Perbatasan Jerman dan Uni Eropa Dibuka Kembali Setelah Pandemi

5 minutes 55 6

Mulai Senin, 15 Juni 2020, perbatasan negara-negara di Eropa satu persatu kembali dibuka, setelah beberapa waktu ditutup dalam rangka menekan laju penyebaran virus Covid-19 sejak Maret lalu.

bendera Prancis, Uni Eropa, dan Belgia berkibar di perbatasan Belgia-Prancis

Meski nampaknya tidak semua negara siap, Brussels sebagai ibukota Uni Eropa berharap negara-negara anggota Uni Eropa dan Schengen untuk membuka kembali perbatasannya pada 1 Juli 2020, dan mulai memperbolehkan warganya untuk keluar masuk secepatnya.

Langkah ini ditempuh mengingat Uni Eropa dan Schengen sudah menyatakan pandemi telah usai di Uni Eropa, meski hingga saat tulisan ini dibuat, jumlah total kasus Covid-19 di negara-negara Uni Eropa sekitar dua juta dan masih ada penambahan kasus baru, meski tidak banyak.

Keputusan ini diambil untuk memulihkan kondisi ekonomi yang mandeg dan menggerakkan kembali sektor wisata yang menjadi sumber devisa banyak negara.

Apalagi saat ini Eropa tengah masuk musim panas, di mana biasanya pada masa-masa ini banyak orang bepergian dan berwisata.

Meski sudah dibuka, warga yang hendak berkunjung ke suatu negara perlu memperhatikan aturan tambahan yang diterapkan di negara tersebut.

Saat ini hanya warga negara Uni Eropa saja yang boleh berkunjung ke sesama negara Eropa lainnya, hingga batas waktu yang belum ditentukan.

tanda peringatan memasuki wilayah Jerman

Di Jerman sendiri sudah penuh membuka perbatasannya di 9 garis perbatasan mulai Senin, di mana seluruh warga yang masuk Jerman tidak perlu melakukan isolasi mandiri.

Namun ada 6 hal yang harus diperhatikan oleh warga yang hendak masuk ke Jerman, antara lain prosedur masuk perbatasan di area perbatasan (border control), urusan visa dan izin tinggal, serta aturan kesehatan dan pembatasan yang masih diterapkan.

Aturan penggunaan masker di dalam kendaraan umum, di dalam toko, serta menjaga jarak tetap diterapkan, meski ada saja yang bandel namun masih bisa dihitung dengan jari.

Saya dan istri sebenarnya punya rencana liburan musim panas tahun ini, namun terpaksa kami batalkan karena pandemi.

Untungnya kami sempat berkunjung ke Lisbon, Brussels, dan Amsterdam awal tahun ini dan sempat deg-degan saat itu mengingat saat itu awal-awal penyebaran Covid-19.

Kami belum memutuskan hendak ke mana liburan musim panas kali ini, apalagi situasi sekarang yang masih belum pasti, takut jika ada gelombang kedua.

bendera Jerman di depan Reichstag

Jikalau kami memutuskan jalan-jalan ke luar kota, kemungkinan besar akan mengunjungi kota-kota di Jerman yang belum pernah kami kunjungi, tapi kita lihat saja nanti.

Kantor pun meski sudah membuka kembali akses, namun karyawan yang hendak datang ke kantor perlu menjalani berbagai protokol, seperti melapor diri, mengisi kuisioner kesehatan, dan ada jadwal yang terbagi menjadi 2 grup untuk menjaga jarak dan jumlah karyawan di dalam satu ruangan.

Meski begitu, kebijakan bekerja dari rumah tetap disarankan dan perusahaan akan terus menyesuaikan dengan kebijakan dan aturan yang dikeluarkan pemerintah.

Kantor juga mengeluarkan protokol dan aturan tambahan, misalnya jika karyawan baru saja bepergian dari beberapa negara yang ada di daftar protokol kantor, maka karyawan tersebut dilarang datang ke kantor selama 10 hari dan wajib bekerja dari rumah, untuk menjaga rekan kerja kemungkinan tertular.

Apakah ini new normal yang digadang-gadang? Entah lah.

Semoga vaksin dan obat Covid-19 segera ditemukan dan bisa diakses oleh umum.

9 responses
  1. Gravatar of Alid Abdul
    Alid Abdul

    Seluruh dunia dibuat pusing dengan Corona. Mau nutup sampai hilang juga akibatnya ekonomi bisa buyar. Di kampungku sendiri ya gitu deh, ada corona ataupun tidak ada, semuanya berjalan normal seperti biasa.

  2. Gravatar of Bara Anggara
    Bara Anggara

    seluruh dunia telah bersiap menuju new normal ya..

    saya sih udah pasrah aja, yg penting mengurangi aktivitas di luar rumah, masih saya anggap masa PSBB skrg ini.. untung kantor juga masih piket2an masuknya..

    -traveler paruh waktu

  3. Gravatar of Fanny_dcatqueen
    Fanny_dcatqueen

    Sejak pandemi, aku hrs ikhlasin banyak trip yg hrs aku cancel 🙁 .sebagai traveler rutin ini sbnrnya nyiksa, tapi ya mau gimana . Daripada nekad ngetrip tp malah kena ya mas. Sabar2in aja deh sampe wabah ini bener reda ato vaksinnya ketemu.

    Yg aku ttp lakuin, budget traveling ttp aku sisihin.jd kalo nanti traveling udh normal , budgetnya ttp aman dan tinggal book tiket 😀

  4. Gravatar of CREAMENO
    CREAMENO

    Corona ini betul-betul menggoyang ekonomi seluruh negara di dunia ya, mas.

    Sampai keikut pusing saya. Apalagi belum ketemu juga vaksinnya, jadi mungkin saya akan tetap berusaha untuk social distancing meski status sudah new normal entah hingga kapan 🙈

    Terus rencana travelling saya pun banyak yang bubar jalan. Dipending sampai tahun depan. Semoga tahun depan Corona betul-betul sudah hilang. Nggak ada gelombang 2 3 4 dan lain sebagainya 🙏

  5. Gravatar of morishige
    morishige

    Kemarin kayaknya saya baca tulisan seorang narablog soal Cyprus yang bakal membiayai perawatan covid-19 kalau wisatawan terinfeksi di sana. 😀 Tapi kayaknya sementara ini bakalan banyak negara atau zona yang bikin travel bubble, Kang. Australia kabarnya mau bikin travel bubble sama Timor Leste.

    Masih mikir-mikir banget buat jalan-jalan sekarang. Pasti bakalan berat banget buat warga dari negara yang kasus infeksinya tinggi kayak di Indonesia. Lagipula, buat saya, agak janggal juga melancong tanpa interaksi dengan sesama pejalan atau penduduk setempat.

    Stay safe di sana, Mas Zam! 🙂

    Gravatar of Muhammad Zamroni
    Muhammad Zamroni

    Cyprus negara kecil, salah satu tujuan wisata juga karena ada di selatan, agak hangat 🤭

  6. Gravatar of Daeng Ipul
    Daeng Ipul

    mulai memperbolehkan warganya untuk keluar masuk secepatnya.

    Apakah ini berarti kamu tidak gampang keluar-masuk? Atau sudah dianggap warga?

    Gravatar of Muhammad Zamroni
    Muhammad Zamroni

    secara umum, warga Uni Eropa (termasuk saya yang punya izin tinggal), bisa. namun kembali ke aturan negara masing-masing, ada yang menerapkan aturan hanya warga negara (terutama yang dari luar Eropa) namun ada juga warga luar yang punya izin tinggal masuk (misal jika dari luar Eropa).