Memasuki Kehidupan Normal Baru di Berlin, Jerman

6 minutes 61 7

Berlin, dan terutama Jerman, mulai melonggarkan pembatasan terkait penanggulangan pandemi, sejak 4 Mei 2020 lalu, karena kurva penyebaran Covid-19 sudah melandai dan terkendali.

pengumuman toko es krim buka dan memperbolehkan pengunjung makan di tempat

Menurut Robert Koch Institut, institusi resmi yang ditunjuk pemerintah Jerman, hingga 16 Mei 2020, angka kasus di Jerman mencapai 173.722 kasus, dengan jumlah kematian 7.881 (4,5%), dan angka kesembuhan sekitar 152.600.

Jika merujuk data dari Worldometer, Jerman menduduki peringkat kedelapan dari sebelumnya berada di 5 besar pada awal Maret lalu.

Kini pemerintah Jerman mulai mendorong kembali ekonomi yang sempat berhenti karena pembatasan, dengan memperbolehkan toko-toko dan beberapa pusat bisnis buka kembali mulai 4 Mei 2020, di mana secara resmi masa lockdown dinyatakan selesai.

Meski begitu, pemerintah tetap melakukan pemantauan dan melakukan evaluasi terhadap pelonggaran pembatasan ini.

Saya sendiri juga mulai merasakan kehidupan di Berlin sudah mulai berangsur normal, apalagi setelah Ibu Kanselir Angela Merkel mengeluarkan pernyataan resmi bahwa selama vaksin atau obat belum ditemukan, yang mana menurut perkiraan baru akan tersedia setidaknya tahun 2021, kita harus siap hidup berdampingan dengan virus, pada pidato yang dibawakan di Bundestag (parlemen federal) April lalu.

Kanselir Angela Merkel berpidato di Bundestag, foto diambil dari siaran DW di Youtube

Sebagai ilmuwan, Ibu Kanselir paham betul betapa berbahayanya virus ini, namun di sisi lain, sebagai politisi, masa-masa ini merupakan masa-masa sulit beliau dalam mengambil keputusan, apalagi banyak desakan dari sisi ekonomi.

Berlin sendiri baru mengalami pemulihan sejak dua minggu lalu, yang dimulai pada tanggal 8 Mei 2020 dan akan ditinjau ulang setiap 14 hari.

pengunjung antre di depan toko dengan menjaga jarak 1,5 meter

Beberapa aturan yang berubah antara lain adalah, mulai 15 Mei 2020, kafe-kafe dan restoran yang sebelumnya dilarang buka dan hanya boleh melayani pesan antar, diperbolehkan buka dan menerima pelanggan untuk makan di tempat, namun dengan tetap menjaga jarak minimal 1,5 meter.

Pengunjung yang hendak makan di restoran sangat dianjurkan untuk melalui reservasi terlebih dahulu untuk memudahkan melakukan pelacakan.

Hotel diperbolehkan buka dan menerima tamu mulai 25 Mei 2020, dengan perlakuan pembatasan yang sama, namun untuk spa dan layanan kebugaran hotel tetap dilarang buka.

Liga Jerman (Bundesliga) pun dilanjutkan kembali mulai 15 Mei 2020, namun seluruh pertandingan dilakukan di stadion tanpa penonton.

mengantre di depan toko perkakas Obi dengan jarak 1,5 meter dan menggunakan masker

Jika sebelumnya aturan berkumpul dengan orang lain selain keluarga maksimal hanya 5 orang (2 keluarga), kini jumlah maksimal orang berkumpul bertambah menjadi 8 orang.

Salon, tukang cukur, museum, toko buku, toko perkakas, sudah boleh beroperasi kembali sejak 4 Mei 2020, namun seluruh protokol kebersihan dan keselamatan seperti menggunakan masker dan menjaga jarak 1,5 meter tetap diterapkan.

Warga Berlin pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, terbukti dengan saat toko-toko buka, pengunjung langsung membludak.

Antrean di depan toko, bahkan di depan mal, terlihat panjang dengan jarak antar orang 1,5 meter.

pengumuman jadwal pelajaran online di sebuah sekolah

Jumlah pengunjung di dalam toko dibatasi, dan ada petugas keamanan yang mencegah dan memperbolehkan pengunjung masuk dengan membawa alat penghitung.

Jika pengunjung kedapatan tidak menggunakan masker, petugas keamanan tersebut tidak segan-segan menolak si pengunjung masuk ke dalam toko.

Sekolah sudah boleh dibuka sejak 27 April 2020, namun belum semua sekolah buka, dan tetap melanjutkan pelajaran secara online.

Kebijakan dari kantor saya, meski tidak mewajibkan karyawan kembali ke kantor dan menyarankan untuk tetap bekerja dari rumah, sudah membuka kembali akses ke kantor mulai Senin, 18 Mei 2020.

demonstrasi anti lockdown di Alexanderplatz, Berlin, foto dari Twitter @patdiekmann

Namun tentu saja, ada beberapa protokol yang harus dilakukan karyawan sebelum masuk ke kantor, di antaranya, karyawan terbagi menjadi 2 grup, di mana setiap grup diperbolehkan masuk ke kantor secara bergantian, sesuai jadwal yang ditentukan.

Selain itu, karyawan harus mengisi kuisioner yang berisi tentang informasi kesehatan dan harus melapor setiap kali masuk, dan menggunakan masker selama di dalam kantor.

Meski begitu, beberapa warga Berlin tidak setuju dengan kebijakan lockdown yang diambil oleh pemerintah, bahkan melakukan demonstrasi tanpa menjaga jarak.

Demonstrasi yang dilakukan di Alexanderplatz pada 9 Mei 2020 ini bisa dibilang berlangsung tertib, meski tetap saja ada insiden yang terjadi antara polisi dan demonstran.

Meski pandemi ini tidak akan berlangsung singkat, namun kehidupan normal baru sudah sedikit demi sedikit terasa.

15 responses
  1. Gravatar of TemuKonco
    TemuKonco

    Alhamdulillaaaah…

    Di sini juga katanya akan ada pelonggaran PSBB, Mas. Tapi kok keliatannya kondisinya di sini masih medeni ya kalau mau melakukan kebijakan tersebut?

    Apapun itu, semoga kita semua tetap terjaga kesehatannya, kewarasannya, dan kondisi ekonominya. Aamiiin…

  2. Gravatar of morishige
    morishige

    Dari beberapa postingan Mas Zam tentang lockdown di Berlin, kayaknya kelihatan betul kalau lockdown ini juga sekalian jadi ajang belajar buat menjalani normal baru. Itu yang nggak saya lihat di sini. Sekarang malah kayaknya mau ikut-ikutan menyongsong normal baru karena Malaysia, Thailand, dan Vietnam sudah selesai lockdown.

    Gravatar of Muhammad Zamroni
    Muhammad Zamroni

    kerasa sekali bagaimana pemerintah menangani ini. saat Jerman sudah mulai melakukan pembatasan, di Indonesia masih ribut penuh penyangkalan. begitu pemerintah RI melakukan pembatasan, tidak ada ketegasan dan malah terkesan bingung sendiri. eh, begitu Jerman dan negara lain yang sudah melakukan pembatasan, lockdown, mulai membuka kembali karena hasilnya terlihat, yaitu kurva melandai, Indonesia pengen ikut-ikutan. padahal data saja belum beres. antara kesal dan sedih. 😩

  3. Gravatar of Andrie Kristianto
    Andrie Kristianto

    Di wilayah saya ini malah banyak orang keluar masuk dari berbagai daerah, entah kenapa orang lain boleh masuk keluar seenaknya. Sedangkan kita sendiri seperti dipenjara di dalam rumah sendiri. Terkadang kesel banget, tapi juga gimana yah.. pemerintah memang membingungkan, setengah setengah dalam bertindak, semoga bisa cepat pulih. itu saja.

  4. Gravatar of christin
    christin

    normal barunya lebih bisa diterima karena lock down nya tertib ya… plus pemerintahnya cak cek dan selalu punya rencana mitigasi kalo ada apa-apa. hhhhhhhh

    *berusaha tidak mengumpat

    semoga selalu sehat pak bu zamira

  5. Gravatar of Daeng Ipul
    Daeng Ipul

    Jerman mulai melonggarkan pembatasan.
    Pemerintah Indonesia: yuk ah! kita juga bikin pelonggaran.

    Padahal step-stepnya saja udah beda, tapi maunya ikut-ikutan. Kesel gak sih?

    Gravatar of Muhammad Zamroni
    Muhammad Zamroni

    iya, ikut pusing mikirin gimana menyelamatkan keluarga dan orang tua di Indonesia 😩

  6. Gravatar of Anggie
    Anggie

    Dari sisi psikologis, memang kira2 cuma dua bulan manusia yang memiliki kebiasaan beraktifitas tahan untuk di-lockdown, di atas itu lama-lama mereka stress juga.

    Gravatar of Muhammad Zamroni
    Muhammad Zamroni

    yak, plus ekonomi mandeg 😩

  7. Gravatar of Anton
    Anton

    Selamat menempuh hidup baru.. 😀 Sebuah kabar gembira mengetahui kondisi di sana.

    Kondisi di sini, Indonesia, ya begitu deh. Disebut normal, ya normal, karena baik saat pelaksanaan PSBB seperti tidak terasa bedanya karena tetap saja masih banyak anggota masyarakat yang bandel. Saat PSBB dilonggarkan lebih lagi, semua seperti ingin keluar dan tidak peduli lagi kalau kenyataannya Corona masih menghantui.

    Hahaha.. Yah itulah romantika kehidupan di sebuah negeri antah berantah.. wkwkwkw

    salam kenal dari Bogor