Berpartisipasi di Firefox OS App Days

8 minutes 313 2

Firefox OS adalah sistem operasi bebas dan terbuka (open source) yang dibangun oleh Mozilla untuk piranti ponsel dan tablet. Sistem operasi ini menggunakan standar web terbuka (open web standard) dengan menumpukan pengembangan aplikasi menggunakan HTML5 dan Javascript untuk berkomunikasi dengan perangkat keras.

Tanggal 21 Januari 2013, bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta, saya mengikuti Acara Firefox OS App Days yang diadakan oleh komunitas Mozilla Indonesia.

Membangun Aplikasi di Firefox OS

gelang I Support Open Web

Namanya juga acara para developer, suasananya sedikit suram karena yang datang kebanyakan cowoknya.

Saya datang telat. Begitu masuk ruangan langsung disuguhi dengan presentasi koding.

Belom sempat terkena kopi karena terlewat coffee break di awal, saya sukses mengantuk, walau tetap mencoba memahami materi yang disampaikan.

Untungnya sedikit terselamatkan dengan pembicaranya, Evelyn Hung, perempuan developer dari Mozilla Taiwan.

Evelyn saat itu menjelaskan tentang bagaimana membangun sebuah aplikasi di Firefox OS lengkap dengan cara memasukkannya ke Firefox Marketplace.

Aplikasi yang digunakan di Firefox OS ada 2 jenis, yaitu yang berbasis pada internet (host-based) dan aplikasi yang ditanam di dalam sistem (package-based).

Aplikasi host-based membutuhkan server di internet untuk menyimpan data atau menyediakan API yang nantinya diakses oleh aplikasi. Aplikasi ini misalnya aplikasi pemesanan tiket, karena data yang dimasukkan pengguna akan disimpan di suatu server dan hasil eksekusi diambil dari server.

Sedangkan aplikasi package-based bisa berupa HTML statis biasa yang tidak membutuhkan koneksi internet. Halaman HTML, CSS, Javascript, dan gambar dikemas dalam bentuk zip lalu ditanam ke dalam sistem. Contoh aplikasi ini misalnya aplikasi yang menampilkan waktu sistem dalam animasi yang menarik.

Kedua jenis aplikasi ini bisa saja digabungkan, tergantung kebutuhan. Misalnya aplikasi pembaca jarak yang kemudian hasil pembacaan disimpan dalam server.

Apa itu Firefox OS?

Firefox OS Simulator

Di acara presentasi ini juga sempat terjadi telekonferensi video dengan Timothy Chien, senior developer Mozilla Taiwan, yang berada di Taipei. Tim menjelaskan tentang arsitektur Firefox OS. Namun, sepertinya karena waktunya tidak mencukupi, presentasi dari Tim tidak selesai.

Saya cuma menangkap sedikit dari apa yang disampaikan Tim, yaitu Firefox OS bukanlah forking dari Android, namun aplikasi baru yang dibangun dari kernel Linux, meski ada beberapa komponen yang diambil dari Android.

Firefox OS terdiri atas 3 lapisan. Lapisan paling dasar adalah Gonk yang terdiri atas kernel Linux dan HAL (Hardware Abstraction Layer). Di sini, beberapa pustaka penting sistem semacam akses ke kamera, GPS, libusb,  dan sebagainya beberapa diantaranya diambil dari pustaka yang dipakai di Android.

Di atas Gonk, terdapat Gecko, mesin yang dipakai untuk membangun peramban Firefox dan Mozilla. Gecko mengimplementasikan open standard untuk menerjemahkan HTML, CSS, dan Javascript. Gecko juga menyediakan akses ke jaringan, grafis, tata letak, mesin virtual untuk eksekusi Javascript, dan lapisan porting.

Lapisan terakhir adalah Gaia. Gaia bertanggungjawab atas apa pun yang tertampil di layar. Gaia mengendalikan fungsi penguncian layar, akses dialer telepon, aplikasi SMS, hingga kamera. Gaia sendiri dibangun menggunakan HTML, CSS, dan Javascript. Gaia berkomunikasi dengan Gecko menggunakan API Open Web.

Aplikasi berjalan di atas Gaia, berkomunikasi dengan API Open Web, sehingga aplikasi yang telah dibuat bisa dengan mudah digunakan di sistem operasi lain (yang menggunakan standar Open Web) dan peramban.

Membuat Aplikasi dalam Sehari?

mock-up aplikasi Carmakanhore

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi hacking dan koding. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok kemudian berdiskusi akan membuat aplikasi apa di atas Firefox OS.

Kelompok kami yang selalu hore, memutuskan untuk membuat aplikasi pencari lokasi tempat makan berdasarkan lokasi dan diberi nama “Carimakanhore”.

Idenya, pengguna membuka aplikasi karena bingung hendak makan apa dan makan di mana, di sekitar dia berada. Di aplikasi, pengguna bisa menemukan menu yang memiliki rating tertinggi, atau menemukan tempat makan yang memiliki rating tertinggi (atau berdasar lokasi).

Datanya bisa diambil dari aplikasi lain, misalnya Foursquare, atau menggunakan data sendiri yang telah terverifikasi. Bisa juga dengan mengandalkan masukan dari pengguna.

Setelah berusaha melakukan instalasi Firefox OS simulator dan aplikasi pendukung, rupanya membangun aplikasi di atas Firefox OS ini tidak mudah.

Dokumentasinya meski (terlihat) cukup lengkap namun masih membingungkan. Saya sendiri masih belum begitu paham dengan building block aplikasinya.

Kelompok kami akhirnya di menit-menit akhir hanya berhasil menyelesaikan mock-up tampilan aplikasi, ketika kelompok lain aplikasinya sudah selesai meski baru berbentuk halaman statis web HTML.

Komentar Tentang Firefox OS

Saya mengambil beberapa kesimpulan setelah mengikuti acara Firefox App Days ini.

  1. Firefox OS masih belum sepenuhnya matang. Ada beberapa fitur yang belum bisa ditangani sistem operasi ini, misalnya kemampuan multi-tasking. Contohnya misal ketika aplikasi hendak memanggil fungsi kamera, aplikasi bisa berkomunikasi dan memanggil fungsi kamera, namun setelah kamera terpanggil, aplikasi belum bisa kembali lagi ke aplikasi pemanggil sebelumnya. Kesimpulan ini saya tangkap dari diskusi seorang penanya dengan Evelyn.
  2. Keamanan data belum ada. Karena berbasis HTML, maka kode program bisa dibaca dengan mudah. Ini menyulitkan pengembang aplikasi jika hendak membuat aplikasi yang mengandung informasi sensitif.
  3. Belum ada sistem aplikasi berbayar. Di Firefox Marketplace, semua aplikasi bisa diunduh secara gratis. Belum ada mekanisme yang disiapkan ketika pengembang ingin menjual aplikasinya.
  4. Aplikasi yang dibangun sangat fleksibel. Karena berbasis pada teknologi HTML (open standards) maka aplikasi bisa dengan mudah dijalankan di berbagai sistem operasi atau di-porting ke bentuk lain.
  5. Firefox OS memiliki potensi yang cukup besar. Ponsel cerdas low-end menjadi sasaran empuk karena, sistem operasi ini ringan dan sederhana bila dibandingkan dengan Android. Apalagi Firefox OS yang terbuka dan gratis bisa dikembangkan lebih lanjut. Mari kita tunggu ponsel low-end pertama yang akan dirilis oleh Mozilla ini.
2 responses
  1. Gravatar of Ceritaeka
    Ceritaeka

    Ngangguk-ngangguk

  2. Gravatar of Alejandro
    Alejandro

    susah ya ternyata bikin apps dalam sehari :O