Perusahaan transportasi umum Berlin, BVG, kembali meluncurkan video kampanye terbaru mereka yang menindaklanjuti video mereka sebelumnya pada masa pandemi tepat satu tahun lalu.
Video berjudul “Neu entdeckt” atau “Penemuan Baru” yang dirilis di YouTube pada 23 Mei 2022 lalu, saat tulisan ini dibuat telah ditonton sebanyak 3,25 juta kali.
BVG dengan menggelitik mampu menggambarkan kehidupan baru setelah pandemi “dianggap” telah berlalu.
Lagu berjudul “Das ist alles von der Kunstfreiheit gedeckt (Semua terlindungi oleh Kebebasan Seni)” oleh penyanyi Danger Dan, diganti liriknya dan diparodikan dengan apik.
Video ini juga mengampanyekan kebijakan terbaru tiket seharga 9€ untuk naik transportasi umum di mana pun di Jerman selama 3 bulan.
Kebijakan baru yang digulirkan pemerintah federal untuk menjawab tantangan melambungnya harga bahan bakar akibat invasi Rusia atas Ukraina.
Idenya adalah agar warga mau beralih ke transportasi umum di seluruh Jerman, meski tidak semua kota dan negara bagian terdapat sarana transportasi umum.
Dengan tiket 9€ per bulan yang berlaku selama 3 bulan dari Juni hingga Agustus 2022, warga bisa naik kendaraan umum apa pun, mulai dari bus, tram, kereta bawah tanah, feri, serta kereta jarak jauh regional (RE dan RB).
Namun, tiket ini tidak berlaku untuk kereta cepat ICE, IC, dan kereta antarnegara.
Tentu saja ini sebuah tawaran yang sangat menggiurkan, namun banyak yang menyangsikan kesiapan infrastruktur atas lonjakan yang akan terjadi.
Meski begitu setiap perusahaan transportasi mau tidak mau ikut mengampanyekan kebijakan baru tersebut, yang salah satunya adalah BVG, dengan caranya sendiri.
Agensi Jung von Matt dari Hamburg kembali menangani video kampanye ini setelah sukses dengan video “Wir fahren allen allein“-nya tahun lalu.
Di tulisan kali ini, saya mencoba menjelaskan sisi-sisi yang diangkat di video ini, dan kenapa saya bisa tergelitik karena memang “Berlin banget”.
Untuk liriknya, bisa mengaktifkan fitur terjemahan subtitle ke Bahasa Indonesia.
Video diawali dengan grand piano berwarna kuning yang meluncur menyusuri kota.
Jika pada iklan-iklan sebelumnya selalu menggunakan infrastruktur BVG seperti bus, tram, dan kereta, direktur kreatif Dörte Spengler-Ahrens mengatakan ingin menggambarkan konsep penemuan baru dengan memperkenalkan penggunaan grand piano berwarna kuning cerah BVG.
“Dengan anggapan Corona telah berakhir, seluruh warga Berlin berkeliling kembali di sepanjang Sungai Spree”, lirik pertama menggambarkan situasi terkini di Berlin.
Saat ini, aturan kesehatan sudah hampir tidak ada, kecuali penggunaan masker di dalam transportasi umum yang masih wajib.
“Bus, kereta, dan tram sudah penuh kembali seperti dulu, meski ada hal-hal yang tidak kami rindu”, lanjut lirik yang menggambarkan situasi riuhnya di dalam kereta, di mana ada yang membawa mesin cuci di dalam kereta.
Warga Berlin memang kadang brutal jika membawa barang ke kereta U-bahn, di mana saya pernah melihat sendiri ada yang membawa ranjang dan kasur besarnya ke dalam kereta U-bahn.
Jangankan mesin cuci atau ranjang, pada tahun 2012 ada yang membawa kuda poni masuk ke kereta S-bahn!
Memang tidak ada aturan yang melarang barang bawaan sebesar apa pun ke dalam kendaraan umum, selama membeli tiket.
Perilaku warga Berlin yang tak peduli ini juga sempat diangkat pada video kampanye BVG “Is mir egal” atau “Saya tidak pedulli”.
Saya langsung tergelak saat adegan di mana grand piano kuning dipenuhi dengan coretan grafiti dan ada petugas yang sedang berusaha membersihkannya.
Kejorokan ini bisa dipotret dengan apik, karena biasanya botol dan coretan semacam ini bisa ditemukan di fasilitas-fasilitas BVG, terutama di mesin-mesin tiket otomatis.
Botol bir, wadah kotak bekas pizza, gelas kopi, lalu ada petugas dengan rompi oranye yang mengelap mesin, sungguh sangat akurat dan mendetil!
Lalu tiba-tiba lagu terhenti, saat ada seorang nenek dengan tongkatnya marah-marah, “Zu spät! Zu spät! Zu spät!” dan memasang muka kesal.
“Telat! Telat! Telat!”, omelnya karena armada bus dan juga tram seringkali terlambat.
Melihat orang-orang sepuh mengomel dan marah karena hal yang tidak sesuai memang menjadi pemandangan sehari-hari di Jerman, apalagi di Berlin.
BVG pun dengan santai merespon, “meski banyak yang mengeluh, tapi kami masih mencintai konsumen kami”.
“Kami akan terlambat lagi dan mohon maaf Anda harus berdiri (di dalam kendaraan), sekali lagi karena ini karena kondisi (lalu lintas yang normal lagi).”
Dari video pun terlihat bahwa si grand piano kuning tengah terjebak dalam kemacetan.
Sebuah kondisi nyata karena memang keterlambatan armada karena sering terjebak macet.
“Ini adalah tanda saat untuk merayakan, namun tolong jangan mainkan musik terlalu nyaring di dalam kereta, dan jangan lupa beli tiket, karena jika tertangkap tidak punya tiket, ada denda sebesar 60€”.
Musik kencang yang terdengar dari bluetooth speaker portabel yang biasa dibawa anak-anak muda Berlin di dalam kereta juga digambarkan dengan detil.
Juga tentang penumpang yang tidak membeli tiket, karena di Berlin, tiket biasanya tidak diperiksa, namun jika tertangkap oleh petugas yang menyamar, dendanya 60€.
“Sekarang kehidupan baru setelah Corona telah ditemukan, dan dengan sistem tiket 9€ BVG, kita bisa bepergian ke mana pun di seluruh Jerman”, pesan terakhir yang menutup video.
Sebagai warga Berlin, tentu saya gembira karena kehidupan telah berangsur normal kembali.
Lalu untuk kebijakan tiket 9€ sendiri, saya tentu ikut bahagia, meski di satu sisi ikut menyangsikan bagaimana kericuhan terjadi karena melihat kondisi yang sekarang saja sudah sering terlambat dan penuh, apalagi dengan kehadiran tiket 9€.
Tiket 9€ ini bisa dibeli oleh siapa pun, namun tidak dapat dipindahtangankan, di mana tiket bisa dibeli di mesin tiket, ke kantor layanan pelanggan, juga dari aplikasi.
Video Terkait
Wir fahren allein allein
Video yang dirilis satu tahun lalu, saat penerapan lockdown akibat pandemi.
Is mir egal
Video tentang kelakuan penumpang yang tidak dipedulikan, selama membeli tiket.
Tiket buat sebulan itu kok rasanya murah ya?
Apalagi bisa basa kuda poni.