Menikmati Kopi Cold Brew PaitManis

10 minutes 2,117 2

Saya bukan lah orang yang mengerti banyak tentang teknik menyeduh kopi. Namun sebagian besar teknik menyeduh kopi yang saya tahu, semacam Vietnam dripfrench press, moka pot, atau menggunakan teknik pour over, semuanya melibatkan air panas.

kopi cold brew PaitManis

Metode cold brew merupakan salah satu metode yang kini cukup naik daun. Tidak hanya menyajikan kopi dingin nan segar, namun teknik yang digunakan untuk mendapatkan sari pati kopi ini juga menarik.

Beberapa pemain mulai bermunculan, menjual kopi dalam kemasan yang menggunakan metode cold brew ini.

Salah satu pemain kopi cold brew adalah PaitManis, kopi asal Yogyakarta yang mulai dirintis oleh Bonang Setoaji dan Faris Samhan sejak 7 Juni 2017 ini.

Saya sempat menjadi konsumen awal saat kopi ini mulai menggeliat. Bahkan saya sempat menjadi menyicipi beberapa varian saat PaitManis mencari komposisi yang pas.

Metode Cold Brew

kopi dingin hasil metode cold brew

Menurut Bonang, ada beberapa metode untuk menghasilkan kopi dingin, yaitu immersion, slow drip, dan japanese style. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan.

Metode immersion merupakan metode yang paling gampang dilakukan, yaitu dengan merendam kopi yang sudah digiling dengan air dingin lalu mendiamkannya selama 12 hingga lebih dari 24 jam. Air rendaman kemudian disaring dan kopi bisa dinikmati.

Alat yang digunakan untuk metode immersion pun sederhana, hanya sebuah wadah yang bisa menampung air rendaman kopi.

Rasa yang dihasilkan oleh teknik ini cenderung ringan dan kadar keasamannya rendah. Untuk penggemar kopi namun punya masalah dengan pencernaan, teknik ini tepat digunakan.

Berbeda dengan metode immersion, metode slow drip menggunakan alat yang sedikit rumit. Metode ini menggunakan alat yang disebut dengan cold brew tower, di mana alat ini terdiri dari 3 bagian.

cold brew tower yang digunakan PaitManis

Bagian atas berisi air es yang kemudian diteteskan ke bubuk kopi yang berada di bagian tengah. Gravitasi akan menarik saripati kopi yang kemudian ditampung di bagian bawah.

Metode ini membutuhkan waktu 8-24 jam untuk mendapatkan kopi yang diinginkan. Oleh karena waktu yang lama dan metodenya menggunakan tetesan kopi, metode ini diberi nama slow drip.

Metode slow drip menghasilkan kopi yang lebih wangi, lebih tajam rasanya, dan tetap bersih.

Japanese style menggunakan metode yang berbeda. Metode ini melibatkan air panas, seperti pada metode brewing biasanya.

Alat yang biasa digunakan untuk metode ini adalah V60, chemex, bahkan aeropress.

Bedanya air panas hasil brew langsung dikucurkan ke bongkahan es. Air kopi yang panas bertemu es yang dingin akan membuat kopi menjadi dingin seketika.

Metode japanese style yang ditemukan di Jepang ini disuka karena tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan kopi dingin seperti saat menggunakan metode immersion atau slow drip.

Kopi Cold Brew PaitManis

kopi cold brew PaitManis dari Yogyakarta

Salah satu yang menerapkan teknik cold brew adalah kopi PaitManis.

PaitManis menggunakan teknik slow drip karena menurut Bonang, rasa yang dihasilkan dengan metode ini lebih wangi, lebih tajam, lebih kuat, dan clean.

Konsep PaitManis telah digodok Bonang sejak Maret hingga Mei 2017.

Saat itu dia sempat mencoba beberapa metode brewing kopi secara manual hingga akhirnya mencoba metode cold brew.

Saat mengenal metode cold brew, dia sempat menggunakan metode immersion lalu akhirnya jatuh cinta pada metode slow drip.

Bonang kemudian bertemu Faris Samhan, seorang barista yang kemudian diajaknya bermitra untuk mendirikan PaitManis.

Ada dua varian yang jadi andalan PaitManis, yaitu single origin dan house blend.

Kopi single origin yang menggunakan kemasan botol dengan label berwarna hijau, menggunakan kopi yang proses pascapanennya melalui honey process dan natural process. Profil roasting kopi ini ringan hingga menengah (light to medium).

Biji kopi yang digunakan untuk kopi single origin berasal dari tanah (Aceh) Gayo, karena dianggap memiliki rasa yang khas.

Sedangkan varian house blend yang menggunakan label berwarna biru, PaitManis menggunakan kopi berbasis espresso. Profil roasting kopi ini cenderung gelap (medium to dark).

single origin dan house blend PaitManis

Biji kopi yang digunakan untuk kopi house blend merupakan campuran antara Arabica dan Robusta yang mengalami proses pascapanen natural process.

Menurut riset PaitManis, kopi varian house blend sangat disuka oleh penikmat kopi generasi lama yang terbiasa dengan teknik seduh tubruk.

Menurut generasi lama ini, kopi harus ada rasa pahitnya, jika tidak pahit, bukan kopi.

Jika ingin mencampur dengan gula atau susu, varian house blend terasa lebih cocok, bila dibandingkan dengan varian single origin.

Saya pribadi memang menyukai varian house blend yang cenderung lebih pahit bila dibandingkan dengan varian single origin.

Seluruh kopi tersedia dalam botol plastik berukuran 250 mL yang dijual seharga Rp 25.000 per botol.

Saat ini, kopi PaitManis bisa didapatkan di lokasi-lokasi yang cukup techie di Yogyakarta, yaitu di co-working space Ruang Tengah dan Jogja Digital Valley.

Selain penjualan langsung, PaitManis juga bisa dipesan melalui aplikasi Go-Food.

Bagaimana dengan yang ada di luar Yogyakarta? Saat ini PaitManis memang belum secara resmi melayani pembelian dari luar Yogyakarta, namun jika tertarik bisa menghubungi nomor telepon 087843174493 melalui WhatsApp untuk ketersediaan pengiriman ke seluruh Indonesia.

Mencicipi Cold Brew PaitManis

kemasan paket PaitManis oleh J&T Express

Saya mencoba membeli kopi PaitManis dengan pengiriman ke luar Yogyakarta. Saya memesan 2 botol kopi house blend kesukaan saya.

PaitManis dikirim menggunakan layanan kurir J&T Express karena layanan ini mau menerima paket minuman cair.

Ongkos kirim dari Yogyakarta ke Jakarta tempat saya tinggal menggunakan layanan reguler adalah Rp 25.000.

Saya menunggu selama 2 hari sejak pemesanan. Kopi PaitManis tiba dalam kemasan kardus yang cukup rapat, lengkap dengan label bertuliskan “jangan dibanting” berwarna merah melilit di kardus.

Setelah membuka kardus, terlihat kedua botol dibungkus dengan bubble wrap untuk meredam goncangan dan mengantisipasi kebocoran.

Setelah kemasan dan bubble wrap dibongkar, saya langsung menyimpan botol kopi tersebut ke dalam kulkas setelah mengocok-ocok terlebih dahulu agar kopi tercampur rata.

Saya baru bisa menikmati kopi PaitManis setelah kopi tersebut saya simpan di dalam kulkas selama 24 jam.

isi kemasan paket PaitManis

Di dalam kemasan paket, saya mendapatkan 2 stiker, yaitu stiker logo PaitManis dan stiker bertuliskan “Semua kopi itu enak, kita saja yang sok tau..”

Selain stiker, ada pembatas buku yang diselipkan ke dalam paket. Entah karena memang kopi dan buku kerap menjadi satu, atau memang diharapkan setelah minum PaitManis jadi rajin membaca buku.

Untuk ke depannya, kemasan kardus yang digunakan oleh PaitManis mungkin bisa menggunakan desain yang lebih menarik.

Gimmick berupa stiker atau pembatas buku rasanya akan menarik jika tetap dipertahankan, terutama untuk yang memesan dalam jumlah tertentu, atau misal lokasi pemesan yang cukup jauh.

Dari segi kemasan, botol PaitManis termasuk kokoh dan bagus. Saya suka meminum langsung dari botol daripada menuangkan ke dalam gelas karena lebih praktis.

Namun jika ingin membuat kopi susu, saya menuangkan kopi house blend ke dalam gelas lalu menambahkan susu kental manis sesuai selera.

Saya menyukai rasa kopi house blend PaitManis. Menurut saya, rasa paitnya pas, tidak terlalu asam, namun aromanya masih kuat, meski berada dalam perjalanan tanpa pendingin selama 2 hari.

Untuk yang single origin, menurut saya rasanya cenderung lebih fruity dan asam. Penyuka kopi yang menyukai rasa yang khas mungkin akan lebih suka dengan varian single origin.

Kopi PaitManis varian house blend ini enak diminum tanpa gula atau jika ingin agak manis bisa dicampur dengan susu kental manis atau gula.

2 responses
  1. Gravatar of Warm
    Warm

    Akhirnya saya menemukan penjelasan yg detil ttg cold brew, pnasaran maksudnya tp males nyari maknanya hehe

    Terimakasih banget atas tulisan ini, jd pengen mesen paitmanis tar ah

  2. Gravatar of sandalian
    sandalian

    Jadinya pait apa manis, Kang?