Jarum jam belum genap menunjukkan angka sembilan, namun pagi itu kami sudah berada di sisi timur Embung Kaliaji, menikmati mentari di kaki Gunung Merapi.
Sudah lama sebenarnya saya penasaran dengan lokasi ini, saat Linggar membagikan kunjungannya pertama kali melalui Instagram.
Hingga akhirnya saya bisa mengunjungi kafe cantik tersembunyi ini bersama Linggar dan teman-teman sepermainan pada 4 November 2018 lalu.
Terletak di daerah Turi, Sleman, Yogyakarta, selain menyajikan kopi dan cemilan enak, Turi Turi Coffee juga instagrammable karena punya pemandangan cantik.
Saat kami datang, rombongan muda-mudi tengah mengadakan sesi foto di tempat ini, yang sepertinya akan mereka gunakan untuk mengisi buku tahunan sekolah.
Jika biasanya Linggar datang sore-sore, namun kali ini Linggar sengaja mengajak saya datang di pagi hari.
Embung Kaliaji menjadi pemandangan utama. Jika menghadap ke utara, Gunung Merapi yang gagah tampak menyembul menjadi latar belakang.
Sayang saat kami datang, cuaca sedikit mendung sehingga kemegahan Merapi hanya terlihat sayup-sayup.
Sebuah lomba memancing tengah diselenggarakan di kawasan itu, menjadikan kawasan terasa sedikit lebih ramai.
Meski begitu, suasana tetap terasa sunyi, karena saat memancing orang-orang cenderung diam supaya ikan tidak takut mendekati umpan.
Sebuah boogie alias golf cart parkir di depan kafe, yang sepertinya memang disediakan untuk lokasi foto dengan latar belakang Embung Kaliaji.
Begitu sampai dan duduk menghadap meja kayu di teras kafe, kami langsung sibuk sendiri. Ada yang memesan menu, ada yang berfoto-foto, namun banyak juga yang mengobrol.
Saya memesan es Salted Caramel Coffee, yang menurut Linggar very recommended seharga Rp 25.000.
Benar saja, kopi berbasis espresso yang diberi sirup karamel manis yang dicampur garam dan mentega memberi sensasi rasa yang unik dan menyenangkan.
Sebagai teman mengobrol, kami memesan cemilan lumpia, pisang goreng, kentang goreng, dan bakwan jagung.
Karena saya belum sarapan sejak berangkat dari hotel, saya memesan menu prasmanan (buffet/all you can eat) berupa nasi dengan sayur dan lauk ala ndeso yang sedap dan nikmat!
Menu prasmanan ini juga luar biasa murah. Dengan hanya Rp 25.000 per orang, saya bisa mendapatkan nasi, sayuran, lauk, krupuk, dan teh manis.
Pengunjung bisa langsung menuju ke bagian belakang kafe yang akan disambut dengan meja dengan wadah-wadah tanah liat yang berisi sayur dan lauk pauk.
Saya segera mengambil nasi, lalu kesetanan mengambil bihun, oseng kacang panjang dengan tempe, sayur kacang merah dengan kulit melinjo, dan tak lupa telur bacem, tempe goreng, dan kerupuk menjadikan piring saya seperti porsi kuli.
Turi Turi Coffee yang lokasinya cukup jauh dari tengah kota bisa menjadi pilihan untuk yang ingin berakhir pekan, menikmati udara segar, namun tetap bisa tampil cantik di Instagram.
Kok terlihat enak dan ‘desa’ ya, berasa asik sekali..
kirain tadi kedai kopi dekat dengan Pasar Turi
:p