Saya cukup beruntung menjadi orang yang bisa mendapatkan Xiaomi Redmi 2 yang secara resmi dilepas ke pasar Indonesia pada 8 April 2015 melalui situs Lazada dengan harga Rp 1.599.000. Tercatat 40.000 perangkat Xiaomi Redmi 2 terjual dengan cepat, termasuk aksesorinya.
Xiaomi Redmi 2 sejatinya adalah penerus dari suksesnya Xiaomi Redmi 1S yang laris manis di Indonesia. Meski secara fisik keduanya mirip, namun Xiaomi Redmi 2 memiliki banyak keunggulan bila dibandingkan saudaranya Xiaomi Redmi 1S.
Berikut ini pengalaman saya menggunakan Xiaomi Redmi 2, yang bisa menjadi pertimbangan untuk membeli Xiaomi Redmi 2.
Fisik dan Kemasan
Xiaomi Redmi 2 hadir dalam kemasan kardus berwarna coklat khas Xiaomi. Di dalamnya berisi unit ponsel Xiaomi Redmi 2, baterai berkapasitas 2.200 mAh, kabel USB, pengisi daya, buku panduan, dan kartu garansi.
Kesan pertama saya saat mengangkat ponsel ini adalah enteng. Maklum saja, beratnya hanya 133 gram dan lebih tipis bila dibandingkan dengan saudaranya Redmi 1S.
Bagian penutup baterai belakang berwarna putih dengan permukaan soft touch matte yang membuat Xiaomi Redmi 2 lebih mantab digenggam.
Seperti pada Xiaomi Redmi 1S dan Xiaomi Redmi Note, Xiaomi Redmi 2 memiliki 3 tombol yang terletak di sebelah kanan, yaitu tombol volume up, volume down, dan power. Di bagian kanan atas terdapat lubang jack 3,5 mm untuk earphone.
Colokan mikro USB 2.0 terletak di bagian bawah kanan. Sebuah lubang kecil yang berfungsi sebagai microphone terletak di bagian bawah,
Xiaomi Redmi 2 mendukung USB OTG (On The Go) di mana ponsel bisa bertindak sebagai host yang memungkinkan perangkat USB lainnya seperti USB flashdisk, mouse, atau keyboard dapat terpasang dan berfungsi layaknya dicolok ke PC atau laptop. Agar fitur USB OTG ini bisa digunakan, dibutuhkan kabel tambahan baru yang mengkonversi mikro USB ke USB.
Kamera utama beresolusi 8 MP terletak di bagian atas tengah. Sebuah LED flash terletak di samping kirinya dan pengeras suara terdapat di samping kanan kamera utama.
Terdapat lubang kecil di atas kamera yang berfungsi sebagai microphone. Terakhir, terdapat tulisan Mi di bagian bawah menjadi ciri khas keluarga Redmi.
Bagian depan, kamera depan beresolusi 2 MP berada di sebelah kanan pengeras suara telepon. Di bagian bawah layar terdapat 3 soft buttons, yaitu tombol menu, tombol home, dan tombol kembali. Lampu LED yang akan menyala bila ada notifikasi beradai di tengah, tepat di bawah tombol home.
Seperti pada saudaranya Xiaomi Redmi 1S, tombol soft buttons di Xiaomi Redmi 2 tidak memiliki lampu backlight, sehingga cukup merepotkan saat berada di daerah gelap untuk mencari tombol.
Xiaomi Redmi 2 memiliki ujung-ujung yang membulat. Ini mengingatkan saya dengan bentuk Xiaomi Redmi Note, yang bila disandingkan, Xiaomi Redmi 2 seolah-olah Xiaomi Redmi Note berukuran lebih kecil.
Ukuran bezel atau kerangka yang mengelilingi layar di Xiaomi Redmi 2 juga lebih tipis, yaitu 3,11 mm. Ini membuat Xiaomi Redmi 2 lebih kecil beberapa milimeter bila dibanding dengan saudaranya Xiaomi Redmi 1S.
Prosesor dan Memori
Xiaomi Redmi 2 menggunakan arsitektur 64 bit yang ditenagai prosesor Qualcomm Snapdragon 410 quad-core 1,2 GHz (Cortex A53).
Untuk grafis, Xiaomi Redmi 2 menggunakan Adreno 306 yang mendukung berbagai pustaka grafis dan game yang ada di pasar. Bermain game dengan grafis yang berat semacam Asphalt 8 pun terbilang cukup lancar.
Meski RAM-nya hanya 1 GB, namun Xiaomi Redmi 2 menggunakan LPDDR3, yang merupakan teknologi terkini di dunia memori. LPDDR3 (low power DDR3) mengkonsumsi daya lebih rendah dan transfer rate lebih cepat.
Xiaomi Redmi 2 mempunyai ruang penyimpan internal sebesar 8 GB yang bisa ditambah dengan menyematkan microSD dengan kapasitas maksimal 32 GB.
Baterai Lithium-Polymer (Li-Po) Xiaomi Redmi 2 berkapasitas 2.200 mAh yang mendukung teknologi Quick Charge 1.0, sehingga pengisian daya bisa jauh lebih cepat dari Xiaomi Redmi 1S.
Layar
Layar Xiaomi Redmi 2 berukuran 4,7 inchi. Ukuran 4,7 inchi dianggap ukuran paling nyaman untuk sebuah ponsel, baik digenggam maupun dibaca.
Saya sepakat. Xiaomi Redmi 2 begitu pas saat digenggam dan setiap sudut layar bisa diakses dengan satu tangan. Bila dikantongi pun, Xiaomi Redmi 2 tidak memakan banyak tempat.
Xiaomi Redmi 2 menggunakan Sharp/AUO IPS HD fully laminated display. Layar laminated menghilangkan celah antara layar sentuh dengan sensor tekanan. Hasilnya, layar menjadi lebih tipis yang membuat Xiaomi Redmi 2 ikut menjadi tipis dan ringan.
Selain tipis, penggunaan laminated display membuat warna pada layar konsisten pada hampir semua sudut pandang. Layar masih bisa dibaca hingga sudut 178°.
Layarnya beresolusi 1280×720 312 ppi. Resolusi in merupakan resolusi paling optimum yang paling nyaman digunakan di ponsel. Resolusi ini pun masih bisa dilihat dengan tajam pada layar komputer standar.
Xiaomi Redmi 2 menggunakan NTSC warna gamut 70%, yang membuat warna merah tampak lebih merah, warna biru tampak lebih biru, dan sebagainya. Perbandingan kontrasnya 1000:1 membuat gambar tampak lebih tajam.
Layar Xiaomi Redmi 2 dilapisi dengan kaca AGC Dragontrail yang membuat layarnya kebal goresan.
Jaringan 4G LTE
Xiaomi Redmi 2 menggunakan mikro SIM ganda yang mendukung 4G pada kedua slot. 4G yang didukung Xiaomi Redmi 2 adalah CAT4 4G LTE yang kecepatannya bisa mencapai 150 Mbps download dan 50 Mbps upload. Jaringan 4G LTE yang didukung adalah FDD (Frequency Divison Duplex) yang mana jalur upload dan download dibedakan berdasar frekuensi.
Frekuensi FDD-LTE yang didukung Xiaomi Redmi 2 adalah 900 MHz, 2600 MHz, dan 1800 MHz. Operator telekomunikasi Indonesia, Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat, menggunakan frekuensi 4G LTE 900 dan 1800 MHz yang bisa digunakan di Xiaomi Redmi 2.
Saya belum mencoba fitur 4G LTE ini karena belum menukarkan kartu SIM saya agar mendukung jaringan 4G LTE. Saya akan coba perbarui tulisan ini jika sudah menggunakan layanan 4G LTE.
MIUI 6
Setelah melepas plastik lapisan pelindung di layar depan, memasang baterai dan menyalakannya, muncul layar pengaturan pertama kali. Langkah-langkah aktivasinya adalah:
- Memilih bahasa, ada beberapa pilihan termasuk Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin. Saya memilih Bahasa Indonesia.
- Memilih lokasi, tentu saja saya memilih Indonesia.
- Memilih papan ketik, ada 3 pilihan: SwiftKey, Google Keyboard, Masukan Pinyin Google (Google Pinyin Input). Saya memilih Google Keyboard.
- Terhubung ke jaringan wi-fi. Pengaturan ini bisa dilewati jika tidak ingin terhubung ke wi-fi. Karena nanti akan saya gunakan untuk masuk menggunakan akun Mi, saya mengaktifkan dan menghubungkan ke jarinan wi-fi.
- Halaman Syarat dan Ketentuan penggunaan. Setujui saja.
- Masuk ke akun Mi jika sudah punya. Jika belum bisa membuat akun Mi terlebih dahulu. Atau bisa juga melewati langkah ini. Akun Mi berguna untuk mengaktifkan layanan cloud, misal mengembalikan pengaturan perangkat yang ada di ponsel Xiaomi yang lain. Saya mengaktifkan akun Mi untuk mengembalikan dan mensinkronisasi kontak dan pengaturan dari perangkat Xiaomi saya yang lain.
- Masuk ke akun Google untuk mengaktifkan layanan Google Play.
- Setelan tambahan, misal mengaktifkan pengaksesan lokasi dan pengiriman info pengalaman pengguna yang dikirim ke MIUI secara anonim untuk meningkatkan kinerja perangkat ke depannya.
- Anda sudah siap!
Xiaomi Redmi 2 menggunakan MIUI 6 yang telah berjalan di Android Kitkat 4.4.4. Saya suka sekali dengan tampilan MIUI 6 yang penuh warna, cantik, dan animasinya memikat.
Saat saya melakukan pengecekan melalui menu Pembaruan, versi MIUI yang digunakan adalah versi 6.3.4 (KHJMIBL).
Ada 6 aspek yang ditonjolkan di MIUI 6, yaitu warna, gerakan, konten, kustomisasi, dan keamanan. Berikut ini yang menarik perhatian saya.
Kosmetik dan Animasi
Warna merupakan elemen yang penting di MIUI 6. Warna-warna di MIUI 6 mencerminkan kebahagiaan. Warna-warna hijau, merah, biru, oranye, dan kuning banyak digunakan sebagai warna dasar elemen MIUI 6.
Gerakan merupakan aspek kecil namun begitu diperhatikan di MIUI 6. Para desainer dan insinyur di MIUI menggunakan rumusan gerakan alami yang hasilnya adalah gerakan cepat pada awal dan melambat secara logaritmis pada akhir. Detail-detail gerakan ini membuat MIUI tampak lebih intuitif dan responsif.
Ikon-ikon pun dibuat dengan flat membuat tampilan dan warna terlihat lebih solid. Di beberapa ikon, ada animasi yang membuat ikon lebih atraktif. Misal pada ikon kalender, ketika berganti hari, akan ada animasi kalender berganti hari. Begitu juga pada ikon aplikasi cuaca, tampilan cuaca dan suhu udara bisa terlihat dengan cepat hanya dari ikonnya.
Notifikasi
Notifikasi menjadi perhatian di MIUI 6 karena seringkali notifikasi ini mengganggu. Saya suka dengan pendekatan yang dilakukan MIUI 6 untuk mengelola notifikasi.
Salah satu notifikasi yang cukup berguna adalah floating notification yang sudah ada di MIUI v5 saat ada telepon masuk. Pengguna bisa menyentuh notifikasi tersebut untuk menjawab atau menolak panggilan tanpa berpindah aplikasi. Konsep floating notification ini diterapkan di MIUI 6.
MIUI 6 bisa membedakan, mana notifikasi yang penting dan membutuhkan respon cepat dan mana notifikasi tak penting yang bisa diabaikan. Contoh notifikasi yang penting antara lain notifikasi panggilan masuk, pesan singkat, dan pengingat. Sedangkan notifikasi yang bisa diabaikan antara lain notifikasi pembaruan, aktivitas terbaru, dan sebagainya.
MIUI 6 secara cerdas bisa memilah mana notifikasi yang penting dan mana yang tidak. Namun jika tidak sesuai, prioritas notifikasi ini juga bisa diatur secara manual oleh pengguna.
Notifikasi yang tak penting ditampilkan dengan cantik di statusbar. Ada dua cara yang bisa dipilih, yaitu menampilkan model tiga titik atau langsung menampilkan ikon aplikasinya.
Pengelolaan E-mail
E-mail juga menjadi fokus tim MIUI. E-mail merupakan aplikasi yang paling sering saya gunakan di ponsel. Namun seringkali untuk melakukan pengaturan e-mail membutuhkan langkah yang panjang.
MIUI 6 mendukung fitur auto-setup, di mana pengguna hanya memasukkan alamat e-mail atau username serta kata sandi, dan MIUI yang akan melakukan pengaturan lainnya.
Saat saya mencoba mengaktifkan akun e-mail kantor yang menggunakan server e-mail hasil instalasi sendiri, aplikasi e-mail bisa mengenali dan memasang konfigurasi SMTP, IMAP, dan port dengan benar dan cepat. Padahal domain yang digunakan oleh mail server ini berbeda dengan domain yang muncul di e-mail saya.
Begitu juga saat saya menambahkan alamat e-mail pribadi yang di-hosting di Zoho Mail. MIUI bisa langsung mengenali dan mengkonfigurasi sesuai dengan benar dan bisa langsung digunakan.
Membalas e-mail juga merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan setelah menerima e-mail. MIUI 6 mempermudah pengalaman membalas e-mail. Jika di aplikasi lain ada tombol khusus untuk membalas, MIUI menghilangkan tombol ini dan pengguna bisa langsung mengetuk pada pesan e-mail untuk membalas.
Setelah e-mail berbalas begitu panjang, rasanya membaca e-mail bisa memusingkan. MIUI 6 mengemas percakapan e-mail menjadi lebih cantik, dengan menyusun dengan model threaded dan dibentuk layaknya percakapan pada aplikasi perpesanan. Ekor e-mail yang tak penting dihilangkan dan hanya menampilkan balasan yang penting saja.
Saya bahkan langsung jatuh cinta pada aplikasi e-mail bawaan MIUI 6. E-mail bisa ditampilkan ke dalam sebuah akun global, atau kita bisa memilih hanya menampilkan satu akun tertentu saja.
Kustomisasi dan Personalisasi
MIUI 6 menawarkan pengalaman yang menarik untuk pengguna saat melakukan kustomisasi dan personalisasi.
Menghapus aplikasi yang tidak diinginkan dengan cara yang gampang, cukup tahan aplikasi lalu seret ke atas, ke arah tempat sampah, dan puff! Aplikasi dihapus dengan cara yang cantik, seolah-olah meledak menjadi potongan kertas warna-warni sesuai warna ikon aplikasi yang dihapus.
Menghapus banyak aplikasi sekaligus pun juga sama mudahnya. Cukup pinch-out layar, kemudian kumpulkan ikon aplikasi yang dihapus dengan mengetuknya lalu seret aplikasi yang telah terkumpul ke tempat sampah di bagian atas dan, puff!
MIUI 6 memiliki banyak pilihan tema dan tampilan. Animasi, ikon, dan berbagai bunyi-bunyian bisa diatur dengan mudah sehingga lebih personal.
Untuk menjaga performa tetap kencang, MIUI 6 memiliki aplikasi pembersih bawaan. Aplikasi pembersih ini bisa menghapus berkas-berkas tak berguna seperti cache, sisa-sisa aplikasi yang telah dihapus, dan sebagainya. Aplikasi pembersih ini telah digunakan 9 juta orang setiap hari, menangani 640 juta berkas sebesar 2.550 TB yang setara dengan 326.000 ponsel berkapasitas 8 GB.
Untuk keamanan, MIUI 6 memiliki aplikasi antivirus yang mencegah ponsel terjangkit aplikasi jahat dan berbahaya.
Menu Tersembunyi
Bila cukup iseng, terdapat banyak hal-hal “rahasia” yang menyenangkan untuk dieksplorasi. Misal dengan mengetuk beberapa kali pada versi MIUI saat melihat informasi ponsel, maka akan mengaktifkan mode developer.
Masih pada menu tentang ponsel, mengetuk beberapa kali pada versi kernel, akan mengaktifkan layanan debug atau engineering mode.
Mengetuk pada versi Android beberapa kali akan memunculkan easter egg versi Android yang digunakan.
Performa
Untuk mengukur performa, saya menggunakan aplikasi Antutu Benchmark versi 5.6.2. Hugo Barra mengklaim hasil pengukuran Antutu untuk Xiaomi Redmi 2 adalah 20.375.
Saya melakukan 2 kali pengujian. Hasil pengukuran saya, Xiaomi Redmi 2 mendapat skor tertinggi 20.042 dan skor terendah 19.055. Antutu Benchmark mengenali perangkat sebagai Xiaomi Redmi 2 (2014817).
Jika melihat informasi perangkat dari aplikasi Antutu Benchmark, Android yang digunakan adalah versi 32 bit, meski prosesor Qualcomm Snapdragon 410 mendukung 64 bit.
Performa baterai bisa dibilang cukup irit. Dalam sehari pemakaian normal, baterai bisa bertahan hingga 10 jam. Saya mengisi baterai Xiaomi Redmi 2 sekali, pada malam hari saat tidur.
Kamera
Selain spesifikasi, saya melihat ketangguhan prosesor ponsel adalah dari kameranya. Hasil foto pada ponsel selain dipengaruhi oleh lensa, juga ditentukan oleh pemrosesan gambar. Jika hasil pemrosesan gambar bagus, biasanya untuk komputasi lainnya hasilnya bagus, karena pemrosesan gambar menggunakan penghitungan yang lebih rumit dan berat.
Kamera utama Xiaomi Redmi 2 beresolusi 8 MP menjadi senjata utama. Warna yang dihasilkan terasa lebih terang, mungkin karena pengaruh layar BSI (Back Side Illumination) dengan bukaan lensa yang lebar f/2.2. Auto fokusnya cukup cepat dan shutter lag relatif rendah.
Saya suka dengan aplikasi kamera bawaannya. Tampilannya terlihat lebih ringkas dan hanya terdapat 3 tombol, yaitu untuk melihat hasil foto, tombol shutter dan tombol video.
Tampilan dasarnya memiliki rasio 4:3 namun bisa diubah untuk mengambil gambar dengan rasio penuh 16:9 melalui menu pengaturan. Menu pengaturan dimunculkan dengan menahan tombol soft button menu agak lama.
Jika kita membuka aplikasi kamera dan saat posisi portrait kita mengusap layar dari kiri ke kanan, akan muncul berabgai filter yang bisa digunakan untuk mengambil gambar. Jika layar diusap dari kanan ke kiri, akan muncul pilihan pengaturan seperti model panorama, HDR, pengaturan manual, dan sebagainya.
Menu pengaturan juga bisa dilihat dari menu pilihan ini, yang dilambangan dengan gambar gerigi.
Kamera depan Xiaomi Redmi 2 beresolusi 2 MP yang memiliki kemampuan merekam video 720p. Kamera depan dirancang untuk memenuhi kebutuhan selfie. Terdapat fitur beautify yang mana, setelah gambar diambil, aplikasi secara otomatis bisa mempercantik foto wajah. Kamera ini juga bisa mendeteksi jenis kelamin dan usia orang yang masuk di layar.
Pada saat mengaktifkan kamera depan, filter kamera juga bisa diakses dengan mengusap layar dari kiri ke kanan. Menu timer bisa diakses dengan mengusap layar dari kanan ke kiri. Untuk berpindah ke kamera depan, masih dari mode portrait, tinggal usap dari bawah ke atas, kamera akan berganti ke kamera depan, dan jika mengusap lagi akan kembali ke kamera utama.
Jika menggunakan mode manual, white balance dan ISO bisa diatur. Kamera utama Xiaomi Redmi 2 memiliki ISO maksimal 800.
Dari 12 filter yang tersedia, saya suka dengan filter cermin, mosaik, dan mata ikan. Filter cermin akan membuat obyek menjadi dua sisi yang satu sama lain berpasangan. Filter mosaik akan secara otomatis “mengkotak-kotakkan” suatu daerah di layar yang bisa kita atur. Filter mata ikan membuat foto seolah diambil menggunakan lensa fish-eye.
Hasil Foto
Saya memotret beberapa kali pada beberapa kondisi. Saya juga mencoba memotret dengan menggunakan filter yang tersedia.
Pada kondisi penuh dengan cahaya, kamera Xiaomi Redmi 2 menampilkan gambar yang jernih dan tajam. Auto-focus-nya cakep sekali untuk bermain-main dengan depth of field alias bermain bokeh.
Kamera depan Xiaomi Redmi 2 sepertinya memang dirancang untuk selfie. Saya agak terkejut saat memotret dengan kamera depan Xiaomi Redmi 2 karena hasilnya gambar terbalik (tercermin). Awalnya saya mengira ini adalah bugs, ternyata ini bisa diset di bagian pengaturan.
Yang mengasyikkan adalah fitur beautify yang bisa mendeteksi wajah sekaligus jenis kelamin dan perkiraan usia. Beautify akan mempercantik obyek foto sesuai dengan jenis kelamin dan usia.
Namun fitur ini bisa diakali. Jika wajah menunjukkan kegembiraan atau tersenyum, perkiraan usia akan menjadi lebih muda. Jika wajah kita tampak muram atau tidak ada senyum sama sekali, perkiraan usia akan menampilkan lebih tua. Minimal ini yang terjadi pada saya.
Memotret pada kondisi minim cahaya atau malam hari juga baik. Saya kurang suka memotret menggunakan flash, dan semua foto yang saya ambil menggunakan mode auto. Jika kurang puas, mode manual bisa dipilih.
Saya mencoba mengambil gambar pada malam hari dengan mode auto dan mode manual dengan ISO tertinggi, 800. Hasilnya, mode auto tampak lebih terang bila dibanding dengan yang menggunakan ISO 800.
Berikut ini adalah contoh hasil foto yang saya ambil menggunakan Xiaomi Redmi 2.
Hasil Video
Saya juga mencoba mengambil video menggunakan kamera utama Xiaomi Redmi 2. Pada siang hari, perpindahan dari daerah penuh cahaya ke daerah yang redup cukup cepat. Transisinya pun bisa dibilang cukup mulus.
Saat digunakan di malam hari, pada kondisi cahaya minim. Kamera Xiaomi Redmi 2 juga masih bisa menangkap gambar dan menampilkannya dengan cukup jernih.
Spesifikasi
Berikut ini spesifikasi Xiaomi Redmi 2 yang tertera di kardusnya.
CPU | Qualcomm MSM 8916 Snapdragon 410 quad-core 1,2 GHz 64 bit |
---|---|
GPU | Qualcomm Adreno 306 |
RAM | 1 GB LPDDR3 |
Memori Internal | 8 GB EMMC |
Memori Eksternal | MicroSD™ hingga 32 GB |
Layar | 4,7 inchi HD IPS (1280×720) AGC Dragontrail |
Kamera Utama | 8 MP BSI mendukung video 1080p HD, flash LED |
Kamera Depan | 2 MP mendukung video 720p HD |
Kartu SIM 1 | mikro SIM 4G LTE (FDD-LTE), WCDMA/HSDPA/3G, GSM |
Kartu SIM 2 | mikro SIM 4G LTE (FDD-LTE), WCDMA/HSDPA/3G, GSM |
Bluetooth | v4.0 |
GPS | A-GPS, GLONASS, BeiDou Navigation Satellite System |
Nirkabel/Wi-Fi | WLAN (802.11b/g/n) |
USB | 2.0 OTG |
Microphone | Dual-Microphone Noise Suppression |
Audio | 3,5 mm jack stereo |
Baterai | 2.200 mAh, Quick Charge 1.0 |
Sensor | Giroskop, Akselerometer, Kompas Digital, Sensor Cahaya, Sensor Proximitas |
Android | 4.4.4 Kitkat MIUI 6 |
Lainnya | Radio FM |
ADUH MAK, PENGEEEEEEEEENNNN..