Di Jerman, barang yang dibeli bisa dikembalikan dengan alasan apa pun.
Saya pernah bercerita soal ini di siniar saya, yang intinya, hampir semua barang yang dibeli, baik online atau di toko, bisa dikembalikan dalam jangka waktu tertentu, biasanya 30-90 hari dari tanggal pembelian.
Cerita kali ini terkait dengan proses pengembalian ini, di mana saya membeli penanak nasi, yang ternyata ujung-ujungnya, saya dapat barang secara “gratis”.
Akhir tahun 2023, mesin penanak nasi alias rice cooker yang menemani kami selama sekitar hampir 5 tahun tiba-tiba mati tidak berfungsi.
Mesin ini merupakan salah satu barang penting buat kami sejak pindah ke Berlin, karena tidak dapat dipungkiri, roti tidak bisa menggantikan nasi.
Hati kami sedih saat kami tidak bisa membawa rice cooker Miyako seri MCM-606A mungil kami yang berkapasitas 0,6 liter ke Berlin dan terpaksa harus ditinggal di Indonesia.
Di tahun-tahun awal kami pindah, kami tidak memiliki rice cooker karena selain cukup sulit menemukan toko yang menjualnya, jika ada pun, harganya cukup lumayan.
Beruntung sahabat kami di Berlin sempat meminjamkan rice cooker kecil mereka yang tidak terpakai karena mereka punya rice cooker lain yang lebih besar.
Namun tentunya kami masih ingin mempunyai mesin penanak nasi kami sendiri dan tidak ingin terus menerus meminjam.
Kami akhirnya membeli mesin penanak nasi yang ukurannya cukup pas, yaitu berkapasitas 1,2 liter untuk kami berdua, di supermarket Go Asia, pada tanggal 4 Mei 2019.
Saat itu di supermarket Go Asia, rice cooker yang tinggal tersedia 2 buah, satu berkapasitas 1,5 liter dan satunya 1,2 liter.
Kami memutuskan untuk membeli yang kecil, yang berkapasitas 1,2 liter dengan harga 40€ yang ternyata kami mendapat diskon 10% menjadi 36€.
Diskon ini merupakan diskon bulanan Go Asia yang diadakan setiap Sabtu pekan pertama tiap bulan.
Rice cooker Tristar RK-6135 ini pun kami boyong dan kemudian menjadi salah satu alat penting di dapur.
Jenama Tristar merupakan jenama yang dimiliki perusahaan Belanda, Smartwares Group.
Hingga pada tanggal 8 Desember 2023, tiba-tiba mesin penanak nasi kesayangan kami tersebut tidak bisa menyala.
Memperbaiki Rice Cooker
Jiwa engineer saya pun terpelatuk dan tentu saja saya ingin memperbaiki terlebih dahulu.
Beruntung, di YouTube banyak tutorial untuk memperbaiki rice cooker mati, yang mana biasanya disebabkan oleh sekering panas yang putus.
Sekering panas atau thermal fuse berfungsi sebagai pengaman, di mana jika perangkat temperaturnya melebihi ambang batas yang tertera pada sekering, sekering akan putus dan mencegah kerusakan bahkan kebakaran terjadi.
Setelah membongkar rice cooker, benar dugaan saya, sekering tidak hanya putus tapi hancur.
Bayangkan, benda kecil ini sangat vital dan yang tanpanya, alat sehebat apa pun jadi tidak berguna.
Oleh karena itu, jangan menganggap remeh hal-hal kecil, terutama orang-orang yang pekerjaannya terlihat sepele, namun tanpa mereka, hal-hal besar pun akan lumpuh dan tidak berfungsi.
Jangan juga berkecil hati jika merasa bahwa diri kita “kecil” dan dianggap remah, namun jadikan kekecilan menjadi suatu kepentingan yang signifikan.
Sebelum semakin melantur, mari kita kembali ke urusan sekering.
Dari angka yang tertulis pada badan sekering, yakni 250V 10A 165, yang artinya sekering bekerja pada tegangan maksimum 250 volt, arus 10 ampere, dan ambang batas temperatur 165°C.
Saya segera mencari sekering pengganti sesuai spesifikasi, namun hampir semuanya harus dikirim dari Cina, yang mana membutuhkan waktu pengiriman yang lama.
Masa di Jerman yang terkenal dengan engineering-nya ini tidak ada toko yang menjual komponen elektronika begini?
Membeli rice cooker baru pun juga tidak mudah, dan kalo pun ada pun, harganya juga tidak murah.
Saya hampir putus asa saat mencari toko yang menjual sekering ini tanpa harus dikirim dari Cina, dan untungnya saya akhirnya menemukan toko komponen elektronika yang menjual sekering ini yang bisa saya datangi.
Yang membuat pencarian di Google Jerman terasa sulit adalah menemukan kata kunci yang tepat, di mana seringkali menggunakan kata kunci dalam Bahasa Inggris tidak membuahkan hasil.
Menggunakan Bahasa Jerman pun, seringkali sulit menemukan istilah dan kata kunci yang tepat.
Saya akhirnya menemukan penjual sekering ini setelah menggunakan kata kunci Temperatursicherung.
Ah, kata sicherung, yang artinya “pengaman” mengingatkan saya bahwa kata ini mirip dengan Bahasa Indonesia, “sekering”.
Benar saja, jika merujuk ke Bahasa Belanda, benda pengaman ini disebut dengan zekering, yang kemudian diserap ke Bahasa Indonesia menjadi “sekering”.
Saya tentu saja segera mendatangi toko komponen elektronika bernama Segor Electronics ini setelah mengecek di situs mereka bahwa benda ini tersedia.
Namun rupanya sekering yang dijual, spesifikasinya sedikit berbeda, di mana yang paling dekat adalah sekering dengan ambang batas temperatur 167°C, yang sebenarnya tidak beda jauh.
Saya membeli tiga buah yang masing-masing seharga 1,80€ untuk persediaan dan jaga-jaga.
Yang membuat saya kagum adalah, toko kecil yang sudah ada sejak 1978 ini sangat lengkap dan menjadi surga bagi pecinta elektronika karena barang yang dijual sangat lengkap.
Setelah sekering berada di genggaman, saya pun pulang untuk segera memasang sekering ini ke rice cooker.
Benar saja, setelah sekering terpasang, rice cooker pun menyala dan berfungsi normal kembali.
Saya pun girang karena selain tidak perlu membeli rice cooker baru yang mahal, saya juga mencegah rice cooker ini terbuang sia-sia.
Di Jerman, alat elektronik memang tidak bisa dibuang sembarangan, dan harus dibuang ke pusat daur ulang elektronik.
Saya sendiri belum pernah membuang alat elektronik dan berusaha untuk memperbaiki, kecuali jika benar-benar rusak dan tidak bisa digunakan lagi.
Membeli Rice Cooker Lagi
Namun rupanya rice cooker yang saya perbaiki tidak bertahan lama, karena sekeringnya putus lagi.
Untungnya, saya masih punya sekering cadangan dan bisa menggantinya lagi.
Hingga akhirnya pada tanggal 10 Februari 2024, sekering terakhir saya putus dan rice cooker mati kembali.
Lumayan juga rice cooker ini bisa bertahan sekitar 2 bulan setelah sekering yang pertama putus, dan harus ganti sekering 3 kali.
Saya menduga karena tempat kami menaruh rice cooker yang mepet ke jendela dan sering terkena sinar matahari, membuat rice cooker panas dan mengakibatkan overheating.
Namun aneh juga, karena rice cooker ini sebelumnya juga tidak mengalami masalah sebelumnya.
Istri saya pun meminta saya untuk membeli rice cooker yang baru sekalian saja.
Saya lalu mencari-cari rice cooker yang biasa-biasa saja dan tidak ingin membeli yang canggih karena selain mahal, kalo rusak lebih repot untuk perbaikannya.
Anggaran yang kami pasang adalah rice cooker dengan harga sekitar 50-60€ dengan kapasitas yang kira-kira sama dengan yang sekarang.
Saya lalu punya ide untuk membeli rice cooker dengan seri yang sama, yaitu Tristar RK-6135, karena selain murah dan selama ini puas, kami bias memiliki dua panci penanak nasi yang berguna jika panci yang satunya belum dicuci.
Andai jika panci ini ada yang menjual terpisah di sini, kami pasti akan membeli panci ini saja.
Sayangnya, seri yang saya cari ini sudah sulit didapat, bahkan hasil pencarian di Google pun sangat sedikit.
Untungnya saya menemukan ada yang menjual rice cooker ini di situs AsianFoodLovers yang berasal dari Belanda.
Saat itu, stok yang tersedia tinggal satu, dan harganya masih masuk anggaran, yakni 54,95€.
Saya pun segera mendaftar ke situs dan mengambil kupon promo potongan 5€ jika berlangganan ke newsletter mereka, lalu membeli dan menerapkan kupon, sehingga harga yang saya dapat menjadi 49,95€ bebas ongkos kirim.
Pengiriman termasuk cepat, meski di situs tertulis barang diperkirakan sampai pada tanggal 14 Februari 2024, namun kenyataannya, saya menerima paket dari kurir DHL pada tanggal 15 Februari 2024.
Saya mengira bahwa barang dikirim dari Belanda, tapi ternyata barang dikirim dari Aachen, yang memang dekat dengan Belanda.
Rice cooker kemudian saya unboxing dan langsung kami pakai.
Namanya juga rice cooker baru, performanya pun masih sangat bagus dan kami puas.
Sayangnya, pada tanggal 26 Februari 2024, rice cooker tersebut tiba-tiba mati saat menanak nasi, dan nasi pun tidak bisa dimakan karena setengah matang.
Saya langsung menduga penyebabnya sama, sekering thermal putus, namun saya tidak punya sekering cadangan.
Kecewa sudah pasti, apalagi rice cooker baru dipakai sekitar 10 hari.
Garansi Uang Kembali
Pada tanggal 28 Februari 2024, saya lalu mengontak layanan pelanggan AsianFoodLovers untuk melakukan komplain dan klaim garansi, apalagi saya baru menyadari bahwa saya tidak menemukan kartu garansi di kemasan.
Dengan bantuan kecerdasan buatan alias A.I. Google Gemini, yang dulunya bernama Bard, saya memerintah A.I. untuk menuliskan surat komplain.
Awalnya saya meminta Gemini membuat surat dengan kerangka umum, lalu saya tambahkan prompt ini dan itu, agar kalimatnya lebih tertata.
Tentunya saya tidak menyertakan informasi pribadi karena tidak ingin data saya disimpan dan digunakan oleh Google.
Di surat komplain, saya menyertakan informasi penting lain nomor pemesanan (bukan nomor pesanan asli, karena nantinya nomor ini saya ganti dengan yang asli saat mengirim), menceritakan kejadiannya, tanpa menyertakan bukti apa pun berupa foto atau video.
Setelah surat komplain terasa tertata, saya lalu meminta Gemini untuk menerjemahkan ke Bahasa Jerman.
Namun saya tidak langsung mengirimkan surat ini, karena saya masih merasa surat dalam versi Bahasa Jerman yang dihasilkan Gemini masih butuh penyesuaian manual.
Saya pun meminta Gemini menambah dan mengurangi bagian surat dengan memberi prompt dalam Bahasa Indonesia, yang kemudian Gemini menulis ulang surat dalam Bahasa Jerman.
Cerdas juga, Gemini.
Inti dari surat saya adalah, pertama saya menceritakan bahwa rice cooker rusak saat digunakan padahal belum lama saya membeli dengan menyertakan nomor pemesanan.
Kedua, saya menyatakan tidak menemukan kartu garansi, dan saya bertanya apakah saya bisa mendapatkan barang pengganti atau uang kembali (refund), karena di situs Tristar dinyatakan untuk klaim garansi bisa menghubungi penjual.
Saya lalu mengirim surat komplain melalui halaman kontak di situs mereka, yang tak lama kemudian, saya mendapat balasan melalui surel, dan komunikasi terjadi melalui surel.
Pihak AsianFoodLovers menyatakan keprihatinan mereka, lalu menawarkan untuk memproses keluhan saya yaitu dengan mengirimkan barang pengganti atau uang kembali (refund).
Namun karena barang tersebut sudah tidak tersedia, AsianFoodLovers memberikan opsi seri lain yang setara.
Saya lalu bertanya bagaimana proses penggantian barangnya, namun AsianFoodLovers justru menyarankan untuk mengembalikan uang dan meminta saya untuk membeli barang lainnya.
Usulan yang menurut saya masuk akal, karena mungkin mereka tidak ingin repot dengan berbagai sistem untuk mengurus penggantian barang di sistem mereka.
Saat saya bertanya apakah saya perlu mengembalikan rice cooker saya yang rusak, mereka meminta saya untuk menyimpannya atau membuangnya jika perlu.
Lagi-lagi, mungkin AsianFoodLovers tidak ingin repot mengurusi barang rusak yang nantinya bakal memenuhi gudang mereka.
Herannya, saya tidak perlu memberikan bukti apa pun bahwa barang rusak, hanya dengan menulis surat komplain saja.
Jika mau, saya bisa saja berbohong dan menyatakan barang rusak, dan saya bisa mendapatkan uang saya kembali.
Kalau di Indonesia, mungkin saya harus menyertakan berbagai bukti foto, video, dan sebagainya untuk menyatakan bahwa saya tidak berbohong.
Keesokan harinya, benar saja uang pembelian saya kembali utuh, dikembalikan melalui metode pembayaran yang saya lakukan saat pembelian, yaitu melalui PayPal.
Setelah menerima kembali uang pembelian, bukannya saya membeli rice cooker lagi, namun saya kembali membeli sekering thermal untuk kemudian dipakai untuk memperbaiki rice cooker baru tersebut.
Tentu saja karena merasa sayang jika rice cooker baru tersebut terbuang.
Benar saja, rice cooker tersebut kembali nyala dan bisa dibilang saya mendapat rice cooker baru secara “gratis”.
kalau di indonesia harus ada video unboxing dan video-video lainnya sampai kadang malas banget kalau harus retur barang Kak 🙁
aku heran sih di luar negeri kayaknya gampang banget buat retur barang, nggak ada trust issue sama sekali dari sellernya. dulu ada 1 web toko buku kelolaan amazon (yang sekarang udah tutup), dia bakalan kirim kembali pesanan kita atau refund uang semisal kita nggak terima barang kita dalam jangka waktu yang ditentukan. pengajuan komplainnya juga mudah banget, setahuku lewat email aja. kadang udah direfund uangnya, eh pesanannya sampai beberapa hari kemudian. meski aku sendiri belum pernah coba belanja di sana karena makan waktu yang “hanya Tuhan dan Pak Pos yang tahu kapan bukunya akan tiba”, tapi teman-teman di X lumayan banyak yang sering order di web itu. kebayang betapa mudahnya retur barang dan betapa mudahnya terjadi penipuan… makanya heran, kok seller di luar negeri bisa semudah itu proses returnya?