Saya beruntung termasuk dalam 40 orang terpilih yang diundang oleh Kompas Tekno untuk menjajal Samsung Galaxy S8 pada acara Gadget Story yang diadakan di The Hook, Jakarta Selatan, pada 3 Mei 2017.
Selain berkesempatan menjajal langsung ponsel yang baru dirilis di New Yok, Amerika Serikat pada 29 Maret 2017 dan dirilis resmi di Indonesia pada 2 Mei 2017 ini, acara diisi dengan bincang-bincang bersama Oik Yusuf, Jurnalis Kompas.com, Lucky Sebastian, pemerhati gawai, dan Tini Bohang, jurnalis dan vlogger dari Kompas Tekno.
Mendung yang bergelayut sejak senja tidak menghalangi saya untuk hadir di acara. Sampai di lokasi, saya menuju meja registrasi untuk menyerahkan kartu identitas yang nantinya ditukar dengan perangkat Samsung Galaxy S8 untuk dicoba-coba.
Saya mendapat urutan nomor 16 dan menunggu panggilan untuk dipinjami Samsung Galaxy S8 yang secara resmi baru tersedia di pasar pada 5 Mei 2017.
Menjajal Samsung Galaxy S8
Samsung kembali menghadirkan seri flagship-nya di Indonesia dengan slogan unbox your phone, sebagai tanda bahwa ada beberapa pakem yang diterjang oleh ponsel ini.
Selain seri Galaxy S8, Samsung juga menghadirkan seri Galaxy S8+ yang memiliki perbedaan dari sisi dimensi dan kapasitas baterai.
Saya dipinjami seperangkat Samsung Galaxy S8 berwarna mapple gold untuk dicoba-coba. Begitu menggengamnya, kesan licin yang awalnya saya duga karena material kaca tidak terbukti. Saya justru merasa nyaman dan mantap menggenggamnya di tangan.
Kaca dari Corning Gorilla Glass 5 yang digunakan plus rangka metal memberi jaminan ponsel ini tangguh dan tak mudah tergores.
Ukuran bentang layar yang secara teori hampir 6 inchi (5,8 inchi) tidak terlihat lebar. Samsung Galaxy S8 menerjang pakem rasio yang biasanya 4:3 atau 16:9, dengan membuat rasio baru, 18,5:9.
Demi dimensi, Samsung Galaxy S8 memanfaatkan ruang dengan memaksimalkan penggunaan layar yang diberi nama infinity display, dengan melengkungkan pinggiran layar sehingga rangkanya pun kecil. Layar lengkung ini mengingatkan saya dengan Samsung Galaxy S7 Edge.
Tombol-tombol fisik dihilangkan dan diganti dengan tombol virtual yang memanfaatkan sensor tekanan pada layar.
Sensor sidik jari juga dipindahkan dari bagian depan bawah pada tombol home menjadi di belakang, di samping kamera utama. Sensor sidik jari di bagian belakang menurut saya memang paling nyaman.
Layar Super AMOLED khas Samsung dengan resolusi 1.440×2.960 piksel dengan kerapatan 570 ppi membuat layar Samsung Galaxy S8 terlihat cerah dan tajam.
Menonton film berkualitas Full HD pun terasa nyaman dan penuh, tidak ada lagi garis hitam di atas dan bawah film yang mengganggu.
Kamera
Kamera utama beresolusi 12 MP dengan bukaan diafragma lebar, f/1.7 dengan membuat gambar menjadi lebih tajam dan jelas meski di wilayah minim cahaya.
Teknologi phase detection auto focus membuat Samsung Galaxy S8 dengan cepat mengunci obyek meski obyek sedang bergerak.
Kamera depan 8 MP juga memiliki bukaan diafragma lebar, f/1.7 sehingga cocok sekali untuk penggemar swafoto.
Tampilan antarmuka yang sangat bersahabat dan mudah digunakan menjadi keunggulan kamera ponsel ini.
Dengan menyentuh daerah yang ingin dipertajam, kamera langsung mengunci sasaran dengan cepat.
Melakukan zooming juga mudah dilakukan dengan menggeser tombol rana dari kiri ke kanan.
Jika menggunakan mode Pro, kamera bisa lebih bisa diatur selayaknya kamera profesional. ISO, kompensasi pencahayaan, keseimbangan putih bisa diatur sesuai kebutuhan.
Bagi pengguna awam, kamera Samsung Galaxy S8 memiliki fitur yang menarik. Fitur beautify yang mampu membuat foto diri tampak lebih cantik tentu menjadi andalan.
Saya mencoba fitur sticker yang kini sedang ngetren. Dengan sticker, saya bisa menambahkan efek lucu-lucu pada wajah. Fitur sticker ini menggunakan teknologi pengenalan wajah.
Selain beautify dan sticker, ada beberapa fitur kamera Samsung Galaxy S8 yang menarik perhatian saya, yaitu selective focus di mana pengguna bisa memilih daerah tertentu dari foto yang ingin ditonjolkan, slow motion yang berguna saat mengambil video, hyperlapse untuk menghasilkan gambar dramatis, food yang berguna bagi pemuja berfoto media sosial sebelum makan, dan virtual shoot di mana pengguna bisa membuat animasi dari beberapa foto.
Memunculkan fitur ini juga sangat mudah, hanya dengan menyapu dari sebelah kiri, pilihan menu tersebut langsung muncul.
Sayangnya karena waktu yang terbatas, semua fitur kamera ini tidak bisa saya coba. Saya hanya sempat mencoba fitur beautify dan sticker saja.
Saya juga tidak sempat mencoba mengambil video yang konon mendukung format 4K.
Fitur Keamanan
Sebagai ponsel papan atas, keamanan data menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh Samsung Galaxy S8. Selain penguncian menggunakan sensor sidik jari, Samsung Galaxy S8 dilengkapi dengan metoke pengenalan wajah dan identifikasi iris mata.
Saya membayangkan ponsel ini seperti ponsel agen rahasia, di mana untuk membuka kunci, hanya pemilik sebenarnya saja yang bisa membukanya.
Sensor sidik jari terletak di bagian belakang, di samping kamera utama. Saya yang sering menggunakan sensor sidik Jari di ponsel Xiaomi Redmi Note 3 saya, merasa lokasi sensor sidik jari di bagian belakang adalah lokasi yang paling pas.
Membuka kunci pada Samsung Galaxy S8 juga bisa dilakukan dengan pengenalan wajah dan sensor iris mata.
Tidak seperti sidik jari dan wajah, iris mata merupakan bagian tubuh yang paling sulit untuk digandakan dan dipalsukan.
Menggunakan sensor iris mata ini juga mudah. Setelah melakukan pengaturan, kamera iris mata yang terletak di samping kamera depan akan mengenali pengguna yang menatap langsung ke layar ponsel.
Jika keamanan identik dengan segala kerumitan, Samsung Galaxy S8 mencoba mengatasi masalah ini. Dengan aplikasi Samsung Pass, pengguna bisa dengan mudah masuk ke akun dan layanan yang biasa menggunakan kata sandi bisa diganti dengan fitur keamanan biometrik.
Masih ada lagi, dengan Secure Folder, data-data sensitif dan rahasia bisa diamankan dengan lebih ketat.
Fitur Lainnya
Saya merasa waktu yang disediakan untuk menjajal Samsung Galaxy S8 ini sangat sempit. Padahal saya ingin mencoba beberapa fitur Samsung Galaxy S8 lainnya, seperti fitur NFC yang mendukung metode pembayaran Samsung Pay.
Sayangnya Samsung Pay masih belum tersedia di Indonesia, meski pihak Samsung menjanjikan layanan ini akan segera hadir di Indonesia.
Saya juga belum sempat mencoba Bixby, teknologi kecerdasan buatan milik Samsung yang bisa diajak berbicara seperti layaknya Siri pada iOS, OK Google pada Android, dan Cortana pada Microsoft Windows.
Samsung Galaxy S8 juga telah mendapat sertifikasi IP68 di mana ponsel ini lolos uji saat terguyur air dan tahan terhadap sapuan debu.
Baterai Samsung Galaxy S8 bertenaga 3.000 mAh diklaim tahan lama. Apalagi dengan teknologi fast charging dan wireless charging membuat pengisian daya menjadi cepat dan mudah.
Samsung menggunakan konektor USB tipe C yang memiliki kecepatan transfer data hingga 10 Gbps yang setara dengan dua kali kecepatan USB 3.0 yang hanya memiliki kecepatan transfer 5 Gbps.
Samsung Galaxy S8 mendukung jaringan 4G/LTE pada frekuensi 1900 MHz (band 2) yang didukung oleh operator seluler Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata, dan Tri.
Samsung Galaxy S8 yang hadir di Indonesia menggunakan prosesor Exynos 8895 delapan inti (octa-core) berkecepatan 2,3 GHz dan 1,7 GHz. RAM sebesar 4GB dan media simpan berkapasitas 64 GB ditanamkan ke ponsel ini.
Ponsel yang dijual dengan harga Rp 10.499.000 ini menggunakan sistem operasi Android 7.0 (Nougat), yang dibalut tampilan TouchWiz khas Samsung.
Meski ada 5 pilihan warna, namun yang tersedia di Indonesia adalah mapple gold seperti yang saya coba, orchid gray dan midnight black.
Tidak ada hasil jepretan kameranya ya, om?