Seumur-umur saya belum pernah merayakan acara perayaan tahun baru di luar negeri.
Di Indonesia, saya termasuk orang yang malas mendatangi tempat keramaian untuk merayakan malam pergantian tahun.
Biasanya saya hanya di rumah, atau berkumpul bersama teman sambil membakar jagung atau makanan lain, sambil menikmati riuh rendah petasan yang meledak di langit-langit malam.
Alasannya tentu saja karena malas bermacet-macet ria, berdesak-desakan dengan ribuan orang, dan kesal dengan perilaku orang-orang yang menyebalkan alias alay.
Namun karena saya sekarang berada di Jerman, dan pergantian tahun 2019 adalah pertama kalinya saya tahun baruan di luar negeri, saya pun ingin mengalami berada di lokasi keramaian dan menikmati riuhnya suasana.
Di Berlin, pusat perayaan pergantian tahun dipusatkan di Brandenburger Tor dan sepanjang jalan 17 Juni (Straße des 17. Juni) di kawasan Tiergarten.
Lokasi acara kebetulan dekat dengan apartemen kami, dan kami memutuskan untuk datang dan merasakan kemeriahan acara di sana.
Dari pantauan Peta Google, jalanan di sekitar lokasi sudah ditutup bahkan sejak 30 Desember 2018.
Kami memantau suasana dari Instagram dan mengikuti update dari orang-orang yang berada di sana.
Dari beberapa feed, panggungnya terlihat megah dan menyenangkan.
Musisi-musisi kelas dunia tampil di panggung membawakan lagu-lagu party tanpa henti.
Tidak heran, karena perayaan tahun baru di Brandenburger Tor, Berlin, merupakan salah satu pesta terbuka di jalanan terbesar di Eropa.
Meski gerbang masuk ke lokasi acara dibuka pada jam 14:00, saya dan istri memutuskan untuk datang mendekati malam pergantian tahun.
Rupanya keputusan kami salah, kami seharusnya datang lebih awal karena lokasi acara sudah penuh dengan manusia.
Kami datang sekitar jam 22:30 dan di depan pintu banyak orang tertahan. Pengunjung yang masuk ke area panggung utama diperiksa dan digeledah oleh polisi.
Kembang api, petasan, botol minuman, dan berbagai benda yang sekiranya bisa memicu kerusuhan dan berbahaya dilarang dibawa masuk ke lokasi panggung.
Tak lama, pintu gerbang utama yang berada di dekat monumen Siegessäule ke acara sudah ditutup oleh polisi karena di dalam sudah penuh dengan manusia.
Orang-orang yang penasaran ingin mendekati gerbang mencoba mendekati Brandenburger Tor menggunakan taksi, atau naik becak sepeda dengan lampu LED berwarna-warni.
Namun menurut kami, itu akan sia-sia karena kami sudah memantau bahwa seluruh jalanan sudah diblokir oleh polisi dan tidak mungkin mendekati Brandenburger Tor.
Stasiun U-bahn dan S-bahn Brandenburger Tor yang merupakan stasiun terdekat dari Brandenburger Tor bahkan sudah ditutup dan kami yang menggunakan S-bahn diturunkan di stasiun Postdamer Platz.
Kami dan ribuan orang lain yang tidak bisa masuk akhirnya memutuskan untuk merayakan pergantian tahun di sekitar monumen kemenangan tersebut.
Saya sebelumnya sudah diperingatkan oleh teman sekantor bahwa kembang api di malam pergantian tahun baru di Berlin akan liar, namun saat itu saya tidak menyangka bahwa level keliaran ini sungguh di luar ekspektasi.
Orang-orang menyalakan kembang api di jalanan. Kembang api roket disulut dari ujung botol bir.
Petasan dilempar dan meledak di jalanan, menghasilkan asap berbau mesiu di mana-mana.
Mobil polisi yang memblokir jalan menimbulkan kesan seolah-olah terjadi perang. Benar-benar liar.
Saya dan istri harus selalu waspada, ngeri terkena kembang api atau petasan nyasar yang meluncur dan meledak tanpa arah.
Aturan di Jerman memang ketat untuk urusan kembang api dan petasan. Penjualan benda-benda piroteknik kelas 1 dan 2 hanya diperbolehkan pada tanggal 29-30 Desember.
Pantas saja warga Berlin begitu menggila karena kembang api dan petasan hanya boleh dinyalakan pada tanggal 31 Desember hingga 1 Januari pagi saja.
Selain kembang api dan petasan, saya dan istri harus berhati-hati terhadap pecahan botol yang berserakan di mana-mana.
Orang-orang menikmati Silvester, istilah perayaan malam tahun baru, dengan minum bir di jalanan.
Bir memang cocok untuk menghangatkan badan, terutama di musim dingin seperti ini.
Saya melihat seorang bapak ambruk di jalan dan temannya meminta bantuan orang untuk mencari taksi untuk membopongnya pulang.
Meski suasananya cukup menegangkan oleh suara petasan, namun kami berusaha menikmati suasana, toh ini suasana perayaan tahun baru pertama kami di Jerman.
Kami menikmati suasana kemeriahan dari sudut perlimaan di Hofjägeralee sambil melihat ke arah monumen kemenangan Siegessäule.
Yang menarik, jalanan di sekitar Siegessäule yang tidak ditutup tetap aktif dilewati kendaraan, tanpa macet sedikit pun.
Taksi laris manis mendapat banyak pelanggan, baik yang ingin mendekat ke Brandenburger Tor atau pun pulang ke rumah.
Becak dan ojek sepeda dengan lampu LED warna-warni juga nampak laris digunakan orang yang malas berjalan kaki.
Makin mendekati tengah malam, orang-orang makin banyak yang datang sambil membawa kembang api dan petasan.
Tak terasa, waktu pun menunjukkan jam 00:00. Petasan dan kembang api pun langsung pecah di udara.
Saya juga tidak mendengar suara terompet ditiup saat pergantian tahun berlangsung.
Selain karena tidak ada penjual terompet, meniup terompet sepertinya budaya Yahudi bukan tradisi tahun baru di Jerman.
Sayup-sayup saya dapat melihat kembang api yang diledakkan dari panggung utama.
Kembang api yang diluncurkan dari arah panggung utama terlihat kalah meriah daripada kembang api yang dibakar oleh warga.
Kami cukup lama menunggu hingga suara petasan dan kembang api mereda, namun rupanya malah makin menggila.
Setelah puas menikmati susana, kami pun memutuskan pulang jalan kaki, sambil tetap waspada karena orang-orang masih melempar petasan dan menyalakan kembang api dari setiap sudut jalan.
Saya sendiri gembira merayakan pergantian tahun 2019 kali ini, walau agak kecewa karena tidak dapat masuk ke area panggung utama untuk menikmati musik yang asyik di sana.
Bahkan hingga kami sampai di apartemen, suara petasan dan kembang api masih terdengar di mana-mana.
Tahun depan mungkin kami akan datang lebih awal, dan lebih menikmati pertunjukkan musik di panggung daripada berada dalam suasana tegang akibat petasan dan kembang api di jalanan.
Selain di Brandenburger Tor, Silvesterparty biasanya diadakan di lokasi keramaian seperti di Alexander Platz, atau menikmati party di klub-klub di Kulturbrauerei.
Sebuah podcast singkat sempat saya buat saat berada di sana, yang bisa didengar di anchor.fm.
Frohes Neues Jahr 2019! 🎉
waah seruu sihh