“Zam, uangnya nanti ditransfer lewat BCA, saja, ya?” suara klien melalui telepon setelah saya menyelesaikan pekerjaan yang dia berikan. “Waduh, saya nggak punya rekening BCA,” sahut saya. “Wah, bagaimana, ya? Kalo transfer antar bank nanti kena biaya cukup besar, loh”, kata klien saya lagi.
Itu cerita saya ketika belum punya rekening BCA. Proses transaksi sedikit terhambat dan seringkali uang hasil jerih payah terpotong demi membayar biaya transaksi antar bank. Karena pengalaman kurang menyenangkan itulah akhirnya saya pun memutuskan membuka rekening di BCA untuk memperlancar transaksi perbankan saya.
BCA sebagai bank swasta terbesar di Indonesia, memiliki jaringan layanan perbankan yang tak perlu diragukan lagi. Usia BCA yang kini mencapai 55 tahun menjadi bukti kualitas produk perbankannya. Bahkan bisa dibilang, BCA merupakan bank yang memiliki inovasi teknologi yang selalu menjadi pionir untuk solusi perbankan.
Alasan-alasan tersebut semakin mengukuhkan saya untuk membuka rekening Tahapan BCA. Proses pembukaan rekeningnya pun relatif mudah dan cepat. Hanya dengan membawa identitas diri dan uang setoran sebesar Rp500.000, kita pun langsung mendapatkan buku tabungan dan Paspor BCA yang mempunyai banyak fungsi.
Paspor BCA adalah kunci dari kemudahan transaksi perbankan saya sehari-hari. ATM BCA tentu menjadi kebutuhan pertama. Selain untuk menarik uang tunai, saya sering melakukan setoran tunai dan transaksi non-tunai, seperti membayar tagihan internet dan telepon, lewat ATM. Melalui ATM menurut saya lebih praktis karena tidak perlu mengisi formulir dan antre. Jaringannya yang luas membuat ATM BCA jug lebih mudah ditemukan.
Ketika berbelanja di supermarket atau minimarket, saya kerap menggunakan Debit BCA selama transaksi mencapai minimal Rp25.000. Mudah, praktis, dan tidak perlu ribet dengan kembalian. Selain itu, setiap transaksi selalu diminta untuk memasukkan PIN (Personal Identification Number) ke mesin EDC (Electronic Data Capture) sehingga transaksi menjadi lebih aman bila dibandingkan dengan pengesahan otorisasi menggunakan tanda tangan. Bila ada kesalahan, misal salah memasukkan angka transaksi, transaksi juga bisa dibatalkan.
Pengalaman lain adalah ketika saya bepergian ke Ciwidey, Bandung. Saat itu saya butuh uang tunai, namun mencari ATM cukup sulit. Untung ada minimarket yang mendukung Tunai BCA. Dengan berbelanja terlebih dulu minimal Rp25.000 saya kemudian bisa menarik uang tunai di kasir. Nasib saya pun terselamatkan!
Saat saya membeli kopi di salah satu kafe di daerah Melawai, saya melihat kartu Flazz yang dipajang bercorak kopi. Tertarik dengan desainnya, saya pun segera membeli kartu tersebut seharga Rp25.000 dan mengisinya dengan saldo yang cukup. Karena saat itu sedang ada promo, saya pun mendapat segelas kopi gratis karena telah membeli kartu Flazz.
Kartu Flazz sangat membantu transaksi saya. Selain cepat dan praktis, tidak ada saldo minimum untuk bertransaksi dengan Flazz. Mulai dari membayar biaya parkir hingga belanja bulanan, Flazz bisa digunakan dengan nyaman. Namun kita harus berhati-hati menyimpan kartu ini, karena Flazz tidak dilengkapi mekanisme otorisasi seperti ketika kita menggunakan Debit BCA, sehingga kalo hilang ya seperti kita kehilangan uang tunai..
Untuk membantu mengatur pengeluaran saya, saya pun menggunakan kartu Flazz sebagai kartu utama saya dalam berbelanja. Saya mengisi kartu Flazz saya sesuai dengan budget pengeluaran saya per bulan. Saya mengisinya dengan saldo maksimal Rp1.000.000 lalu mengisinya secara bertahap ketika hampir habis hingga mencapai kuota pengeluaran saya. Misal kuota belanja saya 2 juta rupiah per bulan berarti saya mengisi Flazz saya 2-3 kali, ketika saldo Flazz saya hampir habis.
Cara ini cukup efektif untuk mengerem kebiasaan saya berbelanja tanpa kendali. Ketika jatah pengeluaran di Flazz sudah hampir habis tapi belum mencapai akhir bulan, berarti bulan ini saya cukup boros. Sebaliknya, jika ternyata masih sisa cukup banyak, sisa uang ini bisa saya tabung kembali. Degan cara ini, uang saya di tabungan pun tidak terusik dan saya tetap bisa berinvestasi.
Pekerjaan saya sebagai web developer membuat internet menjadi kebutuhan pokok saya. KlikBCA menjadi jawaban ketika saya malas untuk berjalan ke bank atau ATM terdekat ketika hendak transfer uang, membayar tagihan-tagihan, dan transaksi perbankan lainnya.
Soal keamanan tak perlu khawatir, karena setiap transaksi di KlikBCA dibutuhkan sebuah Key BCA, yaitu sebuah alat yang menghasilkan sandi acak untuk memastikan otorisasi. Setiap transaksi akan menanyakan kode sandi baru yang hanya bisa dihasilkan oleh Key BCA yang telah terhubung dengan rekening kita.
KlikBCA dilindungi oleh sistem SSL (Secure Socket Layer) dengan metode enkripsi 128 bit yang telah terverifikasi, sehingga username, password, dan informasi sensitif lainnya sulit untuk dicuri ketika bertransaksi secara online.
BCA KlikPay menjadi jawaban saya ketika saya hendak berbelanja atau memesan tiket pesawat secara online. Layanan ini memberi kemudahan dan keamanan pembayaran ketika kita berbelanja di situs-situs merchant yang bekerja sama dengan BCA. Kalo ada beberapa situs belum tergabung dalam jaringan merchant BCA, bertransaksi menggunakan KlikBCA pun sudah cukup.
Layanan terakhir yang menjadi favorit saya adalah layanan perbankan BCA yang berbasis mobile, antara lain BCA by Phone, m-BCA, dan SMS BCA. Namun dari ketiganya, saya lebih sering menggunakan layanan m-BCA karena selain mudah diakses dengan menggunakan ponsel, sistem otorisasinya sama ketat dengan KlikBCA. Setiap transaksi pun lebih jelas terbaca sehingga tidak perlu khawatir mengalami kesalahan.
Saya berencana mengajukan aplikasi Kartu Kredit BCA demi semakin memudahkan layanan perbankan saya. Selain berbagai promo menarik yang ditawarkan jika bertransaksi menggunakan Kartu Kredit BCA, banyak keuntungan-keuntungan yang bisa didapat.
Misalnya saat bepergian di luar negeri, menggunakan Kartu Kredit BCA, kurs yang digunakan rendah. Juga ketika berbelanja secara online pada situs-situs luar negeri, dibutuhkan informasi kartu kredit untuk pembayaran. Selain itu Kartu Kredit BCA diterima luas di lebih dari 65.000 merchant, dengan lebih dari 800 cabang BCA di seluruh Indonesia.
Kartu Kredit BCA juga menyediakan layanan Cicilan BCA sehingga bila saya ingin membeli sesuatu namun budget saat itu belum mencukupi, saya bisa menyicil dengan bunga yang kompetitif dan jangka waktu cicilan yang fleksibel.
Namun di luar semua kemudahan transaksi dan solusi perbankan di atas, menabung dan berinvestasi adalah tujuan utama saya membuka rekening BCA. Tak bisa dipungkiri, menabung adalah salah satu cara untuk merencanakan masa depan. Beberapa layanan dan produk perbankan lain juga mulai saya lirik sebagai produk investasi demi menuju kebasan finansial, misalnya untuk beli rumah idaman lewat KPR, menyiapkan dana pendidikan anak jika saya sudah berkeluarga kelak, dan proteksi kesehatan dan asuransi jiwa.
Untuk tahu lebih lengkap tentang layanan, produk, dan solusi perbankan lainnya bisa dilihat di situs www.bca.co.id. Masih belum puas juga? Silakan hubungi Halo BCA di nomor 500 888 atau (021) 500 888 (dari ponsel GSM) atau email ke [email protected].
Transaksi mudah. Rekeningnya pun mudah untuk diblokir. http://adha.ms/p/425/rekening-bca-diblokir-sepihak/