matripost! Menerima Kartu Pos dari Indonesia Bagian Kedua

49 minutes 590 8

Ini adalah tulisan lanjutan dari tulisan saya sebelumnya, di mana saya menerima kiriman kartu pos dari teman-teman di Indonesia yang mengikuti proyek mengirimkan kartu pos.

kiriman kartu pos bagian kedua

Saya mengira hanya akan menerima lima lembar kartu pos itu, namun rupanya beberapa saat kemudian, saya kembali menerima kartu pos.

Kali ini kartu pos yang datang lebih banyak, di mana beberapa datang secara serentak, dan beberapa datang per lembar.

Pada 19 Juli 2021, dua lembar kartu pos masuk ke kotak pos, dan disusul dengan lima lembar kartu pos dan surat pada tanggal 27 Juli 2021.

Berselang dua hari kemudian, selembar kartu pos saya terima pada 29 Juli 2021.

Kemudian pada tanggal 3 Agustus 2021, dua lembar kartu pos masuk ke kotak pos saya.

Lalu pada tanggal 5 Agustus 2021, selembar kartu pos masuk lagi ke kotak pos saya.

Total kartu pos yang saya terima di batch kedua ini ada sebelas, dan total kartu pos yang saya terima pada proyek ini ada enam belas.

Masih ada satu kartu pos lagi yang belum saya terima, sepertinya dari Bayu, semoga kartu pos terakhir ini bisa sampai ke tangan saya.

Kode Batang LPU (Layanan Pos Universal)

kode batang LPU (Layanan Pos Universal)

Dari beberapa kartu pos yang saya terima, saya memperhatikan ada hal yang menarik.

Ada sticker kode batang yang menempel pada beberapa kartu pos dan surat yang saya terima.

Seluruh sticker ini memiliki pola kode LPU dan diikuti 12 digit angka, tepatnya memiliki pola LPU1911XXXXXXXX.

Saya kemudian mencari tahu arti kode ini, karena saya menduga ini adalah semacam kode pelacakan dan pemrosesan pos, seperti pada Facing Identification Mark (FIM) atau Intelligent Mail Barcode (IMB) yang digunakan oleh pos Amerika Serikat (USPS).

Rupanya LPU ini merupakan kependekan dari Layanan Pos Universal.

Saya sendiri belum menemukan cara untuk membaca kode LPU ini, yang sepertinya memang belum dikenal luas atau digunakan secara internal oleh PT Pos Indonesia.

kode batang berwarna oranye penyortiran surat

Beberapa kartu pos dan surat yang saya terima terdapat kode batang berwarna oranye yang merupakan kode penyortiran dan pelacakan surat milik Deutsche Post.

Kode batang ini sering saya lihat juga di surat yang saya terima dari berbagai lembaga di Jerman.

Saya tidak tahu bagaimana cara membaca kode batang ini karena memang pengkodean ini digunakan secara internal oleh Deutsche Post.

Surat memang menjadi salah satu media yang masih digunakan secara luas, maka tidak heran jika Deutsche Post menerapkan mesin dan otomasi untuk melakukan penyortiran dan pelacakan surat.

Kode batang ini sedikit berbeda dengan kode FIM atau IMB yang diterapkan oleh beberapa perusahaan pos negara lainnya.

Kartu Pos dari Malang

kartu pos dari Ikrom Zain di Malang

Kartu pos pertama yang saya terima ini awalnya cukup membuat saya bingung, karena bergambar peta Filipina, dan sebagian pesannya menggunakan Bahasa Filipina (Tagalog).

Setelah melihat pengirimnya, baru lah saya mengetahui kartu pos ini kiriman dari Mas Ikrom Zain di Malang.

Dari cap pos, kartu pos ini dikirimkan pada tanggal 5 Maret 2021 dari kantor pos Malang.

Jika dihitung, kartu pos ini membutuhkan waktu 137 hari, alias 4 bulan 15 hari untuk sampai ke tangan saya.

Terdapat kode batang LPU191157570269 tertempel di bagian bawah alamat pengirim di kartu pos.

Sebuah kode batang penyortiran dari Deutsche Post juga tercetak di kartu pos ini.

Kartu pos ini sepertinya dicetak sendiri oleh Mas Ikrom Zain.

prangko bergambar Bandar Udara Kalimarau dari seri Sarana Transportasi Udara

Peletakan prangko seri Sarana Transportasi Udara yang diterbitkan pada 27 Oktober 2018 di kartu posnya juga cukup unik, terpencar di tiga sudut.

Ada tiga prangko bernilai masing-masing Rp5.000 yang totalnya menjadi Rp 15.000.

Mas Ikrom sendiri sepertinya punya kedekatan tertentu terhadap Filipina, di mana di blognya, beliau sering bercerita tentang Filipina.

Bahkan jika saya tidak salah, Mas Ikrom ini bisa berbahasa Tagalog.

Bicara soal Filipina, di Berlin saya beberapa kali mendengar orang bercakap-cakap dalam Bahasa Filipina.

Suatu saat, saat saya mengantre di kedai The Alley, ada dua perempuan yang awalnya saya kira orang Indonesia, dari perawakannya.

Sambil menunggu antrean tersebut, saat salah satunya berbicara kepada temannya, barulah saya tahu mereka orang Filipina.

Untung saya tidak sok tahu atau sok kenal dan menyapa dalam Bahasa Indonesia, karena jika itu terjadi, tentu saya akan sangat malu.

gambar kartu pos dan pesan dari Ikrom Zain

Mas Ikrom menyertakan gambar peta Filipina, lengkap dengan beberapa hal menarik di tiap daerahnya.

Yang membuat saya sangat ingin ke Filipina adalah menyelam bersama paus bintik atau whale shark di Donsol.

Selain itu, yang membuat saya penasaran adalah makanan cepat saji khas Filipina yang cukup terkenal, yaitu Jollibee.

Juga soal mobil angkutan khas Jeepney yang sangat khas dan jadi simbol Filipina.

Mungkin suatu saat nanti impian saya menyelam di Donsol, naik jeepney, dan makan Jollibee langsung di Filipina bisa terpenuhi.

Berikut ini pesan yang dituliskan oleh Mas Ikrom Zain dalam kartu posnya.

Mabuhay

Kaibigan ko!

Hay, Kamusta?

Ako si Ikrom. Ikinagagalak kitang makilala.

Semoga kamu yang membaca ini tetap sehat semua ya. Aku senang sekali bisa ikutan postcrossing diantara teman-teman blogger. Aku cuma mau mengucapkan semoga kita tetap berteman sampai kapan pun. Oh ya, tetap semangat menulis ya dan jangan lupa kunjungi blog aku. Oke begitu saja.

Hanggang samuli!

Ikrom Zain

www.ikromzain.com

Untuk Mas Ikrom, saya mengirimkan kartu pos bergambar U2 Pankow di Alexanderplatz, jalur kereta U-bahn yang terkenal paling padat di Berlin.

Kartu Pos dari Kabupaten Malang

kartu pos dan sticker dari Endah April di Malang

Tak disangka, dua kartu pos dari Malang, meski berbeda status, satu kabupaten dan satu kota, bisa datang secara bersamaan.

Surat berisi kartu pos dari Mbak Endah April saya terima bersamaan dengan kartu pos dari Mas Ikrom Zain, pada tanggal 19 Juli 2021.

Dari cap pos, surat ini dikirim pada tanggal 16 Maret 2021 dari kantor pos Universitas Brawijaya, Malang.

Surat ini menempuh waktu 126 hari, atau 4 bulan untuk sampai ke tangan saya.

Sticker LPU berkode LPU191143216843 tertempel di bagian depan amplop par avion ini.

Kode batang pelacakan dari Deutsche Post juga terlihat jelas tercetak di bagian bawah amplop.

prangko seri World Scout Jamboree 2019

Empat lembar prangko masing-masing senilai Rp5.000 tertempel di amplop dengan total Rp20.000.

Prangko yang digunakan berasal dari seri World Scout Jamboree 2019 terbitan tahun 2019.

Kegiatan jambore kepanduan yang ke-24 ini diadakan di West Virginia, Amerika Serikat, pada Agustus 2019 lalu.

Istilah scout sendiri, meski maknanya lebih luas, namun di Indonesia, istilah ini sering diterjemahkan sebagai pramuka.

Tak heran jika gambar prangko seri ini menggunakan gambar pramuka.

Saat amplop dibuka, rupanya Mbak Endah tidak hanya mengirimkan kartu pos, tapi juga sticker lucu dengan tema gambar dessert yang sama dengan kartu posnya.

pesan Mbak Endah April di kartu pos

Ilustrasi yang digunakan pada kartu pos dan sticker dibuat oleh akun Twitter @winteryspring dan diubah ke versi digital oleh akun Instagram @vonylle.

Gambarnya lucu-lucu, mulai dari es krim ikan, kue tart, es krim, donat, hingga minuman manis, yang semuanya memiliki wajah.

Mbak Endah April sengaja mengirimkan kartu pos dan sticker ini karena tidak bisa mengirimkan langsung dessert tersebut.

Kebetulan sekali, saya memang cenderung menyukai makanan manis, terutama coklat, dibanding dengan istri saya yang cenderung menyukai makanan asin semacam keju.

Soal dessert, beberapa jenis yang tergambar di kartu pos dan sticker tersebut pernah saya coba, dan saya suka semua.

Berikut ini pesan Mbak Endah April yang dituliskan di kartu posnya.

Halo Mas Zam,

Greetings from Indonesia!

Semoga Mas Zam dan istri sehat selalu ya di Jerman.

Terima kasih sudah berbagi pengalaman tinggal di Jerman melalui blog.

Oh iya bersama dengan kartu pos ini, aku kirimkan juga stiker bergambar desserts.

Mau kirim desserts sungguhan kok rasanya sudah banyak di Jerman. :p

Semoga suka. Have a nice day!

Cheers,

Endah April

Untuk Mbak Endah April, saya mengirimkan kartu pos Simbol dan Ikon Berlin, yaitu logo bergambar beruang dan menara televisi kebanggan Berlin.

Kartu Pos dari Bekasi

kartu pos dari Lia di Bekasi

Kartu pos bergambar peta Indonesiaย  lengkap dengan berbagai ciri khas setiap daerah ini dikirimkan oleh Lia, si penggagas kegiatan ini.

Rupanya kartu pos ini berasal dari Instagram @haloposnesia yang menjual berbagai kartu pos lucu-lucu!

Saya agak kesulitan membaca tanggal pada cap pos, namun sepertinya kartu pos ini dikirim pada tanggal 27 Maret 2021 dari kantor pos Jakarta Timur Pulogadung.

Jika dihitung, kartu pos ini membutuhkan waktu 123 hari, alias tepat 4 bulan!

Kartu pos dari Lia ini tertempelย kode batang berkode LPU119148529621.

Dua buah prangko yang digunakan senilai masing-masing Rp4.000 dengan total Rp8.000.

prangko seri Indonesia Emas 2045

Prangko yang digunakan Lia berasal dari prangko seri Indonesia Emas 2045 yang diterbitkan pada tahun 2018.

MRT alias kalayang kebanggan Jakara menjadi gambar utama dari salah satu prangko dari 3 gambar seri ini.

Gambar kartu posnya lucu sekali, menampilkan berbagai keragaman budaya, mulai dari rumah adat, makanan, baju daerah, yang mengingatkan saya saat sekolah dulu harus menghafalkan beberapa nama rumah adat dan menebak baju daerah dari provinsi mana.

Di bagian ujung bawah, terdapat tiga bunga nasional Indonesia.

Bunga yang pertama yaitu bunga bangkai Rafflesia arnoldii, yang mana bunga ini adalah bunga endemik Sumatera dan yang terbesar ditemukan di Bengkulu, dan menjadi bunga kebanggan Bengkulu.

kartupos bergambar peta Indonesia

Masih dari jenis bunga bangkai, namun kali ini dari spesies Amorphophallus titanum, yang juga berukuran raksasa yang mana yang paling terkenal dan paling besar berada di Kebun Raya Bogor.

Bunga Amorphophallus titanum yang bisa mencapai tinggi hingga 2 meter ini tergolong tumbuhan langka berdasarkan klasifikasi dari Badan Konservasi Dunia (International Union for Conservation of Nature) dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.

Yang terakhir adalah bunga cantik anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) berwarna putih yang cantik.

Bunga anggrek bulan sering juga disebut dengan bunga Puspa Pesona, yang menurut saya terdengar saat Indonesia.

Anggrek Bulan ditetapkan menjadi salah satu dari tiga bunga nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 4/1993.

Berikut ini pesan yang dituliskan Lia melalui kartu posnya.

Hi Kak Zam ๐Ÿ™‚

Ternyata kartupos ini akan pergi jauh sampai ke Berlin duluan dibanding sang penulisnya haha.

Terima kasih karena kakak sering berbagi insight menarik mengenai kehidupan di Berlin. Asli, bikin mupeng deh >.<

Aku kirimkan kartupos yang cantik agar Kak Zam semakin rindu dengan kampung halaman terutama dengan keju Kraft

Eh tapi jangan rindu rindu berat biar aku Dilan aja haha.

Jaga kesehatan selalu, kak! Salam untuk istri, ya.

Semoga kartupos ini bisa mendarat dengan selamat sampai tujuan.

Bekasi, 20/03/21

– Si Peri Kecil –

Terima kasih, Lia!

Untuk Lia, saya mengirimkan kartu pos bergambar mal Bikini Berlin karena Lia suka dengan mal, dan semoga suatu saat ia bisa berkunjung ke mal yang unik ini.

Kartu Pos dari Jember

kartu pos dari Ainun di Jember

Kartu pos berikutnya saya terima dari Ainun di Jember.

Yang menarik, kartu pos ini terbungkus dengan plastik, dan prangkonya berada di dalam plastik.

Saya tidak menemukan cap pos pada kartu pos ini, karena tinta cap pos tentu tidak akan menempel pada plastik.

Prangkonya pun jadi bersih dari cap pos, dan secara teori bisa saya gunakan lagi untuk mengirim surat atau kartu pos karena prangkonya bersih.

Tentu saja, jika saya nekat melepas prangko yang bersih dari cap pos tersebut, saya tidak dapat menggunakan prangko ini untuk mengirim surat dari Jerman.

Saya cukup heran bagaimana kantor pos di Indonesia bisa meloloskan kartu pos tanpa cap di prangkonya.

Karena tidak ada cap pos, saya tidak dapat melacak waktu pengiriman serta lokasi kantor posnya.

prangko bergambar penyu sisik dan umbi anuwun terbitan tahun 2014

Saya pun membiarkan kartu pos ini tetap terbungkus plastik karena tidak ingin kartu posnya, terutama prangkonya, kotor.

Prangko yang digunakan Ainun ada 5 buah yang masing-masing senilai Rp3.000 sehingga totalnya menjadi Rp15.000.

Saya tidak dapat menemukan seri prangko yang diterbitkan pada tahun 2014 ini di situs Filateli.

Prangko ini terdiri dari 2 gambar, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan umbi anuwun (Tacca leontopetaloides).

Saya sendiri baru tahu tentang umbi anuwun yang punya banyak sebutan, mulai dari to’toan, hingga jalawure.

Rupanya banyak penelitian dilakukan terhadap umbi yang tumbuh di area pesisir pantai ini sebagai bahan makanan pokok sumber karbohidrat sebagai wujud dari diversifikasi pangan.

Kartu pos yang dikirimkan Ainun rupanya cukup nyambung dengan prangko yang dikirim, yaitu bergambar jajan pasar Indonesia.

kartu pos bergambar jajan pasar Indonesia

Sayangnya karena prangko ditempelkan pada area gambar, saya tidak dapat melihat seluruh gambar di kartu pos tersebut.

Kartu pos ini dijual di Instagram @kotak.pos yang sayangnya akun Instagram tersebut dikunci.

Padahal saya ingin melihat koleksi kartu pos yang dijual akun tersebut tanpa harus mengikuti akun itu.

Tentu saja, gambar yang ada di kartu pos yang dikirimkan Ainun mampu membuat saya ngiler terutama gambar kue putunya.

Untuk klepon, saya masih bisa mendapatkan dari penjual jajan pasar yang ada di Jerman di Instagram.

Kue putu kan memang paling enak dimakan saat masih hangat, di mana di Berlin ini jelas tidak mungkin ada penjual kue putu apalagi yang berkeliling.

Di Berlin, kami masih bisa membeli makanan Indonesia, yang tentu saja bisa mengobati rasa kangen, meski kadang harganya cukup mahal dan harus dikirim dari luar kota atau luar negeri.

Terima kasih kepada supermarket asia dan seller makanan di Instagram yang beretebaran.

Berikut ini pesan Ainun yang dituliskan pada kartu pos.

Hi, Dear Mas Zam…

Apa kabarnya nih, Mas Zam. Semoga baik-baik aja, ya di Jerman. Pertama bantu doa supaya aku bisa ke Jerman hahaha. Nggak penting juga permintaanku ini. Tapi dari dulu pengen bisa explore Eropa. Seperti temen-temen, misal 2 minggu gitu. Tapi aku susah cuti 2 minggu. Kecuali pas ambil libur lebaran. Aku penasaran sama tembok Berlin Mas Zam. Selama ini hanya lihat foto-fotonya dari temen blogger aja. cakep ya suasananya. cerita dikit dulu ah. jadi pas nulis ini tepatnya tanggal 27 Maret adalah hari di mana cuacanya lagi cerah banget. siangan, rencana mau kirim kartu posnya. kira-kira lama ga ya sampenya. aku harap cepet biar bisa sampai di tangan Mas Zam. Dannn pas nulis ini disambi sambil sarapan hahaha. di Jerman, ada yang jual menu jajanan khas Indo nggak, mas? kayak kue lupis, putu gitu. kalo ada lumayan juga ya bisa mengobati rasa kangen sama Indonesia. udah mau abis aja ini kertasnya hahaha. aku harap kartupos ini sampe juga di Jerman. gak sabaran nunggu cerita Mas Zam juga.

Regards. Ainun – Indonesia.

Tentang Tembok Berlin, yang sekarang masih berdiri hanya digunakan menjadi obyek wisata, sementara sisanya dihancurkan.

Tembok Berlin di East Side Gallery

Tempat yang dulunya berdiri Tembok Berlin, di beberapa tempat diberi tanda, mulai dari hanya semacam plakat seperti yang ada di Jembatan Glienicker hingga yang ditanami Pohon Sakura.

Sebagian besar laint tidak ada sisanya sama sekali.

Di Jakarta, ada beberapa panel Tembok Berlin yang dibawa dari Jerman dan diletakkan di RPTRA Kalijodo, Jakarta Utara.

Siapa tahu jika belum bisa ke Berlin dan ada kesempatan ke Jakarta Utara, bisa melihat sisa-sisa Tembok Berlin ini.

Setiap kali berkunjung atau melihat Tembok Berlin, saya langsung terkenang betapa menyedihkannya kisah tembok pemisah ini, termasuk jumlah korban yang harus meninggal karena berusaha menyeberang tembok.

Untuk Ainun, saya mengirimkan kartu pos bergambar Jam Dunia Alexanderplatz, yang dibangun saat Tembok Berlin masih berdiri.

Kartu Pos dari Denpasar

surat berisi kartu pos dari Mbak Eno di Denpasar

Saya menerima surat yang amplopnya terkesan sangat premium.

Amplop berwarna coklat ini, kertasnya cukup tebal dan berat.

Dari cap pos, surat ini dikirim dari Denpasar, pada tanggal 25 Maret 2021.

Berarti surat ini menempuh waktu 125 hari, sekitar 4 bulan lebih 3 hari untuk sampai ke tangan saya.

Rupanya surat ini berasal dari Mbak Eno, yang mengirimkan kartu pos berbalut amplop untuk melindungi kartu pos yang dikirimkannya.

Mbak Eno menyegel surat dengan sepotong selotip bercorak menarik.

Surat dari Mbak Eno ini juga ditempeli sticker LPU berkode LPU191153490180.

prangko seri 2018 Annual Meetings of The International Monetary Fund and World Bank Group

Prangko yang digunakan merupakan prangko seri Rapat Tahunan IMF dan World Bank (2018 Annual Meetings of The International Monetary Fund and World Bank Group) yang diadakan di Nusa Dua, Bali terbitan 2018.

Patung Garuda Wisnu Kencana yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 22 September 2018, setelah pembangunannya yang tak kunjung selesai selama 28 tahun.

Rapat tahunan IMF dan Bank Dunia itu sendiri dilaksanakan sebulan setelahnya, yaitu pada 12 hingga 14 Oktober 2018.

Ada dua lembar prangko yang ditempelkan dengan nilai masing-masing Rp10.000 sehingga totalnya adalah Rp20.000.

Kartu pos yang dikirimkan Mbak Eno ini unik, karena kartupos ini digambar oleh Mbak Eno bersama Si Kesayangannya.

Seingat saya, Mbak Eno pernah bercerita tentang arti gambar ini, di mana ada gambar rumah, pohon, kolam ikan, anjing, dan burung.

Sayangnya cerita tersebut tidak dapat dibaca lagi karena hingga saat ini, Mbak Eno sedang hiatus dan menutup sementara blognya.

pesan Mbak Eno di kartu pos

Di baliknya, terdapat pesan yang dituliskan Mbak Eno dalam Bahasa Korea berhuruf Hangeul dan Bahasa Inggris, yang keduanya memiliki arti yang sama.

Saya sedikit bisa membaca huruf Hangeul karena dulu saat kuliah sempat ikut mata kuliah Bahasa Korea, di Fakultas Ilmu Budaya, UGM.

Saat itu memang kami diperbolehkan mengambil mata kuliah dari fakultas lain sebagai mata kuliah tambahan.

Alasan saya ikut kuliah Bahasa Korea tersebut tentu saja demi bisa ngecengi mahasiswi yang mengambil mata kuliah tersebut, atau siapa tau ketemu mahasiswi internasional dari Korea.

Maklum saja, program studi saya di kampus kebanyakan memang laki-laki, membuat pemandangan ngampus jadi kurang segar.

Sialnya, banyak juga teman-teman saya, juga mahasiswa lainnya, yang berpikiran seperti saya, dan kami pun akhirnya ngampus lagi dan isinya laki-laki semua.

Demam film Korea sempat mewabah saat itu, di mana tidak seperti sekarang, saya harus menyewa film-film Korea melalui rental VCD di sepanjang Jalan Kaliurang, dan menitipkan Kartu Tanda Mahasiswa sebagai jaminannya.

Salah satu film favorit saya saat itu tentu saja adalah My Sassy Girl (2001), yang dibintangi oleh Jun Ji-Hyun, yang membuat saya kemudian mulai banyak menonton film-film Korea.

Berikut ini pesannya, termasuk tulisan dalam huruf Hangeul-nya, yang mungkin salah karena penulisannya yang kurang jelas.

์‚ถ์ด๋ž€ ๊ทธ์ € ๋‹จ์ˆœํžˆ ๋ชฉํ‘œ๋ฌผ์— ์ง‘์ค‘ํ•˜๊ณ , ์ดˆ์ ์ด ํ๋ ค์ง€์ง€ ์•Š๊ฒŒํ•˜๋ฉด ๋ผ์š”. ๋‹น์‹ ์˜ ์‚ฌ์ง„์€ ๋‹น์‹  ์ธ์ƒ์„ ๋ฐ˜์˜ํ•˜๊ฒŒ ๋˜๋Š”๊ฑฐ์ฃ .

์‚ฌ์ง„์„ ๊ฑฐ๋Š” ๊ฒƒ๊ณผ ๊ฐ™์•„์š”.

Life is like the act of taking photos simply focus on your object(ive) and don’t let anything else blur your vision.

Your photo is your visualization of life.

– ๋‹ค์ด์• ๋‚˜ ๋””์นด์‚ฌ๋ฆฌ –

Rupanya ini adalah kutipan inspirasi dari Diana Rikasari, yang ada di buku #88 Love Life.

Untuk Mbak Eno, saya mengirimkan kartu pos bergambar Nikolaiviertel, sebuah kawasan kota tua di Berlin, karena Mbak Eno suka dengan gedung-gedung tua.

Saya pernah membuat video tentang kawasan ini saat hujan salju besar tahun lalu.

Kartu Pos dari Jakarta

kartu pos dari Mbak Hicha di Jakarta Selatan

Sebuah amplop coklat berukuran mungil dari Mbak Hicha menarik perhatian saya.

Selain ukurannya, prangkonya juga menarik.

Cap posnya juga terbaca dengan jelas, dikirim pada 27 Maret 2021 dari Jakarta Selatan.

Sama seperti kartu pos dari Lia, kartu pos ini menempuh waktu 4 bulan untuk sampai ke tangan saya.

Kartu pos yang leih ke semacam kartu ucapan ini rupanya didapat dari Instagram @gambarika.ya, artis ilustrasi yang banyak mengambil tema Jepang.

Mbak Hicha ini memang penggemar hal-hal berbau Jepang, makanya tidak heran jika kartu yang ia pilih bertema Jepang.

Selembar prangko senilai Rp10.000 tertempel di sudut kanan amplop.

prangko seri Layanan Pos terbitan tahun 2014

Lagi-lagi seri prangko terbitan tahun 2014 ini tidak saya temukan tautannya di situs Filateli.

Dari informasi yang ada di prangko, serta tautan di situs lokapasar yang menjual prangko ini, sepertinya prangko ini berasal dari seri Layanan Pos yang terdiri dari 9 gambar.

Prangko bergambar petugas pos yang menggunakan sepeda ini merupakan prangko nomor 7.

Saya jadi penasaran dengan gambar prangko lainnya di seri ini, termasuk nilai nominalnya.

Warna yang digunakan pada prangko juga sangat klasik dan cantik.

Pada kartu yang dikirimkan, Mbak Hicha bercerita tentang makna dari kartu pos yang ia beli dari temannya ini.

pesan dari Mbak Hicha pada kartu

Tulisan di depan kartu berbunyi “konnichiwa“, yang merupakan sapaan yang biasa digunakan di Jepang.

Gambarnya sushi yang merupakan makanan kegemaran Mbak Hicha.

Sungguh jauh berbeda dengan saya yang tidak bisa makan sushi karena hampir sebagian besar sushi menggunakan bahan boga bahari (seafood), karena saya memiliki alergi.

Jika diperhatikan, gambar sushi yang digunakan memiliki mata dan mulut, menambah kawaii kartu yang ia kirimkan.

Ayah saya dulu sempat ikut kursus Bahasa Jepang karena ada atasan dan kolega di pabrik tempat ia bekerja yang berasal dari Jepang.

Maka beberapa karyawan diikutkan kursus Bahasa Jepang, dan beberapa buku kursusnya yang dibawa ke rumah sering saya baca-baca, meski tak paham benar.

Sampai sekarang, ayah saya tetap tidak bisa berbahasa Jepang.

Namun berbeda dengan anaknya, saat sekolah mulai suka dengan jejepangan karena J-pop dan masuknya internet.

Saya bahkan ngefans (walau sekarang tidak terlalu mengikuti) dengan kelompok musik Do As Infinity, yang sempat bubar, lalu menyatu lagi.

Berikut ini pesan Mbak Hicha di kartunya.

Dear Mas Zam

Semoga dalam keadaan sehat dan berbahagia selalu.

Sejujurnya, saya baru tau blog Mas Zam karena proyek ini. Jadi, dalam kenal juga ya, mas… ๐Ÿ˜€

Nah, dari BW di blog matriphe, sejujurnya (lagi) bikin saya jiper juga. Tapi ya sudahlah, dibawa PD aja. Bingung juga kenapa jadi jiper. Heheheh.

Btw, kartu ini buatan teman saya yang saat pertama kali saya lihat desainnya, langsung bikin jatuh cinta. Makanya, instead of postcard beneran, saya keukeuh pengen nulis di card ini aja.

Kebetulan saya juga pecinta sushi dan sasimi. Mau sushi beneran sampai yang fushion (maaf ypo, tapi biarin aja lah, ya… hehe), semuanya saya lahap. Kecuali untuk cumi mentah yang rada susah dikunyah.

Oh, iya! Tulisan di bagian depan kartu ini dibaca “konnichiwa”. Bisa dipakai sebagai sapaan “selamat siang”, “selamat sore”, atau bahkan “halo”.

Sebenarnya, berasal dari “konnichiwa gokigen ikagadesuka?” yang artinya secara literalnya adalah “bagaimana kondisimu hari ini?”, tapi karena terlalu panjang jadilah disingkat saja.

Jadi, konnichiwa gokigen ikagadesuka, Mas Zam?

Best regards

Hicha

Genki desu, Mbak Hicha!

Untuk Mbak Hicha, saya mengirimkan kartu pos bergambar Stasiun U-bahn Alexanderplatz.

Kartu Pos dari Kapuas Hulu

surat dari Mas Rivai Hidayat di Kapuas Hulu

Surat berbalut amplop par avion saya terima dari Mas Rivai Hidayat di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Cap pos pada kartu pos ini sangat jelas dan lengkap informasinya dibanding beberapa kartu pos lainnya.

Tidak hanya itu, selain di amplop, stempelnya juga tercetak jelas di kartu pos.

Mas Rivai mengaku ia diperbolehkan mencap kartu pos tanpa prangko tersebut sebelum memasukkan kartu posnya ke amplop.

Dari cap pos, kartu pos dikirim pada tanggal 22 Maret 2021 dan menempuh waktu 127 hari, atau 4 bulan lebih 5 hari.

Masih dari informasi di cap pos, kartu pos ini dikirim dari kantor pos Semitau.

Ada tiga prangko yang masing-masing bernilai Rp5.000 yang menarik perhatian saya.

Prangko dengan total nilai Rp15.000 ini merupakan prangko dari seri Tokoh Nasional 2018.

prangko seri Tokoh Nasional 2018

Laksamana Malahayati, Lambertus Nicodemus Palar, dan KRT Radjiman Wedodiningrat, adalah gambar tokoh nasional yang tertempel.

Dari ketiga tokoh tersebut, nama Lambertus Nicodemus Palar jarang saya dengar, dan saya kemudian mencari tahu tentang tokoh ini.

Rupanya, Babe Palar, demikian ia dikenal adalah sosok diplomat yang berpengaruh pada masa Hindia Belanda.

Beliau adalah tokoh yang memperjuangkan diakuinya kemerdekaan Indonesia di PBB pada tahun 1947.

Sementara KRT Radjiman Wedodiningrat merupakan tokoh yang ikut berperan dalam kemerdekaan Indonesia dan menjadi salah satu tokoh pendiri organisasi Budi Utomo.

Lalu siapa tak kenal dengan Laksamana Malahayati, tokoh perempuan Indonesia dari Aceh yang berani melawan Belanda, bahkan membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di atas kapal.

pesan dari Mas Rivai Hidayat di kartu posnya

Kartu pos yang digunakan adalah kartu pos terbitan PT Pos Indonesia, dengan gambar Danau Ranau di Sumatera Selatan, dan senjata tradisionalnya.

Saya sendiri baru mendengar nama danau yang rupanya merupakan danau terbesar kedua di Sumatera setelah Danau Toba.

Di tengah danau terdapat sebuah pulau bernama Pulau Marisa.

Danau ini sebagian besar berada di wilayah Sumatera Selatan, namun beberapa bagian masuk ke wilayah Lampung.

Dari kartu pos ini, saya mendapat pengetahuan baru tentang Danau Ranau.

Mas Rivai sendiri awalnya berencana mengirim kartu pos dari Semarang, namun karena saat itu ia sedang berada di Kapuas Hulu dan kantor pos di sana menjual kartu pos, ia mengirimkan kartu pos ini dari sana.

Demikian pesan dari Mas Rivai yang tertulis di kartu pos.

Halo Mas Zam =)

Makasih ya mas!! Sudah ikutan project ini dan kemudian merasakan kembali keseruan berkirim postcard.

Awalnya aku berencana mengirimkan postcard pada bulan Mei/Juni dari Semarang. Ternyata di tempatku ini ada kantor pos dan mereka menjual postcard. Di sela kesibukanku di lapangan, aku menyempatkan diri untuk mengirimkan postcard. Tentu saja sambil merasakan sensasi berkirim postcart dari tempat yang tidak pernah aku rencanakan sebelumnya.

Semoga postcard ini bisa sampai di tangan Mas Zam.

– Cerita dari Kapuas –

~ 22 Maret 2021 ~

Untuk Mas Rivai, saya mengirimkan kartu pos Tram M4 di Hackescher Markt yang merupakan salah satu armada tram tertua di Berlin.

Kartu Pos dari Semarang

kartu pos dari Mbak Erina Julia

Tanggal 29 Juli 2021, saya menerima kartu pos dari Mbak Erina Julia.

Sayangnya, cap posnya tidak begitu jelas terbaca, terutama di bagian tanggal.

Untungnya, Mbak Erina menyematkan tanggal penulisan, yaitu pada 30 Maret 2021.

Nama kantor pos pengirimannya juga tidak jelas terbaca di cap pos, hanya tertulis “sentral pengolahan”, yang dugaan saya adalah kantor pos Sentral Pengolahan Pos, Semarang.

Waktu tempuh kartu pos ini hingga sampai ke kotak pos saya adalah 122 hari, atau sekitar 4 bulan.

Di bagian gambar, tertempel sticker LPU berkode LPU191187928433.

Kode batang pelacakan berwarna oranye juga tertera di kartu pos.

prangko seri Sarana Transportasi Udara pada kartu pos kiriman Mbak Erina Julia

Ada tiga lembar prangko bernilai masing-masing Rp5.000 yang secara total menjadi Rp15.000.

Prangko seri Sarana Transportasi Udara terbitan tahun 2018 sepertinya menjadi prangko yang paling gampang diperoleh.

Dua prangko tertempel di bagian kanan atas, dan satu prangko tertempel di bagian bawah alamat tujuan.

Menariknya, menurut sebuah tulisan di blog yang diterbitkan pada tahun 2015, cap pos yang digunakan harusnya sudah tidak digunakan lagi.

Namun saya masih melihat cap pos ini masih digunakan di kartu pos yang dikirim pada tahun 2021.

Gambar pada kartu pos juga menarik, yaitu sebuah foto ikonik karya Charles C. Ebbets, yang berjudul “Lunch atop a Skyscraper” yang diambil pada tahun 1932.

kartu pos bergambar Lunch atop a Skyscraper

Sebelas orang terlihat tengah duduk istirahat di atas salah satu baja pembangunan gedung 30 Rockefeller Plaza, pada lantai 69, di Manhattan, New York, Amerika Serikat.

Foto ini, menurut juru arsip, merupakan salah satu foto yang digunakan untuk media promosi pengelola gedung.

Cara promosi dengan cara ekstrim ini sepertinya menjadi salah satu cara untuk viral.

Bahkan hingga sekarang pun, cara ini juga digunakan untuk berpromosi atau menyampaikan pesan.

Maskapai Uni Emirat Arab, Emirates beberapa waktu lalu merilis video promosi di mana pada video itu digambarkan seorang pramugari memegang poster dengan berdiri sendiri di puncak gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa.

Tentu saja yang berdiri di video itu bukan pramugari Emirates yang sesungguhnya, namun seorang skydiver profesional, Nicole Smith-Ludvik, yang memerankan pramugari lengkap dengan berbagai prosedur keamanan.

Berikut ini pesan dari Mbak Erina Julia di kartu posnya.

Hai Kak Zam!

Semoga kartu ini sampai dengan selamat yah. Enggak tahu lagi perjalanannya melewati dan menemukan aoa saja.

Bagaimana Jerman? Semoga sehat selalu, yah!

30-03-2021

– Erina –

Untuk Mbak Erina, saya mengirimkan kartu pos Halte Bus Staatsoper, yang merupakan salah satu halte yang ramai turis karena salah satu area wisata.

Kartu Pos dari Kabupaten Semarang

kartu pos dari Mbak Mauren Fitri di Kabupaten Semarang

Berselang 5 hari, datang lagi kartu pos dari Semarang, namun kali ini dari Kabupaten Semarang.

Saya menerima kartu pos ini pada tanggal 3 Agustus 2021 bersama sebuah kartu pos lain.

Kartu pos ini dari Mbak Mauren Fitri, yang menurut cap pos, dikirim pada tanggal 30 Maret 2021 dari kantor pos Ungaran.

Cap pos pada kartu pos ini merupakan kartu pos kedua yang jelas dan lengkap informasinya selain cap pada kartu pos kiriman Mas Rivai.

Kartu pos menempuh waktu selama 127 hari, atau selama 4 bulan lebih 5 hari untuk sampai ke tangan saya.

Tidak ada sticker LPU, namun kode batang pelacakan Deutsche Post tercetak di kartu pos ini.

prangko edisi Melindungi NKRI

Dua buah prangko masing-masing senilai Rp3.000 tertempel di kartu pos, sehingga totalnya menjadi Rp6.000.

Meski secara tarif, ongkos pengiriman ke Eropa adalah Rp7.000, namun kartu pos Mbak Mauren ternyata bisa sampai juga.

Prangko yang digunakan adalah prangko seri Melindungi NKRI terbitan tahun 2018.

Seri prangko Melindungi NKRI terdiri dari 34 gambar penutup atau ikat kepala dari 34 provinsi di Indonesia.

Prangko yang tertempel di kartu pos ini adalah seri nomor 23 bergambar Sapuk, ikat kepala dari Nusa Tenggara Barat dan seri nomor 30 bergambar Tudung Makuta dari Gorontalo.

Kartu pos yang dikirimkan bergambar aktivitas warga di pasar apung Lok Baintan, Kalimantan Selatan.

pesan di kartu pos kiriman Mbak Mauren Fitri

Saya sendiri belum pernah berkunjung ke Kalimantan Selatan, apalagi pasar ini.

Yang paling saya ingat dari pasar apung adalah bumper RCTI yang berslogan, “RCTI Oke”, pada tahun 90-an.

Ibu Noor Parida, bintang pada video tersebut, tahun lalu meninggal dunia pada usia 66 tahun dan sempat ramai dibicarakan di media sosial.

Dalam pesannya, Mbak Mauren menyatakan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya berkirim kartu pos.

Selengkapnya, berikut ini pesan yang ia tuliskan.

Hi, Mas Zam.

Salam kenal yah! Seru banget bisa saling berkirim kartu pos. Ini pengalaman pertama buatku. Ahaha! Semoga krtu ini sampai tujuan ya.. ๐Ÿ™‚

– Mauren –

Untuk Mauren, saya mengirimkan kartu pos S-bahn di Alexanderplatz, salah satu andalan transpotasi warga di Berlin.

Kartu Pos dari Bandung

kartu pos dari Eya di Bandung

Saya menerima dengan kartu pos ini pada tanggal 3 Agustus 2021 berbarengan dengan kartu pos dari Mbak Mauren.

Kartu pos ini dikirim oleh Eya di Bandung.

Menariknya, dari cap pos, tanggal pengirimannya sama dengan kartu pos dari Mbak Mauren, tanggal 30 Maret 2021.

Kartu pos dikirim dari kantor pos Bandung Kiara Condong.

Waktu tempuh kartu pos ini juga sama, 127 hari, atau selama 4 bulan lebih 5 hari.

Kartu pos juga tidak ditempeli sticker LPU, namun kode batang pelacakan Deutsche Post tercetak di kartu pos ini.

Menariknya lagi, prangko yang digunakan juga menggunakan seri yang sama dengan kartu pos kiriman Mbak Mega Aulia di Bandung.

prangko seri Kitab Kuno Nusantara dan Tahun Babi

Prangko yang digunakan bergambar kitab Nagarakretagama senilai Rp4.000 dari seri Naskah Kuno Nusantara, dan prangko senilai Rp3.000 bergambar babi tanah liat dari seri Tahun Babi.

Hanya saja, prangko seri Tahun Babi yang digunakan Eya sedikit berbeda gambarnya.

Apakah mungkin di Bandung, hanya ada dua seri ini saja, saya tidak tahu.

Prangko ditempel dengan posisi vertikal di ujung kanan atas.

Selain prangko, ada lagi hal yang menarik dan menjadi kesamaan dengan kartu pos dari Bandung.

Eya mengirimkan kartu pos yang menggunakan kutipan kata-kata mutiara, dalam bahasa Inggris.

gambar kartu pos dari Eya

Pada gambar pola dengan warna-warna pastel pada kartu pos ini, terselip sebuah tulisan berbunyi, “collect beautiful moment“.

Sementara kartu pos kiriman Mbak Mega di Bandung, tulisannya “work hard. be proud.“, dengan gambar suasana Kota Bandung tempo doeloe.

Dari kartu pos ini, saya membayangkan suasana Bandung yang artsy dan penuh dengan kutipan bermakna.

Saya tertarik dengan tulisan yang bertulis “eya. | twocappucinosaday” di bagian bawah alamat.

Sepertinya kartu pos ini dibuat sendiri oleh Eya, karena dari warna cetakan, sepertinya tulisan ini memang jadi satu, bukan tambahan cetakan.

Jika memang Eya yang membuat sendiri kartu pos ini, sungguh sangat keren sekali!

Berikut ini pesan yang ditulis Eya di kartu posnya.

Hi Mas Zam!

Greeting from Bandung ^^

How’s Germany Mas Zam? Di sana pasti lagi berlangsung vaksinasi juga kan yaa? Lancar-lancar kah proses vaksinasi di sana? Mas Zam kalu lagi kangen Indonesia, kira-kira apa yang bakal dicari di Jerman?

With love

Eya ^^

Menjawab pertanyaan Eya, di Jerman meski sempat tersendat, proses vaksinasi berjalan cukup lancar.

Saya baru saja menyelesaikan vaksinasi yang kedua di awal agustus lalu, setelah menuggu sekitar 4 pekan setelah vaksinasi yang pertama.

Semoga Eya juga sudah vaksinasi dan senantiasa sehat-sehat selalu.

Yang paling dikangenin dari Indonesia tentu saja keluarga dan teman-teman.

Untuk makanan, saya tidak terlalu kangen, karena di Jerman, apalagi di Berlin, makanan Indonesia bisa didapat dengan cukup mudah.

Belanda menjadi negara yang memungkinkan beberapa makanan dari Indonesia masuk ke Jerman dan Eropa, karena beberapa barang yang masuk, diimpor dari Belanda.

Beberapa makanan kami beli dari penjual di Instagram, dan terakhir kami membeli makanan ringan Taro dan gudeg dari Swiss.

Untuk Eya, saya mengirimkan kartu pos bergambar Bierpinsel, salah satu bangunan dengan gaya pop-art yang menurut saya sangat masuk dengan aura seni Bandung.

Kartu Pos dari Bengkulu

kartu pos dari Bang Rudi Candra

Dua hari setelah menerima dua kartu pos, datang lagi selembar kartu pos yang dikirim olehย Bang Rudi Candra di Bengkulu.

Saat menerima kartu pos ini, saya merasa dรฉjร  vu, sepertinya saya pernah melihat kartu pos ini.

Ternyata kartu pos ini sama dengan kartu pos yang dikirimkan oleh Mas Rivai.

Berbeda dengan kartu pos dari Mas Rivai, saya tidak dapat membaca informasi kantor pos yang tercetak pada cap pos karena tidak jelas.

Saya hanya menemukan informasi tanggal pengiriman, yaitu pada 31 Maret 2021.

Waktu tempuh kartu pos ini adalah 127 hari, yaitu sekitar 4 bulan lebih 5 hari untuk sampai ke kotak pos saya.

prangko seri Transportasi Udara 2018 dan Flora dan Fauna 2015

Ada dua seri prangko yang digunakan, yaitu dari seri Sarana Transportasi Udara terbitan 2018 senilai Rp5.000 dan seri Flora dan Fauna 2015 senilai Rp3.000.

Pada prangko seri terbitan 2015, gambar yang digunakan adalah gambar burung Beo Nias (Gracula religiosa robusta).

Burung ini adalah burung endemik dari Pulau Nias yang status konservasinya adalah sangat kritis (critically endangered).

Suaranya yang merdu serta badannya yang cantik, membuat burung ini sering menjadi buruan dan dijual dengan harga yang sangat mahal.

Kartu posnya sendiri tidak banyak yang bisa saya ceritakan, karena kartu posnya sama persis dengan kartu pos dari Mas Rivai yang saya ceritakan sebelumnya.

Saya penasaran, apakah PT Pos Indonesia memiliki kartu pos bergambar lansekap dari Bengkulu?

pesan Bang Rudi Candra di kartu pos

Bang Rudi bercerita bahwa ini merupakan pengalaman pertamanya berkirim kartu pos.

Pemilik blog berjudul “Backpack Sejarah” ini ingin suatu saat bisa berkunjung ke Jerman.

Saya yakin, Bang Rudi akan sangat suka dengan Jerman, terutama Berlin, karena banyak sekali cerita sejarah di setiap sudut kotanya.

Mulai dari kisah pedih era perang dunia kedua, termasuk kekejian Nazi, hingga pemisahan kota, ada semua dan terawat dengan baik.

Berikut ini pesan yang dituliskan Bang Rudi Candra di kartu posnya.

Hallo Mas Zamroni. Gimana kabarnya? Semoga sehat-sehat aja ya, Mas. Aamiiin… Sebelumnya perkenalkan namaku Rudi Candra, pemilik blog “Backpack Sejarah”. Salam kenal ya, Mas.

Sebenarnya ini adalah pengalaman pertamaku berkirim kartu pos. Dan nggak nyangka kalo pengalaman petama bakal berkirim ke luar negeri. ๐Ÿ˜€ Ke Jerman, salah satu negara yang ingin kukunjungi. Semoga ntar kesampaian. Aamiin…

Kayaknya itu aja sih, Mas. Bingung juga mau nulis apaan. ๐Ÿ˜€

Salam hangat dari Pulau Sumatera

Untuk Bang Rudi, saya mengirimkan kartu pos Mesin Tiket BVG yang sangat khas Berlin.

Semoga suatu saat, keinginannya untuk mengunjungi Jerman bisa terwujud.

8 responses
  1. Gravatar of Peri Kecil Lia ๐Ÿคธโ€โ™€๏ธ
    Peri Kecil Lia ๐Ÿคธโ€โ™€๏ธ

    Asli, puas banget baca postingan ini karena Kak Zam menuliskannya niat dan lengkap banget!! Salut sama Kak Zam ๐Ÿ˜€ banyak info-info menarik dalam 1 postingan ini, Kakak bahkan detil banget mendiskripsikan setiap kartu pos! Puas banget bacanya hahaha.
    Terima kasih sudah ikutan kegiatan ini, Kak! Jangan kapok untuk ikutan lagi ya hahaha.

  2. Gravatar of Hicha Aquino
    Hicha Aquino

    Luar biasa, Mas Zam!

    Sepertinya sudah bisa dibikin buku. ^^
    Karena tulisan ini saya jadi tahu soal per-prangko-an.

    Kalau estimasi reading time-nya 49 min, menuliskannya berapa lama ini? XD

  3. Gravatar of Phebie
    Phebie

    Whidiw kartunya lucu-lucu semua. Khas yang mengirimkan ya. Tradisi surat-suratan dan kirim kartu pos sangat klasik. Jadi ingat dulu pernah punya teman pena dari negeri seberang. ๐Ÿ˜„

  4. Gravatar of fanny_dcatqueen
    fanny_dcatqueen

    Sukaaaaaa Ama semua infonya mas zam :D. Aku sampe tahu kalo video iklan Emirates itu bukan pramugari sungguhan. Aku envy bangeeeeeettttttt Ama mbak nya, kepengin ikutan berdiri di puncak Burj Khalifa ๐Ÿ˜€ hahahahahaha . Ya ampuuuun coba yaaa kalo itu dibuka utk umum. Mahal gpp deh, yg penting bisa ngerasain.

    Kereeeen lah tulisanmu. Infonya komplit. Sampe tau juga soal kode batang dan barcode LPU . Aku malah ga merhatiin hal kecil begitu.

  5. Gravatar of Rivai Hidayat
    Rivai Hidayat

    Lengkap sekali infonya. Dapat banyak info dari artikel ini.

    Kapan yaa kantor pos punya desain kartu pos yang menarik dan bagus..?padahal desain perangkonya bagus-bagus.
    Oyaa, di bagian filateli kantor pos pusat semarang menjual kartu pos dengan gambar tempat wisata di kota semarang dan jawa tengah. Kualitas cetak dan kertasnya bagus. Harganya terjangkau. Tentu saja gamabr yang ditampilkan sesuai dengan lokasi kantor pos berada.
    Tapi hal tersebut belum aku temui di kantor pos-kantor pos lainnya.

  6. Gravatar of Ira
    Ira

    Kartu posnya bagus-bagus.
    Informasi soal perangko, cap batang, dan LPU ini aku baru tahu setelah baca tulisan ini.
    Melihat kartu pos-kartu pos ini ajdi kangen main postcrossing lagi XD

  7. Gravatar of Ikrom Zain
    Ikrom Zain

    wah akhirnya kartu posku sampai di njerman
    alhamdulillah engga kesasar ke IloIlo City
    detail banget mas jadi ngeri fungsi LPU ini

  8. Gravatar of Khairunnisa Ast
    Khairunnisa Ast

    Nyampe di artikel ini sebenarnya cuma nyari tahu maksud LPU di kartu pos. Ternyata malah melihat kartu-kartu pos unik dari para teman blogger.
    Jerman sendiri sepertinya merupakan salah satu negara yang cukup aktif dalam postcrossing.