Dunia cloud computing tambah semarak sejak Alibaba Cloud akhirnya masuk ke pasar Indonesia.
Mulai 13 Februari 2018, data center Alibaba Cloud secara resmi dibuka di Indonesia dengan menggandeng beberapa mitra lokal.
Alibaba Cloud menawarkan promosi dengan diskon sebesar 30% untuk layanan hosting (Elasctic Compute Service) dan database (Relational Database Service) yang berlaku hingga 31 Maret 2018 jika menggunakan lokasi layanan Indonesia.
Pengguna cloud computing seperti saya tentu girang, karena bertambahnya pilihan.
Jika selama ini data center terdekat yang bisa dipilih adalah di Singapura, kini ada pilihan untuk menggunakan infrastruktur lokal.
Jika sebelumnya saya menggunakan Amazon Web Service, Vultr, Digital Ocean, dan kini menggunakan Linode, maka tawaran dari Alibaba Cloud ini terasa menggiurkan.
Apalagi penyedia layanan cloud computing lokal seperti CloudKilat atau Biznet Gio masih terhitung mahal untuk pengguna amatir seperti saya.
Penasaran dengan layanan Alibaba Cloud, saya pun mendaftar karena ada tawaran gratis kredit senilai $300. Lumayan untuk coba-coba.
Membuat Akun Alibaba Cloud
Mendaftar layanan ini sangat mudah. Yang harus diisi pertama kali adalah region, alamat surel, kata sandi, dan persetujuan layanan.
Perlu dicatat, pilihan region tidak dapat diubah setelah mendaftar. Pastikan region yang dipilih adalah Indonesia.
Setelah menekan tombol konfirmasi, Alibaba Cloud akan mengirim kode konfirmasi melalui alamat surel yang didaftarkan.
Kode verifikasi juga bisa dikirim ke nomor ponsel jika ingin menggunakan verifikasi melalui ponsel.
Setelah proses verifikasi selesai, akan ditampilkan halaman untuk melengkapi data diri. Di halaman ini, nomor ponsel wajib diisi, dan sebuah kode verifikasi akan dikirim ke nomor ponsel tersebut.
Setelah data diri lengkap terisi, halaman berikutnya adalah mengisi halaman pembayaran. Ada dua cara pembayaran yang bisa dilakukan, yaitu menggunakan kartu kredit dan melalui PayPal.
Jika menggunakan kartu kredit, Alibaba Cloud akan melakukan verifikasi pembayaran dengan mengenakan biaya tertentu pada kartu kredit, di mana dalam waktu 24 hingga 72 jam kemudian, dana ini akan dikembalikan.
Verifikasi kartu kredit dilakukan dengan memasukkan kode yang muncul di tagihan kartu kredit, beserta jumlah biaya yang dikenakan.
Cara ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena harus menunggu lembar tagihan datang untuk bisa melihat kode verifikasi tersebut.
Beberapa penyedia layanan kartu kredit memberikan fasilitas untuk bisa melakukan pengecekan tagihan secara langsung.
Jika kartu kredit yang digunakan memiliki fasilitas ini, verifikasi pembayaran kartu kredit bisa dilakukan dengan cepat.
Cara kedua adalah menggunakan akun PayPal. Tentu saja akun PayPal yang digunakan harus sudah aktif.
Saya menggunakan PayPal sebagai metode pembayaran karena verifikasinya otomatis dan langsung, begitu Alibaba Cloud diberi akses untuk menarik pembayaran dari PayPal.
Setelah metode pembayaran ditambahkan, akun Alibaba Cloud pun aktif. Kredit gratis sebesar $300 pun langsung bisa saya gunakan.
Membuat Instance Elastic Compute Service (ECS) Alibaba Cloud
Setelah akun aktif dan berhasil masuk, saya dihadapkan dengan halaman dasbor yang cukup lengkap.
Setidaknya ada 11 kategori layanan yang disediakan oleh Alibaba Cloud, yaitu elastic computing, storage dan CDN, networking, database, security, management, domain dan website, analytics dan big data, application service, media services, dan middleware.
Saya sendiri memanfaatkan layanan Elastic Compute Service, di mana layanan ini membuat sebuah instance yang bisa digunakan layaknya VPS.
Untuk membuat instance ECS, ada 5 halaman yang harus diisi sebelum layanan aktif.
Pertama adalah halaman konfigurasi dasar, kedua konfigurasi jaringan, ketiga konfigurasi sistem, keempat pengelompokan, dan kelima adalah peninjauan seluruh sistem sebelum layanan benar-benar dibuat.
Konfigurasi Dasar
Pada halaman konfigurasi dasar, yang harus diisi pertama kali adalah informasi metode penagihan yang akan digunakan.
Ada dua metode pembayaran dari layanan ECS ini, yaitu subscription yaitu biaya tetap yang ditagihkan setiap bulan dan pay as you go, di mana tagihan ditagihkan berdasar penggunaan per jam.
Metode pembayaran ini nantinya bisa diubah dari pay as you go ke subscription, tentunya dengan persyaratan tertentu.
Jika akan menggunakan layanan ini dalam jangka panjang, metode subscription dirasa lebih murah jika dibandingkan dengan metode pay as you go.
Karena saya hanya ingin mencoba, saya memilih metode pay as you go.
Setelah itu saya memilih region. Saya memilih region Asia Pacific SE 5 (Jakarta) yang baru saja diluncurkan. Pilihan region saat tulisan ini dibuat, hanya memiliki 1 zone, yaitu zone A.
Region merupakan lokasi fisik dari data center yang digunakan, sedangkan zone adalah area di dalam region tempat data center berada.
Saya kemudian diminta memilih tipe instance yang akan saya gunakan. Di sini, saya bisa memilih spesifikasi server yang akan digunakan.
Jumlah CPU dan ukuran memori RAM, bisa dipilih di menu ini. Alibaba Cloud sudah menyiapkan beberapa paket yang bisa langsung dipilih.
Selain paket biasa yang digunakan untuk server situs web, Alibaba Cloud menawarkan paket yang menggunakan GPU (graphics processing unit) yang bisa digunakan untuk perhitungan berat dan rumit, misal untuk server pemrosesan multimedia, penghitungan dan analisis big data, hingga untuk kecerdasan buatan.
Saya memilih paket entry level (shared) yaitu paket Burstable tipe T5 dengan jumlah CPU 1 core Intel Xeon 2,5 GHz dan RAM 1 GB.
Selanjutnya saya memilih image sistem operasi yang hendak saya gunakan. Alibaba Cloud menyediakan sembilan sistem operasi publik yang bisa digunakan, yaitu CentOS, Windows Server, Ubuntu, Debian, SUSE Linux, OpenSUSE, Aliyun Linux, CoreOS, dan FreeBSD.
Selain sistem operasi publik, tersedia pula image sistem operasi custom dan shared, yang tergantung pada region yang digunakan.
Alibaba Cloud juga menyediakan image paket yang sudah terpasang aplikasi siap pakai yang berada di marketplace. Contoh aplikasi ini adalah Plesk, VPN, WordPress, dan Drupal.
Karena saya akan menggunakan Docker, saya memilih CoreOS sebagai sistem operasi. CoreOS merupakan sistem operasi Linux yang khusus dirancang untuk digunakan oleh aplikasi berbasi Docker.
Selanjutnya adalah memilih media penyimpanan yang akan digunakan. Ada dua jenis media penyimpanan yang bisa digunakan, yaitu sistem dan data.
Untuk sistem ini sifatnya wajib, karena sistem operasi akan dipasang di sini. Kapasitasnya bisa diisi sendiri, namun besarannya minimal 40 GB dan maksimal 500 GB.
Untuk data, sifatnya tidak wajib, karena media penyimpan ini nanti berupa block storage yang akan ditautkan ke sistem. Penggunaan block storage tambahan ini akan dikenakan biaya terpisah.
Jumlah media simpan tambahan yang bisa ditautkan maksimal berjumlah 16, dengan kapasitas minimal 20 GB dan maksimal 32.768 GB.
Jenis media simpan ini pun terbagi tiga, yaitu basic cloud disk, ultra cloud disk, dan SSD cloud disk yang dibedakan berdasar fungsi dan operasi I/O yang akan digunakan.
Konfigurasi Jaringan
Halaman selanjutnya adalah halaman pengaturan jaringan.
Secara default, instance ECS yang dibuat akan dihubungkan ke layanan lain melalui VPC (Virtual Private Cloud). VPC merupakan layanan semacam jaringan lokal sehingga seluruh layanan bisa saling berkomunikasi.
Jika belum ada VPC yang aktif, maka sebuah VPC akan dibuat secara otomatis.
Selain menggunakan VPC yang tersedia, layanan VPC juga bisa ditambahkan, tentu dengan biaya terpisah.
Alamat IP publik akan ditambahkan ke instance, namun jika instance tidak ingin diakses dari luar, pilihan alamat IP publik bisa dimatikan.
Biaya penggunaan bandwidth akan dikenakan berdasarkan traffic yang masuk. Biaya yang dikenakan adalah US$0.090 per GB.
Alibaba Cloud juga menyediakan layanan untuk mengantisipasi serangan DDoS, tentu dengan tambahan biaya.
Masih di halaman pengaturan jaringan, saya bisa mengatur grup keamanan yang diterapkan untuk instance yang akan dibuat. Misal saya mempunyai grup keamanan web server yang mengizinkan akses port 80, atau grup database yang hanya mengizinkan port 3306, dan sebagainya.
Saya menggunakan grup keamanan standar, di mana pada grup keamanan ini, membuka port-port umum, yaitu 22 (SSH), 443 (HTTPS) 3389 (RDC), dan 80 (HTTP).
Karena region Jakarta belum mendukung ENI (Elastic Network Interface), fitur ini dinonaktifkan. ENI ini semacam menambahkan kartu jaringan ke instance bisa diberi alamat IP lebih dari satu.
Konfigurasi Sistem
Di halaman ketiga, saya diberi pilihan cara mengakses instance saya. Ada 3 pilihan, yaitu dengan membuat pasangan kunci enkripsi, mengeset kata sandi root, atau mengabaikan dan melakukan pengesetan nanti.
Pemberian nama server atau instance, deskripsi, dan pengesetan nama host yang akan digunakan, juga diset di halaman ini.
Pengelompokan
Di halaman ini, instance bisa dikelompokkan dan diberi tag untuk kemudahan pencarian. Fitur ini akan sangat berguna untuk sistem yang kompleks yang memiliki instance banyak.
Karena saya hanya membuat satu, maka bagian ini saya lewati.
Peninjauan
Pada halaman terakhir, yaitu halaman peninjauan.
Selain melihat seluruh konfigurasi yang saya set sebelumnya, saya juga bisa melakukan pengesetan untuk penonaktifan (release) instance saya secara otomatis.
Misalnya jika saya ingin menggunakan instance hanya dalam beberapa hari, saya bisa mengeset penonaktifan instance pada halaman ini.
Langkah terakhir sebelum instance dibuat adalah menyetujui ketentuan layanan.
Instance Aktif
Setelah selesai, instance ECS akan segera aktif dalam waktu 1 hingga 5 menit. Untuk mengakses instance ada beberapa pilihan, yang pertama adalah dengan melalui SSH.
Selain melalui SSH, instance juga bisa diakses dari antarmuka web, dengan menyimpan kode VNC yang akan muncul pertama kali saat instance diakses. Catat baik-baik kode ini karena setiap akan terhubung melalui antarmuka web, kode VNC ini akan diminta.
Saya lebih suka mengakses menggunakan SSH. Pada saat mengeset cara akses pada halaman konfigurasi sistem, saya memilih mengeset kata sandi root agar saya bisa dengan mudah mengakses instance dari mana saja.
Biaya dan Harga
Alibaba Cloud menawarkan harga yang cukup kompetitif. Untuk instance dengan 1 core CPU 2,5 GHz dan RAM sebesar 1 GB, saya memperoleh harga US$0,016 per jam. Jika satuannya bulanan, maka biayanya adalah US$7,69 per bulan atau US$64,6 per tahun.
Biaya ini pun masih dalam masa promo, di mana saya mendapat potongan harga 5% sehingga menghemat US$0,001 per jam. Untuk biaya pertahun, biayanya dipotong 30% sehingga menghemat US$27,68. Sedangkangkan untuk bulanan tidak ada diskon.
Berikut ini tabel perbandingan harga beberapa layanan cloud computing yang pernah saya gunakan.
Untuk harga AWS merupakan harga perkiraan berdasar perhitungan pada kalkulator bulanan Amazon Web Service.
Layanan | AWS | DigitalOcean | Vultr | Linode | Alibaba Cloud | |
---|---|---|---|---|---|---|
Core CPU | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 |
RAM | 1 GB | 1 GB | 1 GB | 1 GB | 1 GB | 1 GB |
Media Simpan | 20 GB | 25 GB | 25 GB | 20 GB | 40 GB | 40 GB |
Bandwidth | 1 TB | 1 TB | 1 TB | 1 TB | 1 TB | 1 TB |
Harga per jam | US$0,032 | US$0,007 | US$0,007 | US$0,0075 | US$0,016 | US$0,016 |
Harga per bulan | US$23,09 | US$5 | US$5 | US$5 | US$7,69 | US$7,69 |
Lokasi | Singapura, SG | Singapura, SG | Singapura, SG | Singapura, SG | Singapura, SG | Jakarta, ID |
Kesimpulan
Menurut saya, untuk layanan cloud hosting harga Alibaba Cloud termasuk cukup mahal bila dibandingkan dengan penyedia layanan cloud hosting, seperti DigitalOcean, Vultr, dan Linode.
Namun menurut saya, rasanya Alibaba Cloud lebih cocok dibandingkan dengan Amazon Web Service, di mana Alibaba Cloud biayanya jauh lebih murah bila dibandingkan dengan Amazon Web Service.
Untuk antarmuka pembuatan instance, Alibaba Cloud cenderung agak rumit dan panjang, bila dibandingkan dengan Amazon Web Service, apalagi dengan DigitalOcean, Vultr, dan Linode.
Keunggulan dari layanan Alibaba Cloud adalah tersedianya lokasi data center di Indonesia, di mana untuk sebagian orang, lokasi data center cenderung agak sensitif jika akan menyimpan data di luar negeri.
Pengecekan Lokasi
Saya melakukan pelacakan lokasi berdasarkan alamat IP dengan menggunakan Robtex.
Dari pengecekan alamat IP yang saya lakukan, data center tercatat berada di Jakarta, dengan menggunakan nama perusahaan Alibaba (China) Technology Co., Ltd. yang memiliki nomor ASN AS45102.
Namun meski beralamat di Ciputra World 1 (DBS Tower), Jl. Prof. DR. Satrio Kav 3-5, namun nama pengelola yang tercatat adalah TIME dotCom Bhd, Shah Alam, Malaysia.
list tambahan untuk keperluan produksi ini, mas. cocok dengan metode pay as you go nya.