Menjelang keberangkatan kami ke Jerman, kami memerlukan uang tunai untuk digunakan di perjalanan dan selama di sana.
Apalagi saya membaca bahwa di Jerman, kebanyakan orang Jerman masih menggunakan uang tunai karena alasan privasi dan data.
Dari sekian banyak money changer di Jakarta, salah satu yang direkomendasikan karena memiliki nilai tukar yang cukup baik adalah Piti Pili Money Changer di Tebet, Jakarta Selatan.
Sebelum Piti Pili Money Changer, saya dulu sering menukar uang di Tri Tunggal Money Changer di dalam Plasa Blok M, lantai 2, Jakarta Selatan, karena saya tinggal di sekitar Gandaria, Jakarta Selatan.
Sejak menikah dan pindah tempat tinggal ke area Jakarta Timur, saya beralih ke Piti Pili yang lokasinya cenderung lebih dekat.
Saya berniat menukarkan uang dalam jumlah besar, yaitu Rp 15.000.000, sehingga tidak membawa uang tunai demi keamanan dan berharap bisa menukar uang secara elektronik, dengan menggunakan debit, misalnya.
Beberapa kali saya menelepon ke Piti Pili Money Changer, untuk menanyakan tenang hal ini, namun telepon saya tidak diangkat.
Akhirnya saya pergi ke Piti Pili Money Changer di Tebet pada Senin, 19 November 2018 menggunakan sepeda motor.
Saat tiba, saya kemudian menuju ke loket dan dilayani oleh ibu-ibu. Rupanya Piti Pili Money Changer hanya menerima uang tunai dan tidak menerima debit. Waduh!
Karena uang yang akan saya tukarkan berada di Jenius BTPN, saya pun mencoba mencari ATM BTPN di sekitar Tebet.
Saya tidak mengambil uang di jaringan Prima/Bersama meski gratis, karena saya akan mengambil uang beberapa kali senilai jumlah maksimal dari ATM tersebut, biasanya Rp 1.500.000.
Meski ada jatah penarikan gratis dari Jenius BTPN di jaringan Prima/Bersama sebanyak 25 kali, namun saya tak mau mengambil risiko dengan mengambil uang di ATM bank lain.
Saya pun mencari lokasi Bank BTPN terdekat di peta Google, namun sayang banyak tempat yang tidak akurat. Informasi di situs BTPN juga tidak tepat.
Saya teringat ada Bank BTPN di sekitar Jatinegara, di Jalan Jatinegara Timur, Jakarta Timur, dan mengambil uang di sana.
Sekembalinya dari Bank BTPN, saya menyerahkan segepok uang Rp 50.000-an kepada petugas.
Dari kurs hari itu, di mana nilai jualnya Rp 17.050 untuk 1€, uang Rp 15.000.000 saya setara dengan 880,79€.
Agar genap hitungannya, saya menambahkan Rp 4.000 agar menjadi 880€.
Setelah saya menandatangani nota penjualan valuta asing, lembaran uang Euro yang sebelumnya belum pernah saya pegang, diserahkan kepada saya.
Pecahan yang diberikan saya bervariasi, yaitu 10€, 50€, dan 100€, di mana pecahan 50€ paling banyak.
Saya mendapat bonus dompet kulit imitasi yang cantik, di mana uang tersebut bisa saya simpan dengan aman di situ.
Jika sebelumnya saya repot membawa uang segepok saat berangkat, pulangnya saya hanya membawa uang beberapa lembar saja.