Setelah menjadi pelanggan XL pascabayar sejak lama, akhirnya saya memutuskan mengakhiri rencana pascabayar saya.
Saya berniat membawa dan mempertahankan nomor XL menggunakan roaming saya selama tinggal di Jerman karena nomor saya tersebut sudah terhubung ke berbagai layanan perbankan dan layanan lain di Indonesia.
Namun untuk mencegah kebobolan biaya komunikasi jika menggunakan pascabayar, saya memilih mengubah kembali layanan pascabayar saya ke layanan prabayar, sehingga lebih mudah dikontrol.
Mengubah Pascabayar ke Prabayar di XL Center Bekasi
Saya mendatangi XL Center Bekasi pada 15 November 2018 jam 15:28 WIB dan mendapat nomor antrean A020.
Sebuah SMS dari XPLOR masuk ke ponsel saya yang berisi nomor antrean dan informasi antrean.
Tak lama saya duduk, saya langsung dipanggil menuju counter 5 dan dilayani petugas bernama Maya.
Lagi-lagi saya mendapatkan SMS yang menyatakan bahwa nomor antrean saya dipanggil ke counter 5.
Setelah mengutarakan maksud saya, Maya menanyakan alasan saya kenapa saya hendak mengubah ke prabayar.
Saya mengatakan bahwa saya akan pindah ke Jerman, permintaan saya langsung diproses. Saya mengisi formulir pernyataan, dan diminta membayar tagihan XL Prioritas saya yang sedang berjalan.
Proses pengubahan membutuhkan waktu 5 menit, dan semua dilakukan dari komputer petugas.
Saya pun bertanya tentang kemungkinan mempertahankan nomor XL saya selama saya di luar negeri.
Menurut Maya, ada 2 cara, yang pertama adalah dengan membeli paket masa aktif yang bisa dibeli melalui menu USSD *123# dan yang kedua adalah dengan rutin membeli pulsa senilai minimal Rp 25.000 untuk mendapatkan tambahan masa aktif selama 30 hari.
Maya juga menjelaskan beberapa layanan roaming yang bisa digunakan menggunakan XL. Dari beberapa layanan roaming XL, saya menggunakan layanan XL Pass.
Menggunakan Layanan XL Pass
Saya mengaktifkan layanan XL Pass melalui aplikasi MyXL sebelum saya berangkat.
Paket yang saya beli adalah paket XL Pass 3 hari seharga Ro 150.000 yang akan memotong pulsa saya.
Saya pun mengisi pulsa sebesar Rp 150.000 agar bisa menggunakan XL Pass.
XL Pass saya pilih karena saya masih memiliki paket HotRod yang cukup banyak, dan dengan mengaktifkan XL Pass ini, saya bisa berbagi koneksi dengan istri saya selama di sana menggunakan fitur hotspot tethering.
Namun sayang, saat saya mendarat di Bandara KLIA, saya tidak dapat menggunakan layanan roaming-nya meski saya sudah terhubung ke jaringan rekanan XL di Malaysia, yaitu Digi maupun Celcom.
SMS konfirmasi dari XL sudah masuk yang menandakan bahwa layanan roaming sudah aktif, namun tidak pada kenyataannya.
Untungnya saya bisa terhubung ke wi-fi gratis di Bandara KLIA, dan saya segera melayangkan komplain ke XL melalui Twitter, meski saat saya berangkat kembali tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Jika di Malaysia layanan roaming-nya tidak bisa digunakan, berbeda saat saya transit di Bandara Schipol, Amsterdam, Belanda.
Setelah SMS konfirmasi dari XL masuk, beberapa notifikasi langsung menderas masuk ke ponsel, sejenak setelah saya menonaktifkan mode terbang.
Pada layar status, saya melihat nama Vodafone NL muncul, yang menandakan bahwa layanan XL saya berhasil terhubung ke jaringan rekanan Vodafone pada jaringan 4G.
Saya lega, bahwa ini menandakan bahwa layanan XL Pass saya sudah aktif dan bisa digunakan di Jerman.
Untuk menghemat data, saya kembali menyalakan mode terbang dan beralih ke wi-fi gratis Bandara Schipol.
Sesampainya di Bandara Tegel, Berlin, Jerman, XL Pass saya juga sudah bisa digunakan. XL menggunakan jaringan Vodafone DE di jaringan 4G.
Selama 3 hari, ketika di luar apartemen, saya bertumpu pada jaringan XL Pass, karena di apartemen saya menggunakan wi-fi.
Yang kurang menyenangkan dari XL Pass adalah masa berakhirnya mengikuti waktu di Indonesia, yaitu setiap jam 00:00 WIB.
Selain itu pastikan paket HotRod masih tersedia, karena XL Pass ini hanya membuka akses roaming untuk mengakses ke paket data HotRod yang ada.