
Unit iPad Pro 2020 langsung terlihat dan untuk mengambilnya dari kemasan, tinggal menarik plastik lidah yang menempel di badan iPad Pro 2020.
Di bagian bawah terdapat kemasan berisi buku petunjuk, kartu garansi, stiker Apple, dan sebagainya.
Jika kemasan berisi dokumen ini diangkat, terlihat pengisi daya dan kabel USB-C.
Tidak banyak tombol fisik di iPad Pro 2020 ini, hanya tombol daya berada di bagian kanan atas dan tombol volume up dan volume down berada di bagian samping atas.
Pengeras suara berada di bagian atas dan bawah, yang bila digunakan untuk menonton video dengan mode landscape akan memberi efek stereo.
Terdapat 3 buah microphone di bagian atas tengah di antara dua pengeras suara dan satu microphone di samping kiri.
Di samping kanan, tidak ada apa pun kecuali sebuah docking magnet untuk menempelkan Apple Pencil 2.
Colokan USB-C berada di bagian bawah tengah diapit dua pengeras suara.
Paling menonjol adalah kameranya yang terdiri dari kamera ultra wide 10 MP dan kamera wide 12 MP dengan senor LiDAR (Light Detection and Ranging) untuk mengukur jarak berdasar pantulan cahaya.
Kamera depan 7 MP berada di bagian depan berada di bingkai bagian atas, di samping sebuah microphone.
Secara total, ada 5 microphone dan 4 pengeras suara yang ditanam di iPad Pro 2020 ini.
Tidak ada tombol apa pun di bagian depan, sehingga pembuka kunci dengan sidik jari (Touch ID) tidak didukung di seri ini, namun diganti dengan pembuka kunci dengan pengenalan wajah (Face ID).
Di bagian belakang, selain logo Apple, terdapat tiga terminal Smart Connector yang digunakan untuk terhubung dengan aksesoris semacam Magic Keyboard.
Setelah iPad Pro 2020 dinyalakan dan melewati seluruh proses registrasi dan aktivasi, iPad Pro 2020 menggunakan sistem operasi iPadOS versi 13.4 yang kemudian saya perbarui ke versi 13.6.1.
Saat tulisan ini dibuat, kini iPad Pro 2020 menggunakan versi iPadOS 13.7.
Apple Pencil 2
Apple Pencil 2 bukan merupakan aksesoris wajib, namun karena istri saya butuh, kami langsung membeli Apple Pencil 2 yang hanya berfungsi di iPad Pro 2018 dan 2020.
Secara fitur dan desain, Apple Pencil 2 memiliki banyak keunggulan, terutama mekanisme pengisian dayanya yang hanya ditempel ke bagian samping kanan iPad Pro.
Karena menempel ke iPad Pro dengan magnet yang sangat kuat, membuat Apple Pencil 2 juga mudah disimpan.
Sama seperti iPad Pro, kemasan Apple Pencil 2 dibuka dengan mengangkat penutup kardusnya ke atas.
Setelah mengangkat wadah berisi dokumen-dokumen, unit Apple Pencil 2 pun langsung terlihat.
Apple Pencil 2 sangat nyaman digenggam, sama seperti menggenggam pensil pada umumnya.
Bentuknya silinder dan terdapat sebuah bagian datar di satu sisi yang sangat membantu saat ditempel ke iPad Pro.
Tidak seperti Apple Pencil, pada kemasan ini tidak disertakan ujung pensil penganti, karena menurut saya dengan pemakaian wajar, rasanya ujung Apple Pencil 2 tidak akan getas.
Memasangkan (pairing) Apple Pencil 2 ke iPad Pro 2020 juga sangat mudah, dengan menempelkannya, kedua perangkat langsung bertautan secara otomatis.
Saat saya mencoba menggunakan Apple Pencil 2 ini di aplikasi menggambar yang digunakan oleh istri saya, Procreate, rasanya sangat menyenangkan.
Dengan mengetuk dua kali pada bagian telunjuk, mode pensil bisa dengan mudah diubah, apakah hendak menulis atau menghapus.
Tentu saja pilihan ini bisa diubah atau dinonaktifkan.
Pelindung iPad Pro 2020
Untuk melindungi iPad Pro 2020, saya memasangkan cover merek Vivanco yang kami beli dari Media Markt.
Pelindung Vivanco ini merupakan pelindung murah meriah yang tampilannya juga menarik.
Selain menutup bagian layar, bagian pinggirnya terlindungi oleh plastik yang lumayan tebal.
Bagian belakangnya bisa ditekuk, jadi iPad Pro bisa disangga dan diberdirikan secara mendatar jika ingin menonton video.
Saya juga memasangkan tempered glass merek JETech yang saya beli dari Amazon.
Soal lapisan pelindung layar iPad ini, sebenarnya ada pelindung layar yang memiliki tekstur agak kasar sehingga menyerupai kertas.
Biasanya lapisan ini selain melindungi juga memberikan sensasi seperti menulis di atas kertas, alih-alih menulis pada kaca.
Namun istri saya lebih memilih tidak menggunakan lapisan yang seperti kertas ini.
Puas dengan iPad Pro 2020
Sejauh ini istri saya sangat puas dengan iPad Pro 2020 dan Apple Pencil 2, karena perangkat ini sangat menunjang pekerjaannya.
Sebelumnya istri saya menggunakan papan gambar Genius EasyPen i405 yang kini sudah terlalu tua meski masih berfungsi dengan baik.
Meski sebenarnya kebutuhan istri saya bisa diakomodir dengan iPad biasa, namun karena perangkat ini ditujukan untuk bekerja, jadi kami memilih menggunakan iPad Pro.
Saat ini istri saya masih mengeksplorasi aplikasi Procreate untuk menggambar, yang kemungkinan nanti juga akan digunakan untuk menyunting foto dengan berlangganan Adobe Photoshop atau menyunting ilustrasi dengan Adobe Illustrator jika sudah tersedia di iPad.
Untuk karya-karya istri saya, bisa dicek di Instagramnya.
Saya sendiri penasaran dengan performanya untuk menyunting video 4K, karena menurut ulasan yang saya baca, iPad Pro 2020 mampu digunakan untuk kebutuhan penyuntingan gambar secara profesional.
Kayaknya menarik ya. Wah harus nabung super lama kalo saya mau beli. 😅
BTW MacBook Pro 2012 emang oke, mash diburu. Punya saya, 15″, yang diambil maling dulu powerful. Produk itu sbg barang bekas masih dicari.
Alkisah seorang mahasiswi Bekasi yang lagi merampungkan skripsi ditawari temannya MacBook Pro 2012 yang hard disk nya rusak. Daripada dikasihkan tukang kebun maka ditawarkan ke mahasiswi. Dengan senang hati diterima. Tinggal ganti SSD dan tambah memori urusan lancar.