Hari Minggu, 14 April 2019, setelah memenuhi undangan kawan yang akan pindah ke London, Inggris, saya dan istri ingin menghabiskan sore yang cerah dengan jalan-jalan.
Awalnya kami bingung hendak jalan-jalan di mana, namun karena U2 yang kami tumpangi berhenti di U-bahn Zoologischer Garten, kami memutuskan jalan-jalan ke arah Tiergarten menuju ke apartemen.
Jika pekan sebelumnya kami piknik di Tiergarten, kali ini kami menyusuri area yang tak pernah kami ketahui sebelumnya.
Tiergarten, atau sering disebut dengan Großer Tiergarten merupakan salah satu taman luas di Berlin yang berukuran 210 hektar.
Kami berjalan dari Kebun Binatang Zoologischer Garten menyusuri jalan setapak kecil menuju Tiergarten bagian barat daya.
Awalnya kami mengira jalan setapak ini merupakan bagian dari kebun binatang, tapi setelah memeriksa di peta Google, jalan setapak ini menuju ke Tiergarten!
Kami hanya berjalan mengikuti orang-orang yang berjalan dan bersepeda sepanjang jalur ini, sambil sesekali mengintip ke arah kebun binatang.
Kanal Landwehr
Sebelum masuk ke area Tiergarten, kami melewati sebuah jembatan yang melintasi Kanal Landwehr.
Kanal Landwehr (Landwehrkanal) memiliki panjang 10,7 KM yang memanjang sejajar dengan Sungai Spree.
Kanal ini dibangun pada tahun 1845 hingga 1850 yang dirancang oleh Peter Joseph Lenné, seorang ahli taman dari Prussia, untuk menghubungkan Sungai Spree bagian hulu di Osthafen (Pelabuhan Timur) di Friedrichshain dan bagian hilir di Charlottenburg di barat.
Lebar kanal ini rata-rata 20-22 meter, dengan kedalaman sekitar 2 meter, di mana di beberapa bagian terdapat pintu air yang berfungsi untuk mengontrol ketinggian air.
Jembatan yang kami lewati rupanya merupakan bagian dari Unterschleuse (pintu air hilir).
Sebuah bangunan pengatur ketinggian air dan laboratorium milik Technische Universität Berlin berdiri kokoh di tengah kanal.
Di sini pula, kita bisa melihat jembatan kereta bersejarah yang dibangun oleh Berlin Stadtbahn yang hingga kini masih beroperasi dan dilewati oleh S-bahn, kereta Regional-Express, dan kereta InterCity.
Bebek dan Angsa di Tiergarten
Selepas melewati Kanal Landwehr, kami menyusuri area taman Tiergarten di bagian barat daya yang tidak pernah kami lewati.
Di sisi ini, kami melihat danau Neuer See yang cukup besar, di mana airnya berasal dari parit-parit kecil dari Kanal Lendwahr.
Saya melihat seorang bapak tengah memberi makan angsa berleher pendek (goose).
Tak berapa lama saya mendengar suara bising angsa berleher pendek yang berenang dari Kanal Landwehr ke pinggir.
Rupanya angsa ini hendak menyeberang jalan dan kemudian terbang menuju ke danau Neuer See.
Selain angsa berleher pendek, saya juga bertemu dengan sepasang bebek mandarin yang tengah berenang di Kanal Lendwahr.
Bebek mandarin jantan yang berwarna cantik, coklat di bagian leher hingga punggung, berkepala hijau dan berdada putih, tengah berenang menemani bebek betina yang warnanya cenderung coklat gelap.
Kami sempat duduk-duduk sejenak sembari menikmati suasana taman sambil menyesap kopi dingin yang kami beli di minimarket di stasiun U-bahn Zoologischer Garten.
Jembatan Rosa Luxemburg
Di ujung jalan, kami sampai di Jembatan Rosa Luxemburg, yang merupakan monumen untuk memperingati peristiwa pembunuhan Rosa Luxemburg.
Rosa Luxemburg adalah perempuan aktivis sosialis revolusioner yang menentang perang berkebangsaan Polandia yang kemudian menjadi warga Jerman.
Pemikiran-pemikirannya yang revolusioner membuat gerah pasukan Freikorps, sebuah pasukan paramiliter yang disponsori pemerintah Jerman yang beranggotakan veteran Perang Dunia 1.
Rosa Luxemburg dan rekannya sesama aktivis, Karl Liebknecht, dieksekusi oleh Freikorps dan jenazahnya dibuang di Kanal Lendwahr pada tanggal 15 Januari 1919.
Jembatan tempat pembuangan jenazah Rosa Luxemburg ini lah kini menjadi monumen peringatan dan menjadi nama dari jembatan ini.
Meski latar belakang sejarahnya yang memilukan, jembatan ini tetap menarik perhatian pasangan yang ingin mengabadikan cintanya dengan memasang gembok di pagar jembatan, lalu membuang kuncinya ke Kanal Landwehr.
Pohon Cinta Michael Jackson
Dari Jembatan Rosa Luxemburg, kami meneruskan perjalanan menuju Siegessäule untuk kemudian pulang.
Kami melewati Cafe am Neuen See dan Kedutaan Spanyol sebelum sampai ke Pohon Cinta Michael Jackson (Baum des Leben für Michael Jackson).
Pohon Ek sessile (Traubeneiche) ditanam oleh penggemar Michael Jackson di Berlin pada tanggal 21 Maret 2014.
Pohon ini berada di pinggir jalan Fasanerieallee, di dekat patung perunggu Hasenhatz der Rokokozeit karya Max Baumbach, yang dibuat pada tahun 1903 hingga 1904.
Penggemar Michael Jackson menanam pohon ini untuk menggambarkan cinta mereka kepada pujaannya sekaligus menuntut keadilan atas meninggalnya pujaannya pada 25 Juni 2009.
Lokasi pohon ini sekaligus menjadi lokasi rutin pertemuan para penggemar Michael Jackson di Berlin.
Saya melihat berbagai benda kenangan yang dipasang oleh para penggemar di pohon ini, mulai dari foto-foto, lilin, bunga, hingga surat.
Setelah puas menikmati suasana, kami pun pulang setelah berjalan menempuh jarak sekitar 3 KM.
Beberapa foto dan video saya rekam dan bagikan ke Instagram.