Pada Mei 2020 lalu, saya pernah menulis bahwa situasi di Berlin terkait pandemi Covid-19 sudah mulai memasuki kehidupan normal baru.
Namun rupanya situasinya berubah, terbukti dengan diterapkannya pembatasan kedua pada November 2020 yang diperpanjang dan terus diperpanjang, yang akhirnya berangasur-angsur selesai pada awal Juni 2021.
Kini di Berlin dan di Jerman pada umumnya, serta beberapa negara Eropa, sudah berangsur-angsur menyabut pembatasan dan mulai membuka kembali kehidupan normal.
Ini dikarenakan angka penyebaran yang sudah rendah dan proses vaksinasi yang sudah cukup lancar setelah sebelumnya proses vaksinasinya tersendat.
Di Berlin, layanan seperti museum, gedung pertunjukan, sekolah, dan toko-toko nonesensial sudah boleh buka lagi.
Meski begitu, penggunaan masker FFP2/KN95 masih wajib jika berada di dalam toko, di angkutan umum, atau di ruang tertutup.
Restoran dan kafe sudah boleh menerima tamu dan makan di area terbuka.
Sebelumnya, untuk masuk ke toko-toko ini diperlukan hasil tes cepat (swab antigen) dengan hasil negatif yang dilakukan di hari yang sama atau sertifikat vaksin tuntas.
Posko-posko tes antigen gratis yang dikelola oleh pemerintah dan swasta tersebar di seluruh penjuru kota, membuat warga yang ingin beraktivitas mau tak mau melakukan tes.
Selain tes gratis, posko ini juga menyediakan layanan tes PCR berbayar untuk mereka yang hendak bepergian sebagai syarat dokumen perjalanan.
Ini salah satu cara yang cukup efektif untuk mendapatkan data penularan melalui tes antigen.
Namun proses ini juga tidak selalu baik, karena ada saja oknum yang melakukan korupsi dengan memalsukan data demi mendapatkan uang.
Lembaga yang melakukan tes antigen gratis ini mendapatkan uang sebesar 15โฌ hingg 20โฌ per tes dari pemerintah.
Tentu saja sejumlah posko nakal memalsukan jumlah data orang yang tes di tempat itu demi menghasilkan keuntungan.
Kini dengan makin banyaknya warga yang sudah mendapatkan vaksin tuntas, di mana saat tulisan ini dibuat, sudah mencapai 30,4% (25,3 juta jiwa) dan warga yang sudah mendapatkan vaksin pertama mencapai 50,6% (42 juta jiwa), penggunaan tes antigen sudah jauh berkurang, meski posko tes gratis masih ada.
Dengan laju vaksinasi seperti ini, herd immunity alias 70% warga tervaksin tuntas di Jerman akan tercapai pada sekitar Agustus 2021.
Tentu saja vaksinasi ini sifatnya sukarela dan warga bisa tidak mengikuti vaksinasi karena berbagai alasan.
Vaksin AstraZeneca sudah banyak digunakan dan sepertinya vaksin ini tidak akan digunakan lagi, setelah kasus tersendatnya distribusi vaksin dan penggumpalan darah.
Pemerintah Jerman sepertinya melakukan “cuci gudang” dan menghabiskan jatah AstraZeneca dan menggunakan vaksin ini untuk umum.
Selain itu, vaksin BioNTech-Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson juga sudah mulai digunakan.
Beberapa teman sudah mendapatkan vaksin dari AstraZeneca di suntikan pertama, dan yang kedua nanti dijadwalkan akan mendapatkan vaksin BioNTech-Pfizer atau Moderna.
Menyampur dua vaksin dianggap cukup aman dan tidak menimbulkan efek yang berbahaya, bahkan meningkatkan imunitas yang lebih kuat.
Saya sendiri baru mendapatkan jadwal vaksinasi pada akhir Juli 2020 yang mana vaksin yang akan saya dapatkan adalah BioNTech-Pfizer.
Di Jerman, untuk mendapatkan vaksin, warga bisa menghubungi dokter keluarga mereka, atau mendaftar ke posko dan klinik vaksinasi.
Namanya Jerman, mendapatkan jadwal vaksinasi juga bukan lah hal mudah.
Beberapa teman sudah mendapatkan jadwal dan bahkan melakukan vaksinasi menggunakan vaksin dari AstraZeneca, yang seperti saya bilang sebelumnya, relatif lebih mudah didapat jadwalnya karena pemerintah menghabiskan jatah.
Seperti di Indonesia, KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), yang menurut saya singkatan yang aneh, vaksin AstraZeneca cukup kuat.
Beberapa teman bahkan izin sakit sehari setelah melakukan vaksin karena mengaku tidak kuat dengan efek yang ditimbulkan.
Saya dan istri memutuskan untuk tidak mendapatkan vaksin AstraZeneca, karena berbagai pertimbangan dan menunggu jadwal vaksin BioNTech-Pfizer.
Pembatasan pertemuan dengan orang juga sudah dihapuskan, di mana saya akhirnya bisa bertemu dan nongkrong bareng bersama rekan-rekan kantor di Volkspark Friedrichshain, pada Jumat, 18 Juni 2021 lalu, setelah sekitar 1 tahun bekerja dari rumah dan hanya berjumpa dari layar Google Meet.
Rasanya menyenangkan dan sangat berbeda, antara berjumpa di layar dan bertatap muka, apalagi sebagian teman sudah melakukan vaksinasi, dan saya mempercayakan pada kekuatan herd immunity.
Kami duduk-duduk santai sambil menikmati pizza dan suasana musim panas setelah selesai jam kerja pada pukul 18.00.
Berlin saat itu cukup panas, temperatur udara mencapai 34ยฐC namun tak mengurungkan niat kami untuk bertemu.
Perbatasan antarnegara di Eropa, termasuk Jerman juga sudah mulai longgar dan terbuka.
Kini masuk ke Jerman tidak perlu lagi melakukan isolasi mandiri, kecuali jika datang dari negara yang dianggap berisiko tinggi akibat varian baru, yaitu Inggris, India, Brasil, dan sebagian besar negara-negara Afrika.
Tentu saja syaratnya adalah hasil tes PCR negatif atau sertifikat vaksin tuntas, yaitu 14 hari setelah mendapatkan suntikan vaksin kedua.
Jika situasi membaik, atau minimal kami sudah mendapatkan vaksin yang pertama, kami berencana untuk jalan-jalan keluar Berlin.
Untuk keluar Jerman, kami belum tahu, karena kebijakan aturan antarnegara bisa berubah, sementara jika masih di seputar Jerman, kami bisa lebih mendapat informasi dengan lengkap.
Semoga dengan selesainya vaksinasi, pandemi bisa segera berakhir dan situasi kembali normal seperti biasa.
Serta tak lupa, dan paling penting, semoga kita semua sehat selalu dan terlindungi dari Covid-19.
Tanya ya mas kalau disana suntikan awal AstraZeneca utk suntikan kedua Pfeizer/Modena tenggang waktunya jadi berapa minggu?๐