Cerita Belanja di Berlin

7 minutes 266 7

Hari Sabtu biasanya menjadi hari saya dan istri untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari ke supermarket.

Kebiasaan ini muncul karena di Jerman, hampir semua toko dan supermarket tutup di hari Minggu, karena aturan tutup toko (Ladenschlussgesetz).

toko tutup di hari Minggu

Aturan yang berasal dari Jerman Barat sejak 1956 ini sampai sekarang masih diterapkan, meski ada beberapa penyesuaian hingga pada tahun 2006, misal beberapa kios kecil (Spรคtkauf) boleh buka.

Sementara di Jerman Timur, aturan ini tidak berlaku, dan setelah Jerman bersatu kembali, seluruh aturan ini diterapkan dan beberapa aturan detilnya diserahkan ke aturan negara bagian.

Aturan ini berasal dari artikel nomor 140 tentang hukum dasar (Grundgesetz) pada konstitusi Jerman, yang menyatakan bahwa hari Minggu adalah hari istirahat, seperti yang tertulis pada injil.

Tidak hanya toko, banyak aktivitas warga yang bisa menimbulkan kebisingan, misal menyalakan mesin-mesin pembersih atau aktivitas lain, bisa dianggap sebagai aktivitas mengganggu dan melanggar hukum.

Oleh karena itu, hari Minggu adalah hari yang sakral oleh warga Jerman untuk beristirahat dan bersantai sebelum menyambut pekan selanjutnya.

Jadi lah hari Sabtu adalah hari di mana warga sering berbelaja untuk persiapan sepekan ke depan, terutama yang bekerja kantoran.

barang di kasir harus cepat dimasukkan ke tas

Sabtu juga menjadi hari kami berbelanja, terutama jika istri butuh bantuan karena belanja cukup banyak dan kereta belanja kami tidak memungkinkan untuk membawa seluruh barang yang dibeli.

Kadang juga momen belanja ke supermarket ini menjadi momen rekreasional bagi kami, apalagi sejak lockdown, ke supermarket menjadi salah satu hiburan buat kami yang menghabiskan waktu di rumah.

Sabtu, 16 Januari 2021 lalu, kami berbelanja ke lokasi supermarket yang sedikit berbeda.

Biasanya kami berbelanja ke supermarket Kaufland atau Go Asia yang ada di dekat rumah, namun karena kami ingin jalan-jalan, kami pergi berbelanja ke lokasi yang agak jauh.

Di Berlin, ada beberapa supermarket atau swalayan lainnya, yaitu Rewe, Edeka, Penny, Netto, dan Aldi.

Sementara untuk supermarket barang-barang Asia, ada juga Vinh Loi, Asia Mekong, dan Asia Markt Lee.

Mall of Berlin

Hari itu, kami memutuskan untuk berbelanja ke Edeka yang berada di Mall of Berlin, di kawasan bisnis Potsdamer Platz.

Ibaratnya kawasan ini semacam kawasan SCBD di Jakarta Selatan atau Bundaran HI di Jakarta Pusat.

Kami juga sempat mampir ke supermarket Go Asia di stasiun kereta Potsdamer Platz untuk membeli Indomie karena kebetulan searah.

Jika dihitung, sepertinya ini adalah kedua kalinya kami mengunjungi Mall of Berlin, salah satu pusat perbelanjaan yang dianggap paling mewah di Berlin.

Meski begitu, penggemar mal seperti Lia mungkin akan kecewa karena mal di Berlin yang paling wah pun, tidak semegah bila dibandingkan dengan mal-mal di Jakarta.

Menariknya, jika misal di Jakarta ada sebuah jaringan supermarket, bioskop, atau toko buku, biasanya pesaing tidak akan buka lapak yang sama di sana.

Di Mall of Berlin, ada dua supermarket yang bisa ditemukan, yaitu Aldi dan Edeka.

petunjuk ke Edeka dan Aldi di Mall of Berlin

Tentu saja, target market dan beberapa produk yang dijual pun agak sedikit berbeda, di mana Aldi merupakan salah satu supermarket diskon pertama di Jerman, sementara Edeka adalah salah satu jaringan besar supermarket yang juga memiliki jenama supermarket diskon Netto.

Kami memilih ke Edeka karena memang beberapa barang yang kami cari tidak ada di Aldi.

Situasi di Edeka waktu itu cukup sepi jika dibandingkan dengan di Kaufland tempat kami berbelanja seperti biasa, di jam yang sama.

Dugaan kami karena selain pengaruh lockdown, lokasi Edeka yang berada di area bisnis dan turistik juga berperan, jika dibandingkan dengan Kaufland langganan kami yang memang berada di kawasan residential.

Di Kaufland langganan kami hampir bisa dipastikan selalu ramai, apalagi jika datang agak sore sedikit, siap-siap untuk antre masuk karena pembatasan jumlah pengunjung di dalam toko yang diterapkan selama pandemi.

situasi Mall of Berlin yang sepi

Mall of Berlin secara umum juga sepi, tentu karena aturan lockdown, toko-toko yang dianggap tidak penting diwajibkan tutup.

Perjalanan saya dan istri saat berbelanja ke Mall of Berlin tersebut saya abadikan dalam sebuah vlog, yang seluruh proses dari pengambilan gambar, penyuntingan, hingga pembuatan musik latar saya lakukan dari ponsel Google Pixel 4a.

Saya cukup berbangga dengan musik latar yang saya buat dengan aplikasi gratisan penuh iklan yang mengganggu mirip Garage Band, yang ada di Android.

Saya masih belum sreg dan masih mencari aplikasi yang cocok.

Sepertinya salah satu cita-cita saya jadi DJ agak tersalurkan sedikit meski musiknya masih biasa saja.

Berikut ini perjalanan belanja saya yang saya tuangkan ke matrivlog episode ke-23.

matrivlog #23 - Berbelanja ke Go Asia, Potsdamer Platz dan Edeka, Mall of Berlin
8:53 104
10 responses
  1. Gravatar of CREAMENO
    CREAMENO

    Wah seru banget hari Minggu tutup, kalau di Indonesia, kayaknya hari Minggu justru hari paling rame, omset paling besar untuk mall pun adanya di hari Minggu hahahahaha ๐Ÿ˜‚ Makanya saya paling menghindari ke mall atau supermarket hari Minggu mas, sebab antri kasirnya bisa sejam sendiri ๐Ÿคช

    By the way, seru bangettt bisa pergi ke supermarket yang jauhan, apalagi di saat Corona seperti sekarang, ke supermarket jadi salah satu kegiatan yang dinantikan meski masih jarang saya lakukan. Soalnya supermarket di Bali nggak banyak hahahaha. Kalau nggak Hypermart paling Carefour, itu-itu saja, jadi bosan ๐Ÿ˜‚ Dan karena supermarketnya di mall yang semi outdoor, jadi panassss ๐Ÿ˜…

  2. Gravatar of Donny Verdian
    Donny Verdian

    Aku dan istri belanja juga hari Sabtu atau Minggu. Tapi sejak sekitar setahun lalu, kami lebih sering belanja online untuk keperluan grocery, diantar sampai depan pintu dengan ongkos $10, lumayan.

    Kecuali belanja freshy thingy, kalau itu mending ke supermarket karena kadang yang dimasukkan random banget kadang udah gak fresh sama sekali.

  3. Gravatar of Lia The Dreamer
    Lia The Dreamer

    Betul kata Kak Eno. Kalau di Indonesia, hari Minggu malah hari yang ramai tapi di Jerman malah libur ya, lalu aku jadi membayangkan bagaimana kalau di Indonesia menerapkan sistem seperti itu juga, jadinya seperti apa ya wkwkwk

    Untuk penampakan mallnya walaupun sekilas tapi nggak beda jauh dengan di Jakarta, masih bisa dibilang “wah”, Kak ๐Ÿคฃ
    Aku ngiler lihat keragaman sereal yang dijual di supermarketnya ๐Ÿคฃ. Kalau di sini, sereal importnya mahal-mahal banget. Suka nggak rela keluarin uang untuk beli wkwk
    Anyway, vlognya bagus, Kak Zam! Ku sukaa nontonnya ๐Ÿ˜. Kameranya juga stabil, jadi nyaman saat menonton.

  4. Gravatar of Zizy Damanik
    Zizy Damanik

    Asyik nih. Memang idealnya sih begitu ya. Weekend dijadikan sebagai hari yang benar2 istirahat. Namun di Indonesia ini karena semua di hari biasa capek kerja 8 to 8, pas weekend jadinya dipakai untuk bawa keluarga santai2 makan siang di luar. Jadi memang wiken malah jauh lebih ramai dari hari biasa.

  5. Gravatar of fanny_dcatqueen
    fanny_dcatqueen

    Kalo di Indonesia Minggu justru hari di mana mall pasti ruameeeee hahahaha, eh sebelum pandemi sih :p. Skr mah sedih, sepiiii. Kdg kasian Ama pekerja2 nya.

    Aku sempet ke mall iniiiii pas ke Berlin :D. Iyaa sih, kalo mall mah, Jakarta itu udh paling mewah, cantik, berseni lagi hahahahaha. Ga ada yg ngalahin kalo soal mall di Jakarta ;p

  6. Gravatar of Didut
    Didut

    Lucu juga ya kebiasaan neng kono.
    Di sini malah orang-orangnya hobby belanja pas Minggu yang berarti orang harus kerja pas akhir pekan hahahahaha.

  7. Gravatar of ainun
    ainun

    seruuu liat yutubnya, memang kalau pergi ke supermarket jadi semacam hiburan ya, aku juga gitu mas Zam
    kadang ikut temen nemenin belanja, padahal awalnya males, dengan ikutan gini lumayan buat penyegaran mata hahaha, padahal nggak ada juga yang dibeli
    terus seneng liat display buah buah yang seger gitu, warna warni
    tulisan di bungkusnya mie indomie ada yang nggak ditranslate ya? jadi masih tetep pake bahasa indo gitu?
    kadang waktu aku ke thailand, nemuin salonpas, udah berubah semua tulisannya ke bahasa thai hehehe, kecuali tulisan salonpasnya