matriphe! personal blog

Di awal tahun baru ini, sebuah pesan masuk ke akun Instagram saya di malam tahun baru.

“Zam, besok lari, yuk! 4 kilometer dari Brandenburger Tor, jam 12 siang”, seorang kawan yang memang hobi lari dan bersepeda, tiba-tiba mengajak saya.

“Wah, siap!”, balas saya singkat, karena saya mengira dia mengajak lari-lari santai bersama rekan-rekan seperlarian.

Hingga kemudian ia mengirim sebuah tautan, “berliner-neujahsrlauf.de“.

Saya langsung terkejut, “heh? acara lari?!”.

Memang saya baru memulai aktivitas lari ini, namun saya tidak menyangka bakal diajak ikut acara lari semacam ini.

“Cuma 4 kilometer dan nanti finish-nya dapat berliner,” tambahnya meyakinkan saya.

Berliner yang ia maksud di sini adalah sebutan untuk donat (pfannkuchen) berisi selai, yang biasanya dimakan menjelang tahun baru.

Donat ini tidak memiliki lubang, dan bentuknya mirip dengan koin, yang menurut orang Jerman, merupakan simbol keberuntungan dan kemakmuran.

Selain itu, selai atau krim yang menjadi isian dari si donat merupakan simbol manisnya kehidupan.

“Tidak perlu mendaftar, langsung datang saja, ambil nomor, nanti ikut lari,” tambahnya.

Berliner Neujahrslauf 2024

Berliner Neujahrslauf adalah acara lari santai tahunan yang diadakan di Berlin, pada hari pertama tahun baru, yaitu tanggal 1 Januari.

Acara ini pertama kali diadakan pada tahun 1973 dan merupakan salah satu acara lari santai terbesar di Jerman.

Rute larinya berawal dari Brandenburger Tor, kemudian memutari Berliner Dom, lalu berakhir di Brandenburger Tor, dengan jarak tempuh 4 kilometer tanpa ada pencatatan waktu.

Acara dimulai jam 12 siang, namun karena masih masuk musim dingin, hawanya tidak panas.

Para peserta akan mendapatkan nomor dada (bib) yang sama, yaitu angka tahun diadakannya acara, di mana tahun ini adalah 2024.

Berliner Neujahrslauf adalah acara yang populer di Berlin, dan biasanya diikuti oleh lebih dari 3.500 peserta karena terbuka untuk semua orang, dari berbagai tingkat kemampuan dengan tujuan untuk mempromosikan olahraga dan gaya hidup sehat.

Penyelenggara acara ini adalah SCC Events yang biasa menangani acara besar, antara lain Berlin Marathon.

Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk mengumpulkan dana untuk amal.

Saya dan istri pun ikut acara ini, dan kami janjian ketemu dengan kawan-kawan lain di depan Starbucks.

Untuk mendapatkan nomor dada, kami diminta menyumbang, yang bisa dilakukan dengan tunai atau nontunai.

Tak berapa lama setelah mendapat nomor dada, seluruh peserta diminta untuk bersiap di belakang garis start.

Saya dan istri memilih untuk berada di urutan paling belakang, karena selain belum pede, di depan sudah penuh sesak orang.

Acara dimulai dengan pemanasan yang dipandu oleh pembawa acara.

Peserta pun mengikuti instruksi dengan gembira dan bersorak sorai.

Kemudian kami pun mulai berlari.

Pesertanya berbagai macam, mulai dari orang tua, remaja, anak-anak, bahkan anjing pun ikut berlari.

Saya bahkan melihat ada yang berlari sambil mendorong stroller alias kereta dorong bayi.

Ada juga yang “salah kostum”, yang terlihat tidak berniat ikut lari, karena mengenakan baju bukan untuk olah raga sambil memanggul ransel.

Mungkin orang ini sedang lewat dan kemudian spontan ikutan.

Namun banyak juga yang sengaja mengenakan kostum aneh-aneh, seperti kostum binatang atau badut, karena acara lari ini juga menjadi ajang berekspresi.

Saya pun berlari santai beriringan dengan istri saya.

Sejak di garis start, kami sudah terpisah dengan teman-teman karena mereka punya pace yang lebih cepat daripada kami.

Kami memang tidak terlalu ngoyo, dan cenderung santai, bahkan pace kami sama dengan pace nenek-nenek atau kakek-kakek yang masih kuat dan bugar ikut berlari.

Saat sampai di Berliner Dom, yang mana merupakan separo dari rute, rombongan lari di depan terlihat sudah berbalik arah menuju garis finish.

Istri saya yang merasa tidak kuat lari lagi memutuskan untuk ikut rombongan putar balik ke garis finish dan meminta saya untuk meninggalkan dia meneruskan rute dan nanti bertemu kembali.

Saya pun setuju dan saya meneruskan lari mengikuti rute, meski sebenarnya saya juga sudah hampir menyerah.

Pace saya pun lambat, karena memang sejak masuk musim dingin, saya jarang latihan.

Saking lambatnya, seorang nenek yang larinya lebih cepat daripada saya mendahului saya dengan santai.

Saya pun kemudian memacu lari saya sedikit lebih cepat karena tidak terima didahului oleh nenek-nenek.

Setelah memutari Berliner Dom, saya kembali berjumpa dengan istri saya yang rupanya ia menunggu saya.

Kami pun lanjut berlari bersama lagi hingga ke garis finish.

Sampai di garis akhir, kami tidak mendapat medali, namun sebuah sertifikat yang menyatakan bahwa kami telah berpartisipasi.

Di garis finish juga telah tersedia minuman berupa air putih dan teh lemon hangat yang disediakan oleh panitia.

Saya tidak melihat ada donat berliner di sana.

Karena saya dan istri berada di rombongan akhir, tak lama setelah kami mencapai garis finish, acara pun bubar.

Menurut catatan aplikasi Adidas Running saya, saya menyelesaikan lari ini dalam waktu sekitar 35 menit dengan pace rata-rata 8 menit 50 detik per kilometer.

Saya sendiri menikmati acara lari seperti ini, dan jadi ingin mengikuti acara-acara semacam ini lagi.

Terima kasih kepada kawan saya yang telah “menjerumuskan” saya untuk ikut acara lari seperti ini.