Saya termasuk orang yang suka bertransaksi secara nontunai. Menurut saya, transaksi nontunai selain praktis juga aman dan nyaman.
Salah satu model transaksi nontunai yang sering saya lakukan adalah transfer dana antar rekening bank, baik melalui ATM, internet banking, atau mobile banking. Dana bisa terkirim dengan cepat langsung sampai ke tujuan dengan aman.
Selain transfer dana, membayar tagihan-tagihan hingga belanja di toko maya pun saya lakukan menggunakan internet banking.
Selain melalui internet banking, saya juga suka menggunakan uang elektronik yang berbentuk kartu. Saat menggunakan layanan Transjakarta atau Commuter Line, saya menggunakan kartu Flazz dari BCA. Begitu juga saat menggunakan Uber, tagihan langung ditagihkan ke kartu kredit yang telah didaftarkan.
Saat berbelanja di supermarket, saya juga lebih suka menggesek menggunakan kartu debit atau kartu kredit, karena saya tak perlu khawatir membawa uang banyak ke tempat umum.
Namun ada hal yang kurang menyenangkan dari berbagai cara transaksi nontunai tersebut. Kekurangnyamanan ini muncul karena ego dari masing-masing penyedia layanan, mulai dari penyedia layanan itu sendiri, hingga bank, untuk meraih nasabah dan merchant.
Bayangkan saja, untuk membayar tol menggunakan GTO (Gerbang Tol Otomatis), pengguna “dipaksa” menggunakan kartu e-money dari Bank Mandiri. Jika tidak punya, terpaksa membeli kartu e-money.
Saat saya berkunjung ke Museum Seni Rupa dan Keramik, tiket masuknya menggunakan kartu Jakcard yang dikeluarkan oleh Bank DKI. Pada acara Java Jazz 2016 lalu, di mana salah satu sponsornya adalah Bank BNI, saya harus membeli kartu BNI Tapcash untuk bisa bertransaksi selama di acara.
Menyebalkannya, selain menambah tebal dompet karena menyimpan begitu banyak kartu uang digital, saya bingung bagaimana mengisi saldonya jika saya tidak memiliki rekening di bank-bank tersebut.
Saya pun terpikir, kenapa tidak ada satu solusi yang mudah, cepat, aman, di mana dengan satu layanan, kita bisa menggunakannya di berbagai hal.
Pay By QR, Solusi Pembayaran Mudah
Rupanya tidak hanya saya yang terbersit pemikiran untuk mempermudah layanan nontunai. PT Dimo Pay Indonesia, sebuah perusahaan teknologi finansial asal Indonesia yang bergerak di bidang mobile payment rupanya telah mengembangkan sebuah solusi pembayaran nontunai.
Dimo, yang merupakan kependekan dari Digital Money, didirikan pada tahun 2014, telah bermitra dengan institusi finansial ternama di Indonesia untuk menghadirkan pembayaran dengan teknologi Quick Response Code (QR Code).
Bersama beberapa rekan blogger, saya beruntung bisa berbincang langsung dengan CEO PT Dimo Pay Indonesia, Brata Rafly, yang didampingi oleh Director of Marketing-nya, Jasmina Nashya, untuk mengetahui lebih lanjut tentang Pay By QR, produk dari Dimo.
Menurut Brata, dunia fintech alias teknologi finansial kini sedang naik daun. Kehebohan e-commerce di Indonesia menjadi salah satu faktor yang akan mendorong perkembangan teknologi fintech. Logikanya, makin banyak transaksi di e-commerce, makin lama dibutuhkan solusi pembayaran yang mendukung.
Faktor peningkatan pengguna ponsel pintar di Indonesia, dari 38 juta pada tahun 2014 dan diperkirakan mencapai 100 juta pada tahun 2018, membuat Dimo optimistis bisa menjadi salah satu pionir dalam dunia teknologi finansial.
Cara Kerja Pay By QR
Pay By QR adalah teknologi yang bersifat agnostik, di mana Dimo menyediakan penghubung antara penyedia sumber dana (bank, perusahaan telekomunikasi, layanan e-wallet), merchant, dan pelanggan pengguna ponsel pintar.
Langkah pertama, pengguna memasang aplikasi e-wallet yang sudah ada, antara lain Uangku dari Smartfren, Simobi dari Bank Sinarmas, Dompetku dari Indosat, dan Zimple Pay dari El John Digital Finance.
Saya memasang aplikasi Uangku, kemudian mendaftar dengan menggunakan nomor ponsel. Aplikasi akan mengirimkan kode aktivasi melalui SMS, dan setelah aktif, nomor ponsel ini yang nanti akan menjadi “nomor rekening” pengguna.
Pengguna bisa mengisi saldo e-wallet ini melalui layanan yang disediakan masing-masing e-wallet. Pada aplikasi Uangku, pengguna bisa mengisi saldo dengan Bank Sinarmas (kode bank 153). Saldo yang tersimpan di aplikasi Uangku tidak akan kadaluarsa.
Saat akan bertransaksi, pengguna memilih model pembayaran menggunakan Pay By QR. Pihak merchant akan menampilkan kode QR pada lembar tagihan yang tercetak pada struk mesin EDC, layar monitor mesin kasir, stiker tempel, bahkan pada layar ponsel.
Pengguna yang akan membayar lalu memindai kode QR tersebut melalui aplikasi Uangku, kemudian mengonfirmasi pembayaran, dan selesai. Tidak perlu lagi ada struk karena semua riwayat transaksi akan tercatat dan tersimpan di aplikasi.
Bertempat di Penang Bistro, Mal Pacific Place, Jakarta, saya dan beberapa blogger kemudian mencoba bertransaksi dengan Pay By QR. Menurut Brata, keamanan aplikasi ini termasuk yang tercanggih, sehingga pengguna tak perlu khawatir. Transaksi juga bisa diproses dengan cepat, karena infrastruktur yang digunakan Dimo bisa menangani hingga 8.000 transaksi per detik, lebih banyak dari transaksi pada institusi keuangan lain.
Kami disediakan papan berisi beberapa pilihan barang beserta kode QR-nya, seolah-olah kami berada di toko sebenarnya. Tidak hanya untuk jual beli di merchant konvensional, Pay By QR juga bisa dipakai untuk membayar zakat melalui Dompet Dhuafa.
Saat mencoba, benar saja, dalam beberapa detik, transaksi saya bisa langsung selesai, selama tersedia koneksi internet. Riwayat transaksi pun langsung muncul setelah transaksi selesai. Sangat praktis, mudah, dan cepat.
Penggunaan Pay By QR Lainnya
Pay By QR bisa digunakan di berbagai hal, mulai dari membayar belanja di layanan e-commerce, melalui mesin EDC, melalui vending machine, bahkan dengan QR Cashier, warung kecil dan pedagang keliling pun bisa menggunakan pembayaran menggunakan Pay By QR.
Ada juga layanan QR Store, di mana merchant bisa memasang gambar-gambar produk yang dijualnya di tempat umum beserta kode QR-nya. Pengguna bisa membeli dengan memindai kode dengan Pay By QR, dan merchant akan mengirim barang yang dibeli kepada pelanggan.
Model QR Store ini sudah diterapkan di Korea, dengan merchant Tesco Home Plus.
Dimo juga sedang bekerjasama dengan PopBox untuk mengembangkan layanan belanja berbasis Pay By QR. Idenya mirip dengan QR Store, hanya saja pengguna memindai barang pada PopBox saat berangkat bekerja, dan saat pulang bisa mengambil barang di PopBox tersebut.
Program loyalitas juga menjadi sasaran Dimo. Untuk menarik perhatian, Pay By QR bisa digunakan untuk menarik pelanggan dengan memberikan hadiah atau potongan harga saat bertransaksi dengan Pay By QR.
Pihak Yang Bekerjasama Dengan Pay By QR
Sebuah layanan finansial digital tentu tidak akan memberikan manfaat jika tidak merchant yang bergabung. Demikian dengan Pay By QR.
Hingga saat ini, telah ada lebih dari 300 merchant yang telah bekerjasama dengan Dimo dalam menyediakan layanan Pay By QR. Merchant-merchant tersebut antara lain HappyFresh, Orami, Lazada, Dompet Dhuafa, Calais, Giordano, Queen Tandoor, 3 Wise Monkeys, dan lain-lain.
Saya pribadi menyambut baik ide Pay By QR ini. Sebagai insan nontunai, kehadiran Pay By QR akan makin memudahkan saya dalam bertransaksi. Semoga ke depan makin banyak merchant yang menggunakan layanan ini.
apakah dimo by QR ini menyelesaikan masalah dengan banyak kartu pembayaran ?