Menghentikan Layanan Telkom IndiHome

12 minutes 6,682 5

Setelah menjadi pelanggan Telkom IndiHome selama 3 tahun, saya akhirnya menghentikan layanan tersebut pada 29 Oktober 2018.

gedung Plasa Telkom Jatinegara

Alasannya sederhana, karena saya hendak pindah.

Prosesnya ternyata cukup cepat dan mudah, yaitu datang ke Plasa Telkom terdekat dengan membawa seluruh perangkat, yaitu modem (ONT) dan decoder TV (STB), menyiapkan KTP dan membawa materai 6000.

Karena area saya masuk dalam wilayah Pondok Kelapa, saya datang ke kantor Telkom Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Rupanya kantor Telkom yang ada di Pondok Kelapa merupakan kantor para teknisi, di mana setiap ada keluhan dari pelanggan di area Pondok Kelapa, teknisi akan dikirim dari kantor ini.

Selama menggunakan layanan Telkom IndiHome, saya sudah 3 kali mengajukan keluhan gangguan dan respon teknisinya cukup cepat. Mungkin karena memang lokasinya dekat dengan tempat tinggal saya.

Karena kantor ini tidak melayani pelanggan, oleh satpam, saya diarahkan menuju ke Plasa Telkom Jatinegara, dan saya langsung meluncur ke sana.

layanan pelanggan Plasa Telkom Jatinegara

Saya sampai di Plasa Telkom Jatinegara jam 11:30 WIB dan seorang petugas menanyakan keperluan saya.

Setelah menyampaikan bahwa saya hendak mencabut layanan Telkom IndiHome, saya diminta menyebutkan nomor pelanggan, dan ditanya apakah layanan IndiHome yang akan dicabut menggunakan nama saya.

Saya kemudian diminta untuk difoto melalui mesin antrean, dan mendapat nomor antrean A31. Saya lalu dipersilakan duduk di ruang tunggu yang tampak seperti lounge.

Ini pertama kalinya datang ke Plasa Telkom, dan saya merasa nyaman berada di sini.

Sofa-sofa berwarna merah empuk dan tersebar di berbagai sudut menambah kenyamanan.

Di beberapa tempat terdapat televisi yang menampilkan iklan tentang layanan Telkom.

ruang tunggu Plasa Telkom Jatinegara

Saya melihat ada TV berlayar besar yang menampilkan tayangan film, yang didesain seakan-akan menjadi ruang hiburan.

Ada juga area bermain anak, dan ruang pamer konsep smart home dari Telkom.

Dua buah meja dengan petugas masing-masing duduk di meja kecil tengah melayani pelanggan.

Saya melihat nomor antrean terakhir nomor A30 terpampang di layar, dan saya dengan santai menunggu.

Tiba-tiba saya didatangi petugas trainee bernama Ratna. Ia membawa tablet dan menanyakan keperluan saya setelah meminta kertas berisi nomor antrean saya.

Rupanya fungsi foto ini digunakan petugas untuk mendatangi pelanggan, sehingga pelanggan tak perlu datang ke loket, namun petugas yang mendatangi pelanggan yang bisa duduk di mana pun.

Setelah nomor pelanggan saya dicatat, saya diminta menyerahkan fotokopi KTP jika ada, atau menyerahkan KTP yang nantinya akan difotokopi oleh petugas tersebut.

petugas mendatangi pelanggan

Saya juga ditanya apakah saya membawa materai 6000, dan untungnya saya sudah menyiapkan.

Tagihan saya langsung diperiksa oleh petugas melalui tablet yang dibawanya, dan saya diminta membayar dan melunasi tagihan berjalan untuk bulan Oktober 2018, yang harusnya akan ditagihkan di bulan depan.

Saya diminta menunggu, sementara petugas memfotokopi KTP saya dan memproses permohonan saya.

Nama saya kemudian dipanggil untuk menuju ke kasir. Saya diminta membayar pelunasan tagihan saya di kasir.

Total tagihan yang harus saya bayar adalah Rp 377.000 dengan rincian tagihan pemakaian Rp 319.000, materai Rp 3.000, dan security deposit sebesar Rp 55.000.

Setelah tagihan dibayar, Mbak Ratna meminta saya mengisi dan menandatangani surat pernyataan berhenti berlangganan yang kemudian dibubuhi materai 6000.

perangkat berupa modem dan STB dikembalikan ke petugas

Kemudian seluruh perangkat saya serahkan, berupa modeh Huawei dan STB ZTE, dan Mbak Ratna mencatat nomor seri ke dalam berita acara serah terima barang pelanggan kepada petugas Plasa Telkom.

Semua proses dilakukan dari tempat saya duduk, tidak perlu datang ke meja petugas.

Saya mendapat salinan kedua berkas ini dan proses pemberhentian layanan Telkom Indihome saya selesai pada jam 12:10 WIB.

Saya bertanya bagaimana dengan kabelย fiber optic yang terpasang, Mbak Ratna menjawab untuk dibiarkan saja, karena kemungkinan kabel tersebut bisa digunakan lagi oleh orang yang nanti akan menempati tempat saya.

Proses pemasangan dan pencabutan layanan IndiHome menurut pengalaman saya termasuk cepat dan mudah.

Meski ada beberapa hal yang saya benci dari IndiHome, terutama urusan blokir dan script injection, serta kecepatan internet melambat setiap masuk tanggal 20-an, secara keseluruhan saya cukup puas dengan layanan IndiHome saya.


Masih Mendapat Tagihan

informasi isolir Telkom IndiHome

Walau saya sudah menyelesaikan seluruh urusan saya dengan IndiHome, namun sepertinya sistem tagihan di Telkom masih kacau.

Tanggal 29 Oktober 2018, sepulang dari kantor Telkom, saya langsung mendapat surel dari Telkom memberitahukan bahwa layanan IndiHome saya diisolir sementara untuk bulan November 2018, seakan-akan saya tidak melunasi pembayaran.

Saya mendapat surel pemberitahuan kedua tentang isolir pada tanggal 31 Oktober 2018, yang masih mengesankan saya tidak melunasi tagihan.

Kedua surel tersebut saya abaikan karena saya kira hanya informasi dari sistem tagihan karena saya sudah menutup layanan.

Anehnya, tanggal 6 November 2018 saya mendapatkan tagihan bulan November 2018 sebesar Rp 373.700 dan mendapat surel peringatan batas akhir pembayaran pada 22 November 2018.

Saya pun mengabaikan surel tersebut karena berpikir sistem tagihan belum diperbarui dan akun saya masih tercatat aktif.

Tanggal 8 Desember 2018, saya mendapat tagihan lagi untuk bulan Desember 2018 sebesar Rp 415.500.

Penyelesaian Bertele-Tele

protes melalui pesan langsung ke akun Twitter @TelkomCare

Saya langsung mengontak melalui pesan langsung ke Twitter @TelkomCare karena saya sudah tidak di Indonesia dan tidak menempati alamat tersebut.

Apalagi saya membaca ada kasus seseorang tiba-tiba mendapat surat panggilan dan berurusan dengan hukum karena dianggap punya tunggakan dari Telkom, meski sudah tidak aktif.

Respon admin TelkomCare seperti biasa, bertele-tele dan tidak langsung menyelesaikan masalah, dengan memberikan nomor tiket yang sepertinya tidak pernah mereka cek.

Admin TelkomCare mengatakan bahwa permintaan cabut dan pelurusan tagihan sedang dikoordinasikan.

Tanggal 12 Desember 2018, saya masih mendapat tagihan melalui SMS sebesar Rp 412.500, berbeda dari informasi tagihan yang dikirim melalui surel sebelumnya.

Saya kembali mencecar admin TelkomCare, dan mendapat respon bahwa permintaan pencabutan terealisasikan tanggal 9 Desember 2018, di mana tagihan di bulan Desember (pemakaian bulan November) masih dikenakan, karena sistem pembayarannya adalah pascabayar.

Jawaban admin tersebut tentunya membingungkan saya, karena saya sudah mencabut layanan pada Oktober 2018 tetapi masih dianggap aktif.

Telkom meminta bukti pencabutan saya, yang menurut saya aneh, kenapa sistem tagihan mereka masih menganggap akun saya aktif.

Apalagi ini merepotkan saya, apalagi seluruh dokumen ada di Indonesia dan saya harus meminta tolong mertua saya untuk memotret dan mengirimkan foto dokumen tersebut kepada saya untuk saya kirim melalui Twitter.

percakapan membingungkan dengan admin @TelkomCare

Andai saya di Indonesia, saya sudah melabrak ke Plasa Telkom, karena menurut saya sistem tagihan Telkom sangat payah dan konyol.

Telkom bersikukuh bahwa pencabutan masih dalam proses dan akun saya hanya diisolir dianggap masih aktif sehingga masih mendapat tagihan.

Lucunya, mereka menganggap keluhan saya pada tanggal 9 Desember 2018 tersebut adalah pengajuan pencabutan layanan dan akan segera diproses pencabutannya, namun tetap akan mendapat tagihan bulan Januari 2019.

Saya pun naik pitam menghadapi kekonyolan Telkom, dan setelah saya mengirim seluruh foto bukti pencabutan saya melalui Twitter, Telkom menyatakan tagihan bulan Desember 2018 bisa diabaikan namun tagihan November 2018 tetap harus dibayar karena dianggap masih aktif.

Lagi-lagi pernyataan admin TelkomCare berubah setelah saya protes karena saya sudah mengajukan penghentian layanan di Oktober dan masih mendapat tagihan November.

Kali ini mereka mengatakan bahwa tagihan Desember 2018 masih harus dibayar namun tidak penuh (pro-rate).

Saya melakukan percakapan bertele-tele dengan akun TelkomCare ini hingga tanggal 15 Desember 2018 di mana akhirnya mereka memberikan lagi nomor tiket tidak berguna yang katanya akan ditindaklanjuti.

Tanggal 30 Desember 2018, saya mendapat surel tagihan sebesar Rp 55.000, dan saya langsung mencecar kembali akun TelkomCare.

Kali ini mereka beralasan bahwa layanan telepon saya masih aktif dan tagihan sebesar Rp 55.000 tersebut adalah untukt tagihan telepon.

rumitnya penghentian layanan Telkom IndiHome

Saya tidak mengerti lagi, karena saya berlangganan layanan Triple Play (telepon, internet, dan TV kabel) di mana saya sudah menyabut seluruhnya, namun nomor telepon tersebut dianggap masih aktif.

Tanggal 6 Januari 2019, saya kembali mendapat tagihan sebesar Rp 110.000, dan lagi-lagi saya protes melalui Twitter.

Saya menyatakan sekali lagi dan menegaskan bahwa saya tidak akan membayar tagihan apa pun, karena saya sudah mendapat 3 nomor tiket namun persoalan tak kunjung selesai.

Mereka membalas bahwa tagihan tersebut adalah tagihan telepon dan sedang diproses untuk pencabutannya.

Karena capek dengan janji palsu Telkom, ketika saya minta bukti pernyataan bahwa akun saya sudah nonaktif, mereka meminta saya datang ke Plasa Telkom.

Tanggal 9 Februari 2019 saya masih mendapat tagihan sebesar Rp 55.000, namun setelah saya menghubungi telkom melalui Twitter, mereka tidak lagi membalas pesan saya.

Sejak saat itu saya tidak lagi mendapat tagihan dari Telkom.

Lucu sekali, saat mendaftar layanan bisa dengan mudah melalui telepon atau situs, tapi untuk menyabut layanan begitu rumit dan bertele-tele.

Semoga pengalaman saya bisa menjadi pelajaran dan tidak menimpa orang lain.

8 responses
  1. Gravatar of Abydzat Algifary
    Abydzat Algifary

    Untuk uang depositenya apakah nanti dibalikkan? Prosesnya berbelit kah? Saya cukup lama juga masa saya berhenti bayarnya, jadi tagihan tgl 4 saya gabayar sebulan yakni tgl 4 maret… Mohon diinfokan

    Gravatar of Muhammad Zamroni
    Muhammad Zamroni

    tentu saja tidak. saya bahkan masih mendapat tagihan hingga 3 bulan meski saya sudah berhenti, dengan alasan layanan telepon belum dicabut. saya protes melalui Twitter berkali-kali dan saya tidak mau membayar tagihan apapun.

  2. Gravatar of Miko
    Miko

    Terus kemudian agan di lokasi barunya pasang lagi apa bisa lanjutin paket yang sebelumnya agan daftarin tuh ? kan telkom kalau abis putus terus pasang lagi tidak pakai harga paket sebelumnya tapi pakai harga baru ya. Trus mengenai plasa nih, ane udah lama banget enggak kesana padahal dulu 2007 PKL disana ๐Ÿ˜€ ternyata sudah banyak berubah ya. kursi tunggunya sudah menggunakan sofa minimalis.

  3. Gravatar of yuyun
    yuyun

    sama, saya juga dari februari mengajukan pencabutan dan selalu dibilang akan dibantu akan dibantu,,,sampai sampai tagihan selalu muncul..sudah tidak ngerti lagi harus gimana ..saat datang plaza nya tutup karena pandemi covid-19..saya merasa dipermainkan

  4. Gravatar of Mima
    Mima

    Kak, mau tanya. Untuk tagihan2 yang masih masuk itu tetap kakak bayar atau didiemin aja gitu? sampai berhenti sendiri ga ada tagihan lagi.

    Gravatar of Muhammad Zamroni
    Muhammad Zamroni

    protes dan komplain ke Telkom

  5. Gravatar of Amat
    Amat

    Waduh bagaimana saya. Saya berlangganan IndiHome sudah 4 tahun. Terus saya pindah. Tanpa proses pencabutan. Saya mah ngerti nya internet nyala berarti masih ada duit saya. Internet mati berarti saya harus perpanjang. Jika tidak perpanjang yah mati terus. Lagian dimana mana bayar dulu baru pake, mana ada pake dulu baru bayar.
    Masa orang mau putus harus bayar. Kaga masuk di akal juga itu. Jika orang nya putusin karena tak sanggup bayar yah masa disuruh bayar. Aneh juga product 1 ini. Sampai saat ini pun masih ada email kaga jelas minta tagihan. Bingung lah orang gue udah pindah.
    Putusin harus ke plasa, yang tutup nya jam 4. Yah gimana gue yang tiap hari lembur. Masa harus cuti. Makin numpuk kerjaan. Kerjaan aja sehari kaga kelar mau ditumpuk. Gue kerja di swasta yang harus disiplin sama kerjaan. Kalau tidak ada target semua proses perusahaan bakal terganggu dan berdampak besar untuk aktivas perusahaan.
    Tak tahu lah bagaimana nasib IndiHome saya.