Mengenal KA Logawa

6 minutes 2,656 0

Saya baru-baru ini membaca berita bahwa KA Logawa yang melayani rute Purwokerto-Jember PP menambah tiga rangkaian kelas bisnis mulai 1 November 2019.

Kabar ini cukup menggembirakan, karena saya langsung teringat pernah naik kereta ini dari Stasiun Solo Purwosari ke Stasiun Surabaya Gubeng saat muda, di mana saat itu keretanya tidak senyaman kereta ekonomi sekarang.

KA Logawa yang saya tumpangi saat itu jauh berbeda dengan kondisi KA Logawa yang sekarang, baik dari kondisi kereta hingga layanannya.

PT KAI terus meningkatkan layanan dan menjadi salah satu BUMN yang menurut saya sangat inovatif dan makin meningkat layanannya.

Sekilas KA Logawa

pejalan melewati kereta ekonomi

Kereta ekonomi KA Logawa merupakan salah satu rangkaian kereta jarak jauh yang menempuh jarak 668 KM dengan waktu perjalanan rata-rata 14 jam dengan kecepatan maksimal 90 KM per jam.

Nama Logawa diambil dari nama sungai yang merupakan anak Sungai Serayu yang berada di Kabupaten Banyumas, yang mana merupakan wilayah Daerah Operasi V Purwokerto.

Kereta ekonomi ini mulai beroperasi pada 29 Desember 1999 dan akhirnya menggantikan perjalanan KA Purbaya jurusan Purwokerto-Surabaya pada tahun 2002.

Yang unik, kereta ini dulunya berpisah di Stasiun Kroya, di mana satu rangkaian melanjutkan perjalanan ke Purwokerto, sedangkan rangkaian lainnya menuju ke Stasiun Cilacap.

Begitu juga sebaliknya, dua rangkaian kereta dari Purwokerto dan Cilacap akan disatukan di Stasiun Kroya untuk menuju Jember.

Namun sejak Juni 2011, proses pemisahan dan penggabungan dua rangkaian ini sudah dihentikan, dan kereta tidak lagi melayani rute Cilacap.

Jadwal Perjalanan

suasana di dalam kereta ekonomi

KA Logawa yang beroperasi sehari sekali dengan tujuan masing-masing dari Purwokerto ke Jember sebagai KA 188/189 dan dari Jember ke Purwokerto sebagai KA 190/187.

Kereta ini berhenti di 28 stasiun, yaitu Stasiun Purwokerto, Stasiun Kroya, Stasiun Sumpiuh, Stasiun Gombong, Stasiun Karanganyar, Stasiun Kebumen, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Wates, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Klaten, Stasiun Purwosari, Stasiun Sragen, Stasiun Madiun, Stasiun Nganjuk, Stasiun Kertosono, Stasiun Jombang, Stasiun Mojokerto, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Wonokromo, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Bangil, Stasiun Pasuruan, Stasiun Probolinggo, Stasiun Klakah, Stasiun Jatiroto, Stasiun Tanggul, Stasiun Rambipuji, dan Stasiun Jember.

Khusus untuk perjalanan dari Purwokerto, KA Logawa juga akan berhenti di Stasiun Kutowinangun untuk persilangan dan Stasiun Kedungngalar, sementara untuk perjalanan dari Jember, kereta akan berhenti di Stasiun Caruban.

Menurut jadwal per Gapeka (Grafik Perjalanan Kereta Api) 1 April 2017, KA Logawa berangkat dari Stasiun Jember pada pukul 06.00 WIB dan tiba di Stasiun Purwokerto pada jam 19.45 WIB.

Sedangkan dari Stasiun Purwokerto, KA Logawa berangkat pada pukul 05.30 WIB dan tiba di stasiun Jember sekitar jam 19.35 WIB.

Tarif KA Logawa

membeli tiket KA Logawa di Traveloka

KA Logawa merupakan salah satu kereta yang banyak diminati masyarakat, karena selain berhenti di banyak stasiun dan menjangkau banyak kota di jalur selatan Jawa, harga tiket kereta ini pun termasuk murah.

Harga tiket untuk kelas ekonomi mulai dari Rp 70.000 hingga Rp 74.000 tergantung subkelas, sementara tiket untuk kelas bisnis mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 250.000.

Pada 1 Juli 2018, tiket KA Logawa sempat disubsidi oleh pemerintah, namun pada 1 Januari 2019, subsidi dicabut dan statusnya menjadi kereta komersial.

Membeli tiket KA Logawa pun terbilang mudah, yaitu bisa dengan cara offline yakni mengunjungi loket pemesanan tiket di stasiun yang dibuka 3 jam sebelum jam keberangkatan, atau dengan cara online melalui situs web, aplikasi KAI Access, dan layanan tiket online lain yang menjadi rekanan PT KAI.

Saya sendiri sih lebih suka membeli tiket kereta melalui Traveloka karena selain mudah, lebih nyaman, dan praktis.

Rangkaian dan Fasilitas KA Logawa

lokomotif CC203 yang digunakan KA Logawa

KA Logawa terdiri dari 3 kereta kelas bisnis (K2 KTA), 1 kereta makan dan pembangkit (KMP2/KMP3 KTA/PWT), 6 kereta kelas ekonomi (K3 PWT), dan 1 kereta bagasi (B PWT).

Lokomotif yang menarik rangkaian ini menggunakan lokomotif kelas CC201, CC203, atau CC 206.

Kapasitas kereta berjumlah 828 tempat duduk dengan formasi kursi 2-2 untuk kelas bisnis berkapasitas 64 tempat duduk dan formasi kursi 3-2 untuk kelas ekonomi berkapasitas 106 tempat duduk.

Kereta kelas ekonomi formasi 3-2 termasuk kereta lama yang tempat duduknya berhadap-hadapan dan sandaran kursi tidak dapat diubah, sementara kereta kelas bisnis sandara kursinya bisa diatur dan menghadap ke arah depan jalannya kereta.

Seluruh rangkaian kereta sudah dilengkapi AC, di mana untuk kelas ekonomi AC-nya masih menggunakan AC rumahan yang dipasang di beberap tempat, bukan menggunakan AC terpusat.

Di setiap meja, terdapat colokan listrik 2 buah yang berada tepat di bawah meja.