Setelah puas menggunakan Xiaomi Mi Band, kini saya beralih menggunakan Xiaomi Mi Band 2. Xiaomi Mi Band 2 saya dapatkan saat saya menghadiri acara peluncuran Xiaomi Mi A1 di The Hall, Senayan City, 20 September 2017 lalu.
Meski Mi Band 2 sendiri belum resmi dijual, di mana saya tidak menemukan tautan ke halaman informasi produk situs mi.com dan erafone.com, namun saya menemukan halaman penjualan Xiaomi Mi Band 2 di Lazada, meski bukan penjual resmi.
Dari Xiaomi Mi Band 2 harga di toko-toko online sekitar Rp 300.000.
Xiaomi Mi Band 2
Xiaomi Mi Band 2 yang saya terima dikemas dalam kemasan kardus berwarna putih dengan ukuran 9,5×9,5×3 cm berwarna putih yang dibungkus rapat dengan plastik tipis.
Di bagian bawah, tertulis spesifikasi dan informasi teknis Xiaomi Mi Band 2. Informasi ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin.
Setelah mencopot plastik, kardus dibuka dengan mengangkat penutup kardus ke atas. Cukup susah payah untuk membuka penutup karena sangat rapat.
Begitu tutup terangkat, terlihat sensor Xiaomi Mi Band 2 berwarna hitam berada di tengah. Terdapat lidah yang bila diangkat akan terlihat gelang berwarna hitam.
Buku panduan berbahasa Inggris dan Mandarin terletak di bawah gelang, sedangkan pengisi daya berada di dalam ruang terpisah yang bisa dengan mudah dibuka.
Xiaomi Mi Band 2 merupakan penyempurnaan dari Xiaomi Mi Band dan Xiaomi Mi Band 1S yang memiliki sensor detak jantung. Bedanya, Xiaomi Mi Band 2 menambahkan layar yang bisa berfungsi untuk menampilkan berbagai informasi.
Seluruh fungsi dan fitur Xiaomi Mi Band 2 sama dengan kakaknya, yaitu activity tracker dengan penyempurnaan pedometer (pengukur langkah), sleep monitor, dan perpanjangan notifikasi ponsel jika ditambatkan dengan ponsel melalui aplikasi Mi Fit.
Baterai yang ditanamkan juga lebih besar kapasitasnya, dari 41 mAh yang digunakan di Xiaomi Mi Band, Xiaomi Mi Band 2 menggunakan baterai berkapasitas 70 mAh.
Selain dengan penambahan kapasitas ini, Xiaomi Mi Band 2 juga lebih irit penggunaan dari pendahulunya, sehingga jangka waktu pakai bisa lebih lama. Namun tentu saja penggunaan ini tergantung pola pemakaian.
Xiaomi Mi Band 2 dapat ditambatkan dengan ponsel yang menggunakan sistem operasi Android minimal 4.4 (KitKat) dan kompatibel dengan iPhone 4S ke atas yang menggunakan sistem operasi minimal iOS 7.0.
Fisik Xiaomi Mi Band 2
Tidak seperti pada Xiaomi Mi Band yang permukaannya terbuat dari logam aluminium alloy, unit Xiaomi Mi Band 2 terbuat dari perpaduan plastik dan aluminium alloy, dengan kaca anti gores dan dengan sebuah papan sentuh pada permukannya.
Di balik kaca, terdapat layar OLED monokrom berukuran 0,42 inchi. Papan sentuh berbentuk lingkaran dengan diameter 7 mm yang terbuat dari aluminium anodizing.
Dimensinya mungil, dengan panjang 40,3 mm, lebar 15,7 mm, dan tebal 10,5 mm, dan berbobot hanya 7 gram.
Sensor optik pengukur detak jantung tertanam di bagian bawah. Terdapat tulisan kode FCC dan logo Mi yang terukir di bagian bawah.
Logam kontak pengisi daya yang terbuat dari tembaga, terlihat di bagian bawah dengan posisi yang tidak mencolok. Nomor seri unit tertulis di bagian pinggir sebelah kiri.
Sensor akselerometer yang digunakan masih sama, yaitu sensor rendah daya ADXL362 namun dengan penyempurnaan dari sisi software.
Sensor detak jantung menggunakan teknologi PPG (photoplethysmography) yang menggunakan cahaya inframerah untuk mengukur peredaran darah. Cahaya inframerah yang dikirim menembus kulit kemudian diukur pantulannya untuk menentukan kecepatan detak jantung.
Namun perlu diingat, pengukuran detak jantung dengan teknologi PPG hanya mengukur rata-rata saja, bukan untuk mengukur dengan lebih presisi dan akurat. Karena penggunaan cahaya, sensor ini juga bisa terganggu oleh cahaya inframerah dari luar, misal dari cahaya sinar matahari.
Pedometer juga ditanamkan di Xiaomi Mi Band 2 yang membuat perangkat ini lebih akurat untuk mengukur aktivitas bila dibandingkan dengan Xiaomi Mi Band yang hanya menggunakan sensor akselerasi.
Xiaomi Mi Band 2 tahan air dan debu dengan sertifikasi IP67 di mana perangkat ini bisa digunakan pada aktivitas di dalam air hingga kedalaman 1 meter. Xiaomi Mi Band 2 dirancang untuk digunakan sehari-hari tanpa perlu melepasnya, bahkan bisa digunakan saat mandi.
Unit Xioami Mi Band 2 bisa dilepas karetnya dengan cara menekan dari luar, sedangkan untuk memasang dengan memasukkannya dari dalam.
Gelang Xiaomi Mi Band 2 terbuat dari material TPE (thermoplastic elastomer) Dow Corning TPSiV yang nyaman dipakai, lembut, anti bakteri, anti sinar ultraviolet, dan tidak menimbulkan alergi.
Gelang Xiaomi Mi Band dikunci dengan sebuah kancing aluminium anodizing yang disematkan ke dalam salah satu dari 9 lubang. Panjang gelang adalah 235 mm, di mana untuk panjang minimal yang bisa disetel 155 mm dan panjang maksimal 210 mm.
Untuk mengunci, cukup mudah, hanya dengan menekan kancing ke lubang dan gelang akan aman terkunci dan tak lepas. Saya merasa kancing di gelang Mi Band 2 terasa lebih kuat dan lebih mudah untuk terkunci.
Untuk menjamin keaslian gelang, di bagian ujung gelang di dekat kancing, terdapat tulisan kode model produk yaitu XMSH04HM dan kode CMIIT (China Ministry of Industry and Information Technolog, badan sertifikasi Tiongkok) perangkat Xiaomi Mi Band 2 yang terukir di bagian dalam, yaitu CMIIT ID 2016DP1226.
Meski banyak sekali gelang pengganti yang murah, namun dari segi bahan jauh sekali kualitas bahan yang digunakan. Biasanya gelang pengganti yang dijual di toko-toko online terbuat dari material silikon atau TPU (thermoplastic polyuretane) yang untuk beberapa orang bisa menimbulkan rasa gatal saat pemakaian.
Pengisi daya yang disertakan berupa kabel pendek dengan koneksi USB tipe A yang untuk pengisian daya disarankan untuk dicolokkan ke port USB komputer atau laptop yang menggunakan voltase 5 Volt dan berarus rendah (65 mA).
Menggunakan Xiaomi Mi Band 2
Saat dikeluarkan dari kardus, baterai Xiaomi Mi Band 2 dalam keadaan kosong. Dengan menggunakan kabel pengisi daya yang disertakan dalam kemasan, saya mencolokkannya ke port USB di Macbook Pro saya.
Kapasitas baterai Xiaomi Mi Band 2 hanya 70 mAh, namun diklaim bisa tahan penggunaan hingga 30 hari.
Mengisi daya Xiaomi Mi Band 2 sebaiknya tidak menggunakan charger ponsel, karena arus yang diterima akan terlalu besar dan membahayakan baterai Lithium Polymer yang digunakan Xiaomi Mi Band 2.
Selain menggunakan port USB pada laptop atau komputer, Xiaomi Mi Band 2 juga bisa diisi dengan menggunakan power bank.
Saat diisi daya, layar Xiaomi Mi Band 2 akan menunjukkan gambar baterai dengan satuan 3 bar. Tampilan ini hanya muncul saat tombolnya disentuh, kemudian layar mati kembali setelah 3 detik.
Setelah menunggu kurang lebih 3 jam hingga penuh, saya pun mulai memasang pada gelang, lalu memasangkan aplikasi Xiaomi Mi Band 2 dengan Xiaomi Redmi Note 3 menggunakan aplikasi Mi Fit melalui Bluetooth.
Menggunakan Aplikasi Mi Fit
Cara memasangkan Xiaomi Mi Band 2 dengan aplikasi Mi Fit sangat mudah. Cukup menyalakan Bluetooth, kemudian aplikasi Mi Fit akan mendeteksi keberadaan gelang Xiaomi Mi Band 2.
Aplikasi Mi Fit akan mengirim permintaan persetujuan ke Xiaomi Mi Band 2, dan untuk menyetujuinya, saya perlu menyentuh tombol di Xiaomi Mi Band 2.
Setelah terhubung, aplikasi Mi Fit melakukan pembaruan firmware Xiaomi Mi Band 2 secara otomatis. Setelah diperbarui, firmware Xiaomi Mi Band 2 yang saya gunakan adalah versi 1.0.1.53.
Aplikasi Mi Fit bisa dipasangkan dengan empat perangkat berbeda, yaitu gelang (keluarga Xiaomi Mi Band), jam (Xiaomi Amazfit), timbangan (Xiaomi Mi Smart Scale), dan sepatu pintar (Xiaomi Mijia Smart Shoes).
Semua perangkat ini tentunya adalah perangkat yang dibuat oleh Xiaomi melalui Huami, rekanan Xiaomi untuk memproduksi perangkat pakai (wearable device).
Satu aplikasi Mi Fit hanya bisa terhubung dengan satu kategori perangkat saja. Jika sudah ada perangkat Xiaomi Mi Band yang terhubung, perlu diputuskan terlebih dulu sebelum menghubungkan ke yang baru.
Setelah terhubung, Mi Fit akan membaca riwayat aktivitas yang ada di Xiaomi Mi Band 2. Riwayat aktivitas yang lama tidak akan hilang karena tersimpan di Mi Cloud.
Xiaomi Mi Band 2 bisa digunakan tanpa harus selalu terhubung dengan aplikasi Mi Fit. Xiaomi Mi Band 2 dihubungkan hanya saat mengirimkan data aktivitas yang disimpan di dalam gelang atau hendak melakukan pengesetan atau melihat informasi lain.
Untuk sinkronisasi, cukup buka aplikasi Mi Fit, dan secara otomatis akan tersinkronisasi.
Pengalaman Menggunakan Xiaomi Mi Band 2
Saya menggunakan Xiaomi Mi Band 2 dalam kegiatan sehari-hari. Karena terdapat layar dan Xiaomi Mi Band 2 bisa menampilkan jam, saya tidak lagi menggunakan arloji. Tangan pun terasa lebih enteng tanpa mengenakan arloji.
Bahan gelang Dow Corning TPSiV tidak menimbulkan rasa gatal di tangan. Memang beda sekali rasanya dengan menggunakan gelang karet yang abal-abal.
Xiaomi Mi Band 2 tetap saya gunakan meskipun sedang mandi atau beraktivitas yang melibatkan air. Xiaomi Mi Band 2 tetap aman dan berfungsi dengan baik, walau kadang karena saking sensitifnya, tombolnya terpencet oleh guyuran air yang cukup kuat.
Warnanya yang hitam, membuat tampilannya minimalis namun fashionable. Namun sayang, saya sulit menemukan variasi warna gelang lain yang asli, meski beredar berbagai variasi semacam dari metal, dan sebagainya.
Pengukuran detak jantungnya sering saya gunakan, terutama setelah melakukan aktivitas yang cukup berat semacam olah raga atau melakukan kegiatan sehari-hari. Rata-rata detak jantung saya berkisar antara 80-90 BPM (beat per minute) yang masih termasuk normal.
Fungsi monitor tidur juga sangat bermanfaat buat saya. Saya bisa mengetahui bahwa rata-rata saya tidur sekitar 5 jam. Xiaomi Mi Band 2 bisa diset untuk bergetar saat alarm dari ponsel berbunyi, sehingga bisa membuat bangun karena getarannya cukup kencang.
Mi Fit menyediakan mode pengukuran aktivitas, antara lain saat lari, menggunakan treadmill, bersepeda, dan jalan kaki. Selain empat aktivitas ini, Mi Fit juga bisa melakukan pengabaian aktivitas yang tidak ingin dilacak, misal saat makan, saat tidur, saat naik bus, dan sebagainya.
Jumlah langkah, jumlah kalori, waktu aktivitas bisa dilihat melalui grafik di aplikasi Mi Fit. Rute aktivitas juga bisa diketahui, apalagi jika ponsel yang menggunakan GPS dibawa saat melakukan aktivitas.
Hasilnya juga bisa dengan mudah dibagikan ke media sosial seperti Twitter, Facebook, Line, WeChat, dan disimpan sebagai foto biasa.
Hal menyenangkan lainnya adalah saya bisa mengatur Xiaomi Mi Band 2 bergetar saat ada notifikasi masuk ke ponsel. Misal saat ada panggilan telepon atau SMS masuk, saya bisa langsung tau dari getaran di Xiaomi Mi Band 2 meski ponsel saya sedang berada di tempat lain dan saya tidak mendengar bunyi nada dering atau ponsel dalam keadaan sunyi.
Data aktivitas di Mi Fit juga bisa disinkronisasi ke akun Google Fit dan WeChat. Namun saya belum menemukan cara untuk memasangkan Xiaomi Mi Band 2 secara langsung ke aplikasi pelacak aktivitas lain semacam Strava atau Endomondo.
Saya sangat puas dan suka sekali dengan Xiaomi Mi Band 2, terutama untuk melakukan pengukuran aktivitas sehari-hari hingga olah raga ringan.
gimana bang sekarang sudah tau bisa ga di hubungkan dengan endomondo?