Urusan bebersih rumah memang sedikit berbeda dengan saat kami tinggal di Jakarta.
Saat di Jakarta, entah kenapa rasanya rumah terasa lebih cepat kotor dan berdebu, apalagi saat proyek pembangunan tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) berlangsung, rumah setiap hari terasa ngeres.
Tentu saja, solusinya adalah dengan rutin menyapu debu-debu tersebut dan sesekali mengepel lantai keramik di rumah.
Namun sejak pindah ke Berlin, situasinya sedikit berbeda, karena selain debu tidak begitu banyak, plus kami menggunakan lantai parket yang tentunya membutuhkan perhatian lebih untuk perawatannya dibandingkan dengan lantai keramik.
Jika di Indonesia kami bisa dengan mudah membersihkan debu dengan menggunakan sapu, di Berlin cukup sulit menemukan sapu yang efektif seperti sapu yang kami temui di Indonesia.
Sapu favorit kami terbuat dari jerami yang berwarna kuning karena sangat efektif membersihkan debu dan kotoran halus.
Sementara di Berlin, kami tidak dapat menemukan sapu seperti di Indonesia, yang mana kami hanya bisa menemukan sapu plastik yang bentuknya semacam sikat diberi gagang.
Sapu jenis ini tidak efektif untuk membersihkan debu karena bulu sikatnya renggang.
Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk membersihkan debu adalah dengan menggunakan penghisap debu (vaccum cleaner).
Di Indonesia, barang ini termasuk barang mewah yang tidak semua rumah punya.
Jika digunakan pun, bisaanya penyedot debu ini hanya untuk membersihkan karpet, sofa, atau benda-benda empuk lain di mana si debu ini masuk ke dalam.
Sementara di sini, penghisap debu sepertinya menjadi satu-satunya cara untuk menghisap debu di lantai-lantai parket.
Namun untuk membersihkan lantai dengan penghisap debu ini membutuhkan usaha yang lebih, seperti mengeluarkan mesin pembersih debu, menyolokkan kabel ke soket listrik ke beberapa titik karena jangkauan kabel, dan tentu suaranya yang bising membuat kami tidak bisa sering-sering menyalakan mesin ini karena orang Jerman sangat peka dengan suara.
Oleh karena itu, saya pun mengajukan proposal kepada istri untuk membeli sebuah robot pembersih (saugroboter) yang tentunya akan membuat hidup kami lebih mudah.
Sebenarnya bisa saja kami membeli pembersih debu tanpa kabel (cordless) yang mana harga dan fungsinya juga tak jauh berbeda, namun pengoperasiannya tetap manual.
Sebagai manusia malas, jika bisa dilakukan oleh mesin, kenapa manusia harus bekerja?
Memilih Robot Pembersih
Setelah mendapat persetujuan dari istri, saya kemudian melakukan riset untuk mencari robot pembersih yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran kami.
Dari hasil riset, robot pembersih ini bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu robot kelas pemula (entry level), kelas menengah (mid-level), dan premium.
Tentunya kategorisasi ini ditentukan berdasar pada fitur, yang berkorelasi dengan harga.
Robot pembersih kelas pemula ini harganya berada di rentang 100€ hingga 300€ (Rp 2.000.000 hingga Rp 5.000.000), sementara untuk kelas menengah harganya 300€ hingga 500€ (Rp 5.000.000 hingga Rp 8.000.000, dan kelas premium harganya lebih dari 500€ (lebih dari Rp 8.000.000).
Selain harga, kategori robot pembersih juga dibedakan berdasarkan cara dan algoritma pembersihan, sensor dan sistem penginderaan, ketersediaan pengaturan, dan fitur tambahan lainnya.
Robo Pembersih Kelas Pemula
Robot pembersih kelas pemula biasanya menggunakan pola pembersihan secara acak, yang menggunakan algoritma tertentu dengan mengandalkan sensor yang terbatas.
Biasanya robot kelas pemula ini menggunakan sensor giroskop, benturan, dan sensor jarak (biasanya inframerah), yang mana si robot cukup pintar menghindari beberapa penghalang.
Oleh karena itu si robot bergerak secara acak dan bergantung pada hasil perhitungan posisi dari data sensor yang dimiliki.
Meski begitu, robot pembersih ini juga bisa kembali ke dock-nya secara otomatis jika selesai melakukan tugas, baterai habis saat tengah melakukan pembersihan, atau diperintah secara manual baik menggunakan tombol atau melalui aplikasi.
Biasanya robot-robot pembersih ini bisa diperintah melalui aplikasi ponsel, yang mengandalkan sinyal wi-fi pada frekuensi 2,4 GHz untuk berkomunikasi dengan aplikasi.
Karena si robot bergerak cukup acak polanya, robot ini kurang begitu optimal dan efisien dalam membersihkan ruangan, atau membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa menjangkau area ruangan yang dibersihkan.
Robot ini biasanya tidak mengetahui area mana saja yang tidak boleh dilewati, karena misal si robot bisa saja masuk ke kamar mandi atau melewati area yang banyak kabel, atau menabrak benda yang sensitif.
Beberapa produsen mengeluarkan aksesoris tambahan yang dipasang di beberapa titik yang untuk mencegah si robot datang ke sana dengan memancarkan gelombang tertentu.
Tak jarang robot-robot ini terjebak di sudut atau terjerat kabel-kabel, sehingga si robot kemudian memancarkan notifikasi meminta pertolongan kepada si pemilik, baik melalui suara atau notifikasi ke ponsel.
Robot Pembersi Kelas Menengah
Sementara robot pembersih kelas menengah, lebih cerdas dari robot kelas pemula, karena dilengkapi dengan beberapa sensor tambahan, dan diberi prosesor lebih baik, sehingga bisa melakukan pembersihan dengan lebih optimal dan efisien.
Robot-robot pembersih kelas menengah biasanya menggunakan pola lurus yang memastikan seluruh area dilewati dan dibersihkan.
Sensor yang ditanam di robot ini juga lebih banyak, misal penggunaan sensor laser LIDAR (Light Detection and Ranging) atau kamera VSLAM (Visual Simultaneous Localization and Mapping) untuk memetakan ruangan, menganalisa penghalang, sebelum bergerak melaksanakan tugas.
Sensor LIDAR menggunakan laser tak terlihat yang memetakan ruangan, yang mana teknologi ini juga digunakan di iPad Pro 2020 dan iPhone 12 Pro.
Salah satu ciri robot pembersih yang menggunakan LIDAR adalah adanya tonjoloan di mana tonjolan ini untuk melindungi sensor yang berputar 360° menembakkan laser.
Sementara kamera VSLAM menggunakan kamera dan pencitraan komputer (computer vision) untuk mengolah gambar, yang mana teknologi ini banyak diterapkan pada mobil-mobil tanpa awak.
Karena tambahan sensor pengenalan ruangan ini lah, robot-robot pembersih kelas menengah bisa lebih cerdas, karena bisa memetakan ruangan yang akan ia bersihkan, lalu memutuskan rute atau pola pembersihan berdasarkan peta ruangan tersebut.
Selain sensor untuk mengenali ruangan, ada juga sensor tambahan lain, misalnya sensor pengenalan karpet dan sensor pengenal ketinggian untuk mencegah robot jatuh karena mengenali tangga.
Karena prosesornya cukup bagus dan memiliki pengetahuan terhadap peta ruangan, robot-robot ini bisa ditugaskan untuk membersihkan area tertentu saja, atau melarang si robot mendatangi area tertentu dengan menandai pada peta melalui aplikasi.
Menariknya lagi, si robot kelas menengah jika saat melakukan pembersihan ruangan lalu kehabisan baterai, ia bisa kembali ke dock untuk mengisi daya, lalu kembali melanjutkan pembersihan dari posisi terakhir ia berhenti secara otomatis, karena ia mengingat posisi terakhirnya.
Biasanya pula, robot-robot kelas menengah ini juga bisa diintegrasikan dengan sistem rumah cerdas, dan bisa diperintah menggunakan Google Assistance, Amazon Alexa, atau Apple Siri, jika terhubung ke perangkat smart home.
Namun meski sudah dilengkapi dengan sensor pengenalan ruangan, baik LIDAR atau VSLAM, robot kelas menengah ini juga memiliki kelemahan, misal ia kadang tidak bisa mengenali rintangan yang terlalu kecil yang bisa dikenali sensor, misal kabel melintang atau sandal yang menghalangi jalan.
Robot Pembersih Kelas Premium
Untuk itulah robot kelas premium digunakan, karena biasanya robot-robot ini mempunyai kamera tambahan di bagian depan yang bisa digunakan untuk mengenali benda-benda yang berada di depannya.
Ada juga robot yang menggunakan kamera 360° untuk memetakan dan melihat situasi di sekitar, dan ketika ruangan sekitar gelap, robot ini memiliki lampu untuk menerangi sekitar.
Tentu dengan adanya tambahan kamera yang melengkapi sensor pengenalan ruangan, si robot menjadi jauh lebih pintar sehingga bisa membersihkan dengan optimal dan efisien.
Beberapa robot kelas premium ini bahkan bisa difungsikan sebagai kamera pengawas, misal untuk mengawasi hewan peliharaan, melihat ke sudut-sudut rendah yang sulit dilihat manusia, atau melakukan pengawasan terhadap rumah lalu mengirim notifikasi ke pemilik.
Tidak hanya di sisi si robot, beberapa seri memiliki fitur auto-clean di docking station-nya, si robot tidak hanya melakukan pengisian daya, namun juga melakukan penyetoran kotoran yang dikumpulkan ke wadah khusus di dock.
Si pemilik tidak perlu repot membuka penutup robot untuk mengambil wadah debu lalu membuangnya setiap kali robot bekerja, namun hanya perlu membuang kotoran ini beberapa kali saja dari dock tanpa membuka wadah pada badan robot.
Pada beberapa seri, robot pembersih ini juga memiliki fungsi untuk mengepel, atau jika memiliki robot khusus untuk mengepel, robot ini bisa berkomunikasi dan memerintah robot pengepel untuk melakukan tugasnya setelah si robot ini selesai menyapu lantai.
Selain fitur-fitur canggih tersebut, yang perlu diperhatikan saat memilih robot pembersih ini adalah kekuatan sedotannya yang biasanya dalam satuan CFM (cubic feet minute), daya tahan baterai, efektivitas pembersihan terutama dalam mengangkat kotoran dari karpet, tingkat kebisingan, dan kapasitas wadah kotoran.
Pertimbangan lain saya adalah kemudahan mendapatkan aksesoris atau spare parts, misal sikat pembersih, kain pel, dan sebagainya.
Pilihan Saya
Setelah melihat berbagai pilihan yang ada, awalnya saya memutuskan untuk membeli robot seri kelas pemula, karena anggaran yang tersedia adalah sekitar 300€.
Saya pun berkunjung ke toko elektronik favorit saya, MediaMarkt untuk melihat pilihan robot pembersih yang mereka tawarkan, sekaligus melakukan survei, namun pilihan robotnya tidak sebanyak pilihan online di Amazon.
Dengan anggaran tersebut, saya sempat melirik Xiaomi Mijia 1C, namun sayangnya robot ini tidak dijual secara resmi di Jerman, sehingga saya tidak mengetahui harga resminya.
Namun menurut situs Aliexpress, robot pembersih ini harganya sekitar 150€ hingga 200€ tergantung si penjual.
Kemudian saya melirik Ecovacs Deebot N79S seharga kurang dari 200€, Anker Eufy Robovac 11S seharga 300€, dan iRobot Roomba 675 seharga 280€ yang semuanya dijual di Amazon.
Namun semua rencana saya berubah saat saya melihat robot kelas menengah, Ecovacs Deebot Ozmo 920 seharga 434,90€ didiskon menjadi 289,90€, Roborock S6 Pure seharga 439,99€ didiskon menjadi 259€, serta Neato D4 seharga 529,99€ menjadi 255,59€ di Amazon karena promo Early Black Friday.
Hingga saat itu, saya belum memutuskan yang mana, dan cukup bimbang dan masih menimbang robot mana yang hendak saya pinang.
Setelah berdiskusi dengan istri, lengkap dengan memberikan data perbandingan dan berbagai argumen pendukung, akhirnya mantap lah saya untuk memilih Ecovacs Deebot 920 karena dengan anggaran robot kelas pemula namun mendapat robot kualitas menengah.
Kemudian saya pun memantapkan diri untuk melakukan checkout di Amazon, yang kemudian saya terkejut sekaligus kesal karena barang tersebut sudah habis!
Di saat kesal tersebut, saya melihat Ecovacs Deebot Ozmo 950 sedang diskon, dari harga 599,90€ turun menjadi 349,95€ di situs Saturn, sementara di Amazon harganya masih 434,95€, dan di MediaMarkt harganya 399€.
Tanpa pikir panjang, saya langsung melakukan checkout pada 22 November 2020 di situs Saturn karena tak ingin kecewa lagi karena kehabisan.
Ecovacs Deebot Ozmo 950 merupakan robot pembersih kelas premium yang fiturnya agak lebih banyak bila dibandingkan dengan Ecovacs Deebot Ozmo 920.
Fitur utamanya adalah kapasitas baterai yang lebih besar, di mana Ecovacs Deebot Ozmo 950 memiliki masa pemakaian baterai selama 200 jam nonstop saat melakukan pembersihan, sementara Ecovacs Deebot Ozmo 920 hanya 150 jam.
Daya hisapnya juga berbeda, di mana Ecovacs Deebot Ozmo 950 memiliki 3 daya hisap yang sangat berguna untuk membersihkan karpet tebal, sementara Ecovacs Deebot Ozmo 920 hanya memiliki 2 daya hisap untuk lantai dan karpet saja.
Meski agak overbudget dan overkill, namun kami tidak menyesal membeli Ecovacs Deebot Ozmo 950, karena harga yang didapat masih good deal dibandingkan dengan robot pembersih lain di rentang harga setara.
Apalagi menurut beberapa ulasan, robot pembersih seri ini termasuk robot yang direkomendasikan.
Di Indonesia, rupanya Ecovacs memiliki toko resmi di Tokopedia, yang menjual Ecovacs Deebot Ozmo 920 seharga Rp 5.990.000 dari Rp 10.990.000 dan Ecovacs Deebot Ozmo 950 seharga Rp 6.990.000 dari Rp 11.990.000.
Meski Saturn memperkirakan barang akan saya terima pada tanggal 26 November 2020, namun saya menerima barang tersebut pada tanggal 24 November 2020 melalui kurir DHL.
Untuk ulasannya, tunggu tulisan saya berikutnya!
Punya robot alias alat elektronik memang membantu sekali dalam memudahkan hidup ya, mas 😂 Dan rasanya peaceful karena robot-robot dengan senang hati membersihkan debu-debu di lantai, jadi menurut saya harga robot sangat worth to buy, apalagi Ecovacs ini salah satu pemain bagus di kelasnya 😍