Di Jerman, belanja di toko dan di supermarket tidak disediakan tas kresek, sehingga pembeli harus membawa sendiri tas dari rumah, atau membeli kantong kertas atau kardus untuk membawa barang belanjaan.
Kadang ada beberapa toko dan supermarket yang menjual tas belanjaan dari plastik atau bahan lain yang bisa digunakan kembali, mirip dengan tas belanja Superindo yang dulu saya beli waktu di Indonesia.
Harganya, tergantung ukuran dan bahan, mulai dari 0,50€ hingga 1€ untuk tas kertas dan sekitar 2€ untuk tas plastik atau yang bisa digunakan kembali.
Kami sendiri jika belanja sering membawa sendiri tas kain dari rumah ke supermarket yang lokasinya berjarak sekitar 1 KM dari rumah kami.
Istri tiap pekan biasanya berbelanja ke supermarket dan tidak bisa berbelanja banyak karena keterbatasan tenaga.
Untuk belanja yang agak banyak, biasanya istri menunggu saya ikut berbelanja di akhir pekan untuk membantunya membawa barang-barang belanjaan.
Karena barang yang dibawa akan banyak, kami membawa tas ransel sehingga barang yang berat masuk ke tas ransel dan sisanya masuk ke tas jinjing yang kemudian kami tenteng atau kami sampirkan ke pundak.
Biasanya kami berjalan kaki atau kadang naik kereta bawah tanah U-bahn untuk pulang-pergi berbelanja, dan membawa ransel yang penuh barang naik-turun tangga atau berjalan kaki dengan belanjaan berat membuat badan capek.
Apalagi sebelumnya kami harus bergegas memasukkan barang yang sudah dipindai dan dihitung oleh kasir ke dalam tas, karena jika kami lambat memasukkan barang tersebut ke tas, pandangan tidak sedap oleh kasir atau orang yang antre di belakang kami akan mengarah kepada kami.
Karena buru-buru itulah, penataan barang dan beban ke dalam tas beban di tas kurang efisien.
Membeli Troli Belanja
Kami sering melihat orang-orang membawa tas beroda atau troli yang sering digunakan untuk membawa barang belanjaan.
Bentuknya mirip tas koper beroda yang bisa diseret, namun digunakan khusus untuk berbelanja.
Di Indonesia, saya belum pernah melihat ini, dan menurut saya tidak akan terpakai karena selain Indonesia tidak ramah pejalan kaki, ada kendaraan yang membuat kami tak perlu pusing membawa belanjaan.
Karena penasaran dan merasa butuh, saya mencoba mencari tahu di mana bisa membeli tas itu.
Awalnya saya bingung menggunakan kata kunci apa untuk mencari barang tersebut.
Saya kemudian tahu bahwa untuk mencarinya, saya harus memasukkan kata kunci “einkaufstrolley” alias “troli belanja” dalam Bahasa Jerman.
Harganya pun beragam, tergantung jenis, ukuran, dan berbagai fitur, layaknya tas ransel, tas kantor atau tas-tas lainnya.
Tas-tas dengan berbagai merek dan ukuran ini ditawarkan dengan harga rata-rata sekitar 20€ hingga 30€ di situs Amazon.
Saat membeli lampu meja IKEA TERTIAL, saya sempat melihat tas belanja ini juga dijual di IKEA dengan harga 24,99€ (seri KNALLA).
Hingga Sabtu, 27 Juni 2020 kemarin kami mampir ke toko perkakas murah Woolworth saat hendak berbelanja di mal Schultheiss Quartier tempat supermarket Kaufland langganan kami berada, kami melihat ada tas troli ini dijual dengan harga murah, hanya 9,99€!
Tanpa berpikir panjang, kami langsung menebus troli belanja tersebut dan langsung menggunakannya berbelanja di Kaufland.
Menggunakan Troli Belanja Woolworth
Sebenarnya di Woolworth ada beberapa seri troli belanja, tergantung bentuk dan ukuran, namun kami memilih yang murah yang kebetulan kapasitasnya cukup.
Tas ini menurut labelnya mampu menahan beban hingga 20 KG dan memiliki ruang khusus untuk menyimpan bahan-bahan yang perlu didinginkan seperti daging beku atau es krim.
Kami memilih warna biru navy karena warnanya cukup menarik bila dibandingkan dengan yang hitam.
Rodanya menggunakan material seperti gabus, padat namun empuk, yang bila digunakan terus menerus lama-lama akan terkikis dan tipis.
Tidak ada fitur macam-macam, tidak ada rem atau pengunci roda, kecuali hanya kaki penyangga di depan layaknya troli.
Tasnya terbuat dari bahan polyester yang umum digunakan untuk membuat tas sehingga bisa dibilang tahan air.
Mulut tas menggunakan sistem bukaan atas, di mana nanti tas ditutup dengan mengeratkan pengunci pada tali, dan ditutup dengan lidah tas tanpa kancing.
Tas ini bisa dicopot dengan mudah karena hanya dikunci dengan klett, sehingga bisa dicuci jika kotor.
Rangka troli pun bisa dilipat sehingga menghemat ruang bila disimpan.
Terbuat dari aluminium berlapis krom, rangkanya pun cukup kuat untuk menahan beban hingga 20 KG, meski beberapa sendinya menggunakan plastik.
Di bagian depan terdapat kantong khusus untuk menyimpan barang-barang beku yang memiliki lapisan khusus untuk menahan suhu dan mengisolasinya dari luar.
Saat diseret atau didorong, rodanya berputar dengan lancar, dan memang menaruh barang belanjaan di troli belanja ini, rasanya sangat memudahkan.
Barang-barang yang berat kami masukkan ke tas ini dan barang-barang yang ringan kami masukkan ke ransel, rasanya punggung ini ringan sekali.
Hanya saja muncul sedikit permasalahan, yaitu saat kami turun ke stasiun U-bahn yang berada di bawah tanah menggunakan tangga.
Agak repot juga naik turun tangga dengan menyeret dan mengangkat tas ini, karena tidak semua stasiun U-bahn memiliki eskalator atau lift.
Saya harus pelan-pelan menuruni tangga dan mengangkat tas yang berat terisi ini.
Begitu juga saat masuk dan keluar kereta U-bahn, saya harus berhati-hati saat masuk karena kadang tinggi peron dan lantai kereta tidak sama.
Namun ini cukup lumayan daripada harus menggendong dan membawa beban di pundak dan punggung.
Selebihnya kami puas dengan troli belanja murah namun bermanfaat ini.
beginian banyak kok di indonesia. suka dipake ibu-ibu kalo belanja di thamcit atau tanah abang. :))