Setiap tanggal 6 Desember, di Jerman ada tradisi untuk memberikan hadiah coklat berbentuk Sinterklas, atau Santaclaus, atau yang orang Jerman menyebut, Weihnachtsmann (manusia natal).
Di Jerman, tokoh Weihnachtsmann atau yang sering juga disebut dengan Sankt Nikolaus, tidak berhubungan secara langsung dengan tokoh khayalan Sinterklas yang berasal dari dongeng Amerika.
Sementara Sankt Nikolaus di Eropa dipercaya merupakan nama seorang pendeta yang suka membagikan permen dan coklat pada tanggal 6 Desember.
Dari kebiasaan pendeta Sankt Nikolaus itu lah, setiap 6 Desember diperingati sebagai Nikolaustag (Hari Nikolas).
Sosok Sankt Nikolaus ini pun tidak seperti sosok Sinterklas pada film-film Holywood, namun sosoknya lebih ke pendeta dengan jubah dan kerudung khas pendeta.
Agar tidak rancu dengan Sinterklas si tokoh khayalan, maka di Jerman, si tokoh khayalan ini lebih dikenal dengan Weihnachtsmann.
Pada Nikolaustag ini lah, tidak hanya anak-anak, saya dulu juga mendapatkan coklat setiap tanggal 6 Desember dari kantor yang diletakkan di atas meja kerja saya.
Selain pada Nikolaustag, saya dulu juga mendapat coklat berbentuk kelinci pada saat menjelang Hari Raya Paskah.
Pembagian coklat pada tanggal 6 Desember ini sepertinya hanya dikenal di Jerman, beberapa negara berbahasa Jerman seperti Austria dan Swiss, serta sebagian Belanda (Belanda setiap tanggal 5 Desember).
Saat saya bertanya ke rekan kerja asal Italia yang sudah lama tinggal di Jerman, ia menyatakan bahwa tradisi ini juga baru ia temukan saat ia pindah ke Jerman, karena di Italia, setidaknya dari area dia berasal, tidak mengenal tradisi ini.
Yang unik, coklat ini berbentuk Weihnachtsmann yang dibungkus dengan aluminium foil.
Saat pertama kali saya menerima coklat ini, saya mengira isinya bakal padat dan berat.
Rupanya saya salah, karena si coklat ini selain ringan, bagian tengahnya kosong.
Coklat dibentuk dengan menyemprotkan coklat cair ke pinggiran cetakan.
Rongga udara di dalam coklat ini juga memberikan struktur kokoh pada si coklat.
Pada akhir Oktober, biasanya supermarket penuh dengan berbagai bentuk dan merek coklat yang dikemas khusus untuk natal.
Beberapa produsen coklat berbagai merek seperti Lindt, Milka, Kinder, dan beberapa merek lain berlomba-lomba memasang rak dan mengemas produknya semenarik mungkin.
Tidak hanya coklat berbentuk Weihnachtsmann, beberapa produsen mengeluarkan seri khusus, seperti misalnya Kinder mengeluarkan produk coklat berbentuk telur berukuran besar.
Saya membayangkan jika si coklat berbentuk telur Kinder ini terlihat di rak dekat kasir pada minimarket, orang tua akan makin pusing mendengar rengekan si anak.
Ferrero Rocher, produsen coklat asal Italia, tidak mau kalah, dengan mengeluarkan seri bola coklat seukuran bola tenis yang di dalamnya berisi dua buah bola coklat Ferrero Rocher ukuran biasanya.
Coklat memang menjadi salah satu benda favorit di Jerman selain bir, yang mana menurut data dari WorldAtlas, Jerman merupakan negara terbesar kedua setelah Swiss dalam konsumsi coklat.
Tidak heran jika di supermarket, coklat ini biasanya berada dalam satu lorong tersendiri.
Jika punya kesempatan datang ke Jerman dan hendak membeli oleh-oleh coklat, cukup datang ke supermarket dan tinggal memilih berbagai jenis, bentuk, dan merek coklat yang ada.
Mulai dari dark chocolate, milk chocolate, coklat dicampur berbagai rasa buah, hingga coklat yang dicampur alkohol pun ada.
Tidak perlu datang ke toko khusus coklat atau toko suvenir yang harga coklatnya tentu bisa lebih mahal.
Apalagi di saat menjelang natal seperti ini, rak-rak tambahan untuk memajang aneka coklat pun ditambah.
Di tahun yang istimewa ini, karena saya tidak datang ke kantor dan bekerja dari rumah akibat pandemi, saya tidak lagi mendapatkan coklat Weihnachtsmann dari kantor.
Sebagai hiburan, saya membeli sendiri sekotak coklat Ferrero Rocher yang sedang diskon hampir 50%.
Selain coklat, menjelang natal seperti ini biasanya supermarket juga menjual kalender Adven, yang menghitung dan menampilkan tanggal-tanggal khusus perayaan menjelang natal.
Jika di Indonesia, kalender Adven ini semacam kalender Hijriyah yang mana tanggal perayaannya bisa berbeda dengan kalender Masehi yang kita gunakan.
Kalender Adven ini juga sepertinya kebiasan dan tradisi dari umat Kristiani di Jerman.
Sebagai penggemar dark chocolate, kok ku penasaran dengan coklat2 di foto itu yaa. sangat pamer-able