Musim semi tahun 2020 ini terasa sangat berbeda, karena wabah pandemi Covid-19 membuat segalanya berubah.
Saya juga masih mengalami alergi serbuk sari, meski tidak keluar ke mana-mana selama masa pembatasan sosial untuk pencegahan penyebaran Covid-19, namun entah bagaimana, serbuk sari yang kasat mata ini masih saja terhirup oleh saya.
Aturan pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah Berlin sudah diperbarui pada 2 April 2020, dan kini membolehkan warga untuk duduk-duduk di taman, selama tetap menerapkan jarak setidaknya 1,5 meter dari kelompok lainnya.
Pemerintah juga tidak lagi mewajibkan membawa kartu identitas atau dokumen yang menunjukkan alamat tempat tinggal jika ingin keluar.
Namun beberapa toko masih dilarang buka dan aturan-aturan yang sebelumnya ditetapkan masih berlaku.
Tentu saja kesempatan ini tidak kami sia-siakan, setelah hampir sebulan kami tinggal di rumah dan keluar sesekali hanya untuk berbelanja ke supermarket.
Hari Minggu, 12 April 2020 lalu, kami memutuskan keluar jalan-jalan ke taman di dekat tempat tinggal kami untuk sekadar mencari sinar matahari.
Apalagi cuaca saat itu sedang cerah dan temperatur udara sekitar 23°C, yang cukup hangat.
Terlalu lama diam di rumah tanpa banyak beraktivitas rupanya juga tidak baik, apalagi saya yang biasa berjalan kaki ke stasiun kereta setiap berangkat kerja kini tidak pernah lagi melakukannya.
Lutut agak mulai nyeri karena sepertinya jarang digunakan untuk berjalan kaki.
Kami menyusuri taman di pinggir Sungai Spree, di samping Schloss Bellevue, istana tempat tinggal presiden Jerman, menuju ke taman yang dekat dengan kantor Kanselir.
Rupanya banyak sekali warga Berlin yang sudah melakukan hal ini, bahkan piknik di taman di pinggir Sungai Spree.
Ada yang duduk-duduk sambil menyesap bir dingin atau wine bersama pasangan atau teman-temannya, membaca buku, mengerjakan tugas sekolah, hanya duduk-duduk, bahkan ada yang memasang hammock dan nyaman tidur sambil menikmati sinar matahari yang mengguyur.
Warga juga terlihat santai seperti biasa, berlari-lari bersama anjing piaraannya, atau bersepeda, seperti tidak ada yang dikhawatirkan di masa pandemi ini.
Jika biasanya di Sungai Spree terlihat kapal-kapal tur wisata lalu lalang, kali ini mereka menghilang.
Industri wisata salah satu yang mengalami masa-masa kelam dan banyak yang terpaksa berhenti beroperasi, termasuk tur kapal di Sungai Spree.
Saya malah melihat pasangan tengah bersantai di atas perahu bertenaga surya mengapung dan mengalir mengikuti arus di Sungai Spree.
Entah dari mana dan bagaiman mereka bisa turun ke sungai, saya tidak tahu.
Melihat suasana hari ini membuat kami berencana untuk piknik di taman saat cuaca cerah pekan depan, seperti yang pernah kami lakukan pada musim panas lalu di Tiergarten atau di Schloss Sanssouci.
Kami sempat duduk-duduk sebentar di bawah pohon ceri yang mulai mekar sambil menikmati kopi instan murah yang kami beli dari supermarket.
Ah, rasanya ingin sekali mendatangi acara menonton bunga sakura, di mana saat ini pasti bunga-bunga tersebut sudah bermekaran.
Juga mendatangi pasar malam musim semi sambil makan kembang gula seperti tahun lalu.
Semoga situasi kembali pulih seperti sedia kala, meski kita semua harus terus waspada.
Sudah diperbolehkan ke taman, berarti kondisi di Berlin sudah mulai membaik, Mas Zam? Di sini lagi deg-degan menunggu puasa dan lebaran, nih. Mas Zam mesti sudah dengar kalau mudik boleh tapi diimbau untuk tidak. 😀