Saya mengenalnya belum lama. Berawal dari haha-hihi di Twitter yang waktu itu beliau menggunakan akun @duajanuari. Beliau memang dikenal dengan banyak akun Twitter, antara lain @mukiyo, @bocahmiring, dan yang paling keren, @hmd, karena cuma tiga huruf.
Soal “tiga huruf” @hmd ini, saya ingat pengalaman lucu saat akunnya ditawar dan mau dibeli oleh orang Arab sana. Yo, wong Arab sugih ki cen selo, akun Twitter aja mau dibeli.
Kalo saya yang ditawari, saya pasti sudah rela melepas akun Twitter itu kalo dibayar sak milyat dolar. Akun Twitter bisa bikin lagi, wong gratis ini.
Tapi Mas Hamid beda. Dia lebih memilih mempertahankan username tersebut, alasannya, “nggo apa?”, dan menolak secara halus tawaran Arab kenthir itu dengan alasan, “Twitter tidak memperbolehkan jual beli akun”.
Kemudian sejak itu, kami malah gojek kere ngetwit pake huruf dan bahasa Arab. Ya, siapa tau ada Arab kenthir lain yang mau beli akun Twitter saya.
Mas Hamid ini juga bisa dibilang eksis di mana-mana. Early adopter, kalo istilah kerennya. Setiap ada layanan atau hal-hal baru di dunia digital, Mas Hamid biasanya sudah ada dan mengakuisisi username tiga hurufnya.
Dulu, sempet ada aplikasi App.Net yang cita-citanya ingin menyaingi Twitter. Namun konsep App.Net, beda. App.Net pengen lebih eksklusif karena mau nariki bayaran dari penggunanya. Saya tahu tentang aplikasi ini ya dari Mas Hamid. Lagi-lagi dia sudah mengakuisisi username tiga hurufnya.
Selain username tiga huruf, saya paling sering lihat sapaan tawa khasnya di Twitter, “hhe”, yang juga tiga huruf. Sapaan ini rupanya semacam senyuman khas wong Jowo yang bisa menimbulkan banyak tafsiran.
Secara jenaka, Mas Hamid biasanya menulis, “hhe”, yang kemudian diikuti sebuah foto entah mbak-mbak atau meme. “Hhe”, sering dipakainya untuk menertawakan diri sendiri atau ngecrohi kancane di Twitter.
Dan malam ini, 22 Mei 2015, Mas Hamid akan di-obsat-kan. Saya insya Allah, akan datang untuk mengenang sampeyan, Mas. Seperti kata @mascang (dirimu sering memanggilnya Icang ajaib) di Twitternya yang berbunyi, “aku milih kelingan wae, rasah kelangan“.
Selamat jalan, Mas Hamid. Salam Hhe~ buat bidadari-bidadari di sana, ya!
Update Dari Obsat
Mas Hamid, hari ini Obsat-nya rame, mas. Yang datang temen-temen sampeyan semua. Sederhana, penuh keriaan, khas sampeyan sekali. Beberapa ada yang nangis, tapi katanya kalo nangis di acara ini didenda.
Saya dapat banyak cerita lagi, terutama soal kebaikan-kebaikanmu, sifat-sifatmu. Sebagai informasi, Obsat hari ini, 22 Mei 2015 adalah Obsat terakhir. Bukan, bukan karena dirimu, tapi karena memang kantor tempat penyelenggara Obsat akan pindah, tidak di Rumah Langsat lagi.