Setelah menggunakan Lineage OS, kali ini saya mencoba menggunakan Omni ROM di Xiaomi Redmi Note 3.
Saya penasaran dengan Omni ROM karena saya pernah melihat ponsel Oppo Find 7 milik Thomas Arie dipasang ROM ini dan terlihat menawan.
Ingin membuktikan sendiri, akhirnya saya pun mengunduh berkas ROM untuk Xiaomi Redmi Note 3 (Kenzo) berbasis Android 7.1.2 (Nougat) yang dirilis pada tanggal 23 April 2017. ROM yang saya gunakan ini adalah ROM yang dirilis setiap pekan.
Omni ROM merupakan sistem operasi alternatif sebagai bentuk protes atas proyek Cyanogenmod yang dikomersialisasikan.
Beberapa nama di balik Omni ROM antara lain adalah Chainfire, pembuat aplikasi rooting Super SU, dan Dees_Troy, salah satu pengembang TWRP.
Omni ROM saat ini mendukung 96 perangkat, salah satu yang didukung adalah Xiaomi Redmi Note 3 (Pro) yang berkode Kenzo.
Berikut ini pengalaman saya menggunakan Omni ROM di Xiaomi Redmi Note 3.
Instalasi Omni ROM
Untuk instalasi, saya menggunakan TWRP ZCX seperti saat memasang Lineage OS. Bedanya hanya berkas yang digunakan.
Meski TWRP ZCX ini dioptimalkan untuk MIUI, namun saya tidak menemukan masalah saat melakukan flash menggunakan TWRP ZCX ini.
Pertama saya memasang berkas omni-7.1.2-20170423-kenzo-WEEKLY.zip, kemudian disusul dengan Open Gapps versi pico, dan untuk root saya menggunakan SuperSU versi 2.79.
Tentu saja setelah saya membersihkan (wipe) seluruh data dan membuat cadangan ROM jika nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Saya memindahkan seluruh berkas zip ke flashdisk yang akan saya pasang menggunakan USB OTG.
Proses instalasi hingga ponsel reboot dan berfungsi kembali memakan waktu sekitar 10 menit.
Antarmuka
Omni ROM menggunakan launcher Omni yang terdiri dari layar utama dan Drawer.
Pada tampilan utama, saya bisa memasang gambar latar, memasang widget, dan menambahkan akses cepat ke aplikasi. Sebuah bar pencarian Google secara default muncul di halaman utama.
Untuk mengatur menu utama, tekan dan tahan pada layar utama. Jika tidak ingin bar pencarian Google muncul di halaman utama, tinggal nonaktifkan dari menu Settings.
Pada menu utama, pada aplikasi yang mendukung, saat ikon ditekan dan ditahan, akan muncul menu-menu pintasan untuk mengakses fitur aplikasi tersebut.
Misal pada aplikasi Twitter, saat ikon Twitter ditekan dan ditahan, muncul pintasan menu pencarian, membuat twit baru, membuat pesan baru, dan menampilkan kode QR.
Drawer yang berisi seluruh aplikasi terpasang dimunculkan dengan cara mengusap dari bawah layar ke atas.
Aplikasi pada Drawer ditampilkan urut sesuai abjad. Terdapat bar pencarian yang sangat membantu saya dalam menemukan aplikasi yang saya cari dengan mengetikkan namanya.
Jika aplikasi yang saya cari belum terpasang, dengan gampang saya bisa memasangnya dari Google Play Store dengan mengetuk tombol “Telusuri Aplikasi Lainnya”.
Yang saya suka dari bar pencarian ini, saat saya mencari aplikasi OpenVPN yang sudah terpasang, saya mengetik “vpn”, Omni ROM menemukan aplikasi ini dan memunculkan di daftar pencarian.
Seluruh aplikasi ditampilkan dalam model 4 kolom ke bawah. Semakin banyak aplikasi yang dipasang, semakin banyak pula scroll yang dibutuhkan untuk menampilkan aplikasi.
Penggunaan bahasa pada antarmuka Omni OS juga masih bercampur antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, meski bisa dibilang 90% bahasa sudah menggunakan Bahasa Indonesia.
Omni ROM tidak hanya bisa melakukan screenshot, namun juga bisa merekam aktivitas layar. Ini berguna misal untuk menunjukkan cara melakukan sesuatu di Omni ROM.
Cara mengaktifkannya mudah, hanya menekan tombol power agak lama, kemudian pilih menu Merekam Layar. Otomatis segala aktivitas di layar akan terekam. Hasil rekaman layar berupa berkas video mp4.
OmniSwitch
OmniSwitch merupakan peluncur aplikasi bawaan Omni ROM yang bisa dinyala-matikan dengan mudah.
Setelah OmniSwitch aktif, akan muncul semacam “bayangan” berwarna hijau mengintip dari sisi kanan layar.
Dengan mengusap layar pada bagian “bayangan” tersebut, saya bisa melihat aplikasi yang sedang berjalan dan mengakses beberapa fungsi dengan mengusap layar dari sebelah kanan.
Informasi yang ditampilkan di OmniSwitch juga bisa dimodifikasi sesuai keinginan, misalnya menampilkan penggunaan memori dan aplikasi favorit yang sering digunakan.
Tampilan aplikasi bisa diatur, apakah ditampilkan secara vertikal atau horisontal.
Untuk ponsel dengan layar yang besar, OmniSwitch ini memudahkan operasi dengan satu tangan. Namun saya tidak menemukan cara untuk memindah posisi OmniSwitch ke kiri, untuk memudahkan mereka yang kidal.
Saya pribadi tidak begitu suka menggunakan OmniSwitch dan memilih menonaktifkan fitur ini.
Bar Status dan Notifikasi
Secara umum bar notifikasi Omni OS menggunakan fitur dasar Android N, dengan beberapa tambahan fitur.
Tampilan header pada bar status bisa dipercantik dengan menggunakan gambar. Selain menggunakan gambar yang tersedia, saya juga bisa mengunggah dan memasang gambar yang saya suka ke bagian header notifikasi.
Tampilan transparansi gambar juga bisa diatur, apakah menampilkan gambar dengan utuh, atau transparan.
Omni ROM menyediakan fasilitas Ambient Display, di mana saya bisa mengatur masuknya notifikasi. Jika diaktifkan, saya bisa menyalakan layar saat ada notifikasi masuk jika ponsel dalam kondisi mati.
Dengan menggunakan sensor proximitas dan sensor kemiringan, Ambient Display bisa mengatur notifikasi dimunculkan saat ponsel sedang digunakan, atau misal sedang berada di dalam saku.
Omni ROM memberi menu pengaturan bar status terpisah dari notifikasi. Melalui menu pengaturan ini, saya bisa mengatur kecerahan layar dengan mengusap bar status. Selain itu bisa juga mengatur agar ponsel terkunci hanya dengan mengetuk bar status dua kali.
Fitur membalas langsung dari notifikasi tanpa harus masuk ke aplikasi notifikasi juga memudahkan saya untuk merespon.
Jika ada beberapa notifikasi dari aplikasi yang sama, maka seluruh pesan akan digabung jadi satu tempat. Munculnya ikon dan nama aplikasi di notifikasi sangat meudahkan dalam mengidentifikasi,
Begitu juga dengan shortcut ke fungsi-fungsi semacam menyalakan wi-fi, menyalakan bluetooth, dan sebagainya.
Performa dan Kinerja
Omni ROM 7.1.2 dikembangkan berbasis pada Android 7.1.2 (Nougat) yang tentunya mewarisi semua kemampuan dari leluhurnya.
Omni ROM mendukung split screen di mana dua aplikasi bisa berjalan bersamaan dalam satu layar. Misal saat saya ingin menonton Youtube tapi tetap ingin membuka Twitter atau membaca blog, bisa dilakukan secara berbarengan dari satu layar.
Omni ROM juga mendukung mode tamu dan multiakun. Ini sangat berguna saat ponsel dipinjam oleh orang dan saya tidak ingin orang mengakses ke aplikasi dan segala hal yang ada di ponsel saya.
Untuk mengaktifkan mode tamu, saya tinggal menggulir dari bar status, menekan tombol akun, dan beralih ke mode Tamu.
Mode Tamu ini membuat seolah-olah ada dua ponsel namun berada dalam satu ponsel.
Selain mode Tamu, saya juga bisa menambah akun lain ke ponsel. Ini seperti konsep multi-desktop di komputer.
Omni ROM terasa sangat ringan. Dari posisi mati, Omni ROM memakan waktu sekitar 25 detik untuk menyala, setelah logo Mi hilang. Setelah menanyakan kunci, Omni ROM membutuhkan waktu sekitar 25 detik lagi untuk menyala.
Dari informasi memori, Omni ROM rata-rata menggunakan memori RAM sebesar 1,5 GB dari total 1,8 GB, meski secara spesifikasi Xiaomi Redmi Note 3 mempunyai RAM 2 GB. Penggunaan memori paling besar adalah sistem operasi Android yang menghabiskan RAM sebesar sekitar 1 GB.
Dengan menggunakan Antutu Benchmark versi 6.2.7, nilai yang diraih oleh Xiaomi Redmi Note 3 dengan Omni ROM adalah 72.000-an. Skor ini lebih rendah saat menggunakan Lineage OS.
Meski mendukung pembaruan sistem OTA (over the air) alias melakukan pembaruan langsung dari sistem operasi, saya belum mencoba fungsi ini berjalan atau tidak karena saya menggunakan versi terbaru.
Jaringan 4G/LTE
Omni ROM langsung mengenali jaringan 4G/LTE. Kartu XL saya langsung dikenali dan muncul simbol LTE pada indikator sinyal di bar status.
Dugaan saya, Omni ROM juga mendukung VoLTE. VoLTE merupakan singkatan dari Voice over LTE, di mana secara singkat, jaringan 4G/LTE tidak hanya digunakan untuk data, namun juga untuk komunikasi suara (menelepon).
Saya belum mencoba fitur VoLTE, karena operator yang mendukung VoLTE di Indonesia hanya Smartfren.
Saya meminjam ponsel Smartfren Andromax B yang mendukung VoLTE. Saat saya mencoba memindahkan kartu Smartfren ke Xiaomi Redmi Note 3, kartu Smartfren dikenali dan menunjukkan adanya sinyal.
Namun karena kartu SIM Smartfren dikunci dan hanya bisa digunakan di ponsel Andromax B, maka saya tidak bisa melakukan pengujian VoLTE di Xiaomi Redmi Note 3.
Secara spesifikasi, Xiaomi Redmi Note 3 mendukung frekuensi 4G/LTE 2.300 MHz (band 40) yang dipakai Smartfren dan Bolt, juga frekuensi 1.800 MHz (band 3) yang dipakai oleh operator Telkomsel, Indosat, XL, dan Tri.
Penghematan penggunaan data bisa dengan mudah diaktifkan dari menu seluler. Penggunaan data pun bisa dipantau dan memberikan peringatan jika penggunaan data mendekati batas yang ditetapkan.
Penghemat data ini berfungsi dengan cara mencegah beberapa aplikasi mengirimkan data saat berjalan di latar belakang. Konsekuensinya, beberapa fungsi notifikasi aplikasi mungkin tidak berfungsi secara sempurna.
Fitur yang tidak ada di Lineage OS, yaitu status kecepatan pada bar status, didukung di Omni ROM. Saya bisa memunculkan kecepatan jaringan ini dari menu Bar pada pengaturan.
Informasi yang ingin ditampilkan pun bisa dipilih apakah kecepatan unduh, unggah, atau keduanya.
Namun saat saya mencoba melakukan panggilan, saya sama sekali tidak mendengar nada sambungan. Saat ponsel tujuan diangkat, tidak terdengar suara apa pun. Bisa dibilang Omni ROM gagal dalam fungsi dasar telepon.
Saya menduga ini karena VoLTE aktif. Saat saya nonaktifkan VoLTE, saya tetap tidak dapat melakukan panggilan.
Pesan SMS dapat digunakan dan lancar baik dalam menerima dan mengirim.
Sensor Sidik Jari dan Keamanan
Saya penggemar pengunci sidik jari. Buat saya, ini fitur penting yang harus didukung oleh sistem operasi ponsel.
Omni ROM mampu mendeteksi dan menggunakan sensor sidik jari ini dengan baik. Pembuka kunci dengan sidik jari berlangsung cepat, seperti pada saat saya menggunakan MIUI.
Ada lima pilihan penguncian layar, pertama tanpa penguncian, kedua dengan menggesek layar ke arah tertentu, menggunakan pola, menggunakan PIN, dan menggunakan kata sandi.
Fitur Smart Lock dari Google juga berjalan baik di Omni ROM.
Mengaktifkan Smart Lock, saya bisa membuka kunci dengan mode pengenalan wajah, berbasis lokasi, menggunakan perangkat lain, dan posisi ponsel.
Untuk keamanan lebih, Omni ROM secara default melakukan enkripsi terhadap isi ponsel.
Secara umum, fitur keamanan di Omni ROM berfungsi dengan baik.
Baterai
Salah satu fitur Android N adalah penggunaan baterai yang optimal. Fitur ini diadaptasi dengan baik oleh Omni ROM.
Pada profil penggunaan normal, baterai berdaya 4.000 mAh mampu bertahan hingga sekitar 30 jam.
Penyedot daya paling besar adalah penggunaan layar dan jaringan seluler. Penggunaan daya bisa lebih dihemat lagi dengan mengaktifkan profil penghemat daya.
Pengalaman saya, setidaknya saya mengisi daya baterai sehari sekali saat akan tidur. Itu pun posisi baterai masih sekitar 15% hingga 20% setelah digunakan normal sehari-hari.
Jika tidak banyak digunakan, baterai bisa bertahan hampir 2 hari tanpa mengisi.
Indikator baterai juga bisa diset tampilannya. Saya paling suka menggunakan indikator lingkaran dengan penunjuk persentase di bagian dalam.
Jika menengok bagian Pengaturan lalu melihat performa Baterai, ada indikator kira-kira berapa lama penggunaan ponsel bisa digunakan.
Grafik penggunaan daya juga berguna untuk memantau kesehatan baterai.
Kamera
Buat saya, kamera salah satu fitur yang penting di ponsel. Saya pun memberi perhatian lebih terhadap kamera di Omni ROM.
Dari segi aplikasi, aplikasi kamera bawaan Omni ROM memiliki fitur yang lebih lengkap dibanding dengan aplikasi kamera pada MIUI namun tidak selengkap di Lineage OS.
Gambar hasil kamera Omni ROM saya rasa memang tidak setajam saat menggunakan kamera bawaan MIUI, namun menurut saya hasilnya masih bagus.
Dengan mode otomatis, saya merasa warna yang dihasilkan memang tidak begitu keluar. Namun jika mengubah pengaturan terutama di keseimbangan warna putih, kompensasi warna yang dilakukan oleh kamera Omni ROM bisa dibilang cukup membantu.
Saya mencoba beberapa efek, beberapa pengaturan manual kamera seperti menyesuaikan ISO, pencahayaan, keseimbangan putih, semuanya bisa berfungsi dengan baik.
Tidak seperti kamera MIUI yang mempunyai fitur Beautify, kamera depan Omni ROM tidak memiliki fitur untuk mempermak muka.
Saya yang jarang berswafoto juga tidak berkeberatan jika fitur pemercantik diri ini hilang.
Kamera berfungsi dengan baik dan lancar. Lampu kilat, HDR, semua mode bisa berfungsi dengan normal.
Sayangnya, kamera Omni ROM tidak mendukung fitur foto panorama.
Kamera Video
Kamera video Omni ROM mampu merekam gambar dengan resolusi 4K UHD. Pengaturan video di Omni ROM juga tidak selengkap pada Lineage OS.
Saya tidak menemukan pengaturan pencahayaan dan pengaturan jumlah frame untuk gerakan lambat atau gerakan cepat.
Saat mengambil gambar video, saya tidak bisa mengambil foto seperti pada saat saya menggunakan Lineage OS.
Saya mencoba mengambil video dengan format 4K UHD dan 1080p HD. Secara kasat mata, kualitas video antara kedua resolusi ini tidak begitu terlihat jelas. Kemungkinan karena saya melihatnya di layar Xiaomi Redmi Note 3 yang terbatas resolusinya di 1920×1280 piksel saja.
Saat saya lihat di layar Macbook Pro, saya juga tidak bisa melihat perbedaan signifikan antara kedua video. Kemungkinan lagi-lagi layar Macbook Pro saya yang belum mendukung format 4K.
Satu-satunya perbedaan yang bisa saya lihat dengan jelas adalah pada ukuran berkas. Berkas video berdurasi 30 detik pada format 4K menghabiskan ruang sebesar 150 MB, sedangkan untuk video berdurasi yang sama, pada format 1080p menghabiskan 70 MB.
Kualitas gambarnya walau tidak terlihat tajam sekali, tapi masih jelas dan jernih. Pada situasi minim cahaya, muncul noise yang menurut saya masih dalam batas wajar. Respon perpindahan dari situasi gelap ke terang dan sebaliknya juga cukup cepat.
Buat saya yang suka membuat vlog dengan menggunakan ponsel, hasil videonya masih bisa ditolerir. Sya juga sadar betul keterbatasan perangkat keras di ponsel.
Yang menarik, kamera video Omni ROM menyediakan pengaturan manual dan efek-efek yang bisa dipakai. Pengaturan ini tidak saya temukan di kamera video MIUI 8.
Rangkuman
Versi ROM | 7.1.2-20170423 |
---|---|
Tanggal Rilis | 23 April 2017 |
Versi Android | 7.1.2 |
Skor Antutu Benchmark Rata-Rata | 72.000 |
Waktu Booting Rata-Rata | 25 detik |
Penggunaan Memori Rata-Rata | 1,5 GB |
Dukungan Pembaruan OTA | Ya |
Dukungan 4G/LTE | Ya |
Dukungan VoLTE | Ya |
Dukungan Kamera Video 4K | Ya |
Dukungan Kamera Panorama | Tidak |
Itu Launchernya kok kayak Pixel Launcher ya?