“Anda siap dengan rasa pedas?”, tanya pelayan dalam bahasa Kanton ketika kami memesan menu kari. “Meski di Indonesia sudah terbiasa dengan rasa pedas, pedas kari di sini berbeda,” kata Carolus Chui, pemandu kami.
Ah Lung Pakistan Halal Food memang sangat terkenal. Bahkan kami harus mengantre di luar warung mungil seluas sekitar 25 meter persegi ini karena di dalam masih penuh.
Di depan warung terdapat standing banner bertulisan Cina lengkap dengan foto seseorang. Dugaan saya semacam komentar dari pemandu acara lokal yang pernah mengunjungi warung ini.
Di kaca depan tertempel berbagai potongan koran atau majalah yang pernah meliput warung ini.
Di sebelahnya persis, terdapat warung yang amat mirip. Hanya saja namanya bukan “Ah Lung”, tetapi “Ah Long”.
Pemilik Ah Long dulunya karyawan di warung Ah Lung, kemudian dia keluar dan membuka warung dengan resep yang mirip. Tetapi pengunjung tetap saja membanjiri warung Ah Lung.
Setelah menunggu sekitar 15 menit, kami akhirnya masuk. Bau kari langsung menyeruak. Kami agak kesulitan masuk karena meja dan kursi letaknya berdempetan. Untuk lewat di antara kursi, kamu harus berjalan ke samping.
Menu andalan warung ini tentu saja kari, dengan berbagai variasi daging. Ada ayam, sapi, kambing, udang, kepiting, cumi, dan telur. Kami memesan kari ayam, sapi, kepiting, cumi, dan telur. Untuk sayur, kami memesan tumis daun sawi yang batangnya besar-besar.
Beberapa kawan memesan nasi, sisanya memesan roti pratta (roti canai) yang sedikit berbeda dengan roti pratta yang biasa saya makan.
Roti pratta ala Pakistan ini rasanya lebih tawar dan teksturnya kering, tidak seperti roto pratta ala India yang bertekstur liat dan berminyak. Warnanya pun beda, putih dan sekilas semacam roti tipis pizza italia.
Benar saja, pedas kari Ah Lung memang kurang ajar. Ketika saya mencicip daging sapinya saja tanpa bumbu, begitu menyentuh lidah langsung saja rasa pedas menjalar. Nasi panas pun langsung saya susulkan ke mulut untuk mengurangi rasa pedas.
Saat makanan disajikan, saya sempat kebingungan mencari sendok dan garpu. Rupanya sendok dan garpu, juga tisu, diletakkan di dalam laci meja.
Selesai makan badan pun panas. Selain lidah terasa terbakar, keringat bercucuran di wajah. Telinga pun sampai sakit akibat rasa pedas yang ampun-ampunan. Namun ini lah yang mengundang pengunjung untuk selalu datang lagi dan lagi.
Terdapat layar televisi yang memutar rekaman acara liputan tempat ini. Bisa dibilang warung ini cukup narsis karena membangga-banggakan reputasinya.
Terletak di daerah Jordan, selain warung Ah Lung dan Ah Long yang menjual makanan Pakistan, ada juga warung halal yang menjual masakan India, namanya Jordan Curry House.
Kawasan Jordan terletak di selatan Kowloon, merupakan kawasan pemukiman etnis India, Pakistan, Nepal, dan sekitarnya. Daerah Jordan sebenernya bernama Kwun Chung, dan diberi nama Jordan mengikuti nama jalan utama di situ, Jordan Road.
Kawasan ini sangat padat, penuh dengan apartemen-apartemen lama, toko-toko, pasar malam (salah satu yang terkenal adalah Temple Street Market), karaoke, dan pub. Motor, mobil, dan bus bisa lewat di jalan-jalan kecil searah, bercampur dengan para pejalan kaki.
Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Temple Street Market yang terletak sekitar satu blok di belakang warung Ah Lung.
Informasi
- Ah Lung Pakistan Halal Food
93A Woosung Street, Jordan, Kowloon
Phone: +85 2782 1635 - Akses transportasi
- MTR: turun di Stasiun Jordan pintu B1 atau Stasiun Pilkeem Street pintu A
- Bus: turun di halte Temple Street Jordan atau Shanghai Street
- Peta Google dan pemandangan virtual
hati2 dg yg hot 🙂